Klikhijau.com – Peringatan Hari Sungai Internasional di prakarsai Komunitas Sarka Space bersama Ecoton, siswa pecinta alam SMA Bondowoso, Komunitas Mahasiswa Bondowoso, UPT Pengelolaan Sumberdaya air Wilayah Sungai Sampen Setail di Bondowoso, DLH Kabupaten Bondowoso dan DPRD Kabupaten Bondowoso menggelar aksi bersih-bersih Sungai Selokambang dan sosialisasi mikroplastik bersama 130 Orang penggiat lingkungan Kabupaten Bondowoso.
Dari hasil bersih-bersih terkumpul 33 sak seberat 619,95 kg sampah plastik yang didominasi dan dari kegiatan brand audit 6.997 lembar sampah plastik yang dikumpulkan diketahui jenis sampah tas kresek dan plastik sasetan yang mendominasi.
“Hasil brand audit menunjukkan dari 6997 lembar sampah plastik yang kami temukan, 51 persen adalah sampah tas kresek sedangkan saset kopi 14 persen,” ungkap Alaika Rahmatullah, lebih lanjut Koordinator Kampanye Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) itu menjelaskan bahwa dari 6997 lembar sampah yang dikumpulkan rinciannya adalah sebagai berikut :
- Tas kresek 51,4%,
- Saset kapal api 14,6% saset kecil sekali seduh,
- Snack kentang goreng PT Golden Leaves Jaya 4,7%,
- Wings (Mie Sedap, So Klin) 3,8%,
- Mayora (Milkis Roma) 2,8%,
- Bungkus Rokok Mild (Camel,HM Sampoerna) 2,3%,
- Nabati (0,9%) dan
- Lain-lain 0,5%
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkat kesadaran masyarakat tentang bahaya mikroplastik dan mengajak masyarakat untuk melakukan aksi nyata melalui kegiatan bersih-bersih sungai dan memilah sampah, serta mendorong kolaborasi antar komunitas, lembaga dan pemerintah dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Sampah yang terkumpul dari aksi nyata peserta di Sungai Selokambang, akan dikelola oleh kami sendiri yaitu Sarka Space, dan tidak berakhir di TPA,” jelas Tiara Sukma Wardani ketua panitia pelaksana Peringatan Hari Sungai Internasional
Bondowoso terancam mikroplastik
Kajian yang dilakukan Ecoton bersama dengan Sarka Space menunjukkan bahwa udara dan air sungai Selokambang kota Bondowoso telah terkontaminasi mikroplastik.
“Kajian kualitas udara dan kualitas air menunjukkan bahwa udara kota Bondowoso di Jalan HOS Cokroaminoto, Kademangan Kulon ditemukan mikroplastik sebanyak 7 partikel dalam dua jam, sedangkan kadar mikroplastik di Air Sungai Balekambang sebanyak 28 partikel per 10 liter” urai Rafika Aprilianti, lebih lanjut Kepala Laboratorium Mikroplastik Ecoton itu menjelaskan bahwa jenis mikroplastik di air terbanyak adalah jenis filament, yakni 16 partikel, fiber dengan 10 partikel, dan fragmen 2 partikel.
“Kami melakukan uji mikroplastik udara di dua lokasi di HOS Cokroaminoto dan di depan SMAN 1 Tenggarang dan menemukan 10 partikel yang terdiri dari fiber 2 partikel, film 5 partikel dan fragmen 3 partikel,” ungkapnya.
Keberadaan mikroplastik di air dan udara menjadi indicator tingginya volume sampah plastik yang tidak terkelola.
“Mikroplastik adalah serpihan atau remah-remah plastik berukuran kurang dari 5 mm yang bersumber dari plastik ukuran besar yang terpecah seperti tas kresek, Styrofoam, sedotan, plastik wadah makanan, tekstil,botol air minum dalam kemasan plastik dan mikroplastik primer seperti mikrobeads yang ada dalam produk komestik kecantikan seperti odol, scrub dan sabun,” tambah Rafika.
Lebih lanjut, Rafika juga menjelaskan bahwa mikroplastik saat ini telah ditemukan dalam ketuban ibu hamil dan dalam otak manusia sehingga apabila tidak dikendalikan kontaminasi mikroplastik pada lingkungan dampaknya akan menurunkan kualitas lingkungan ancaman kesehatan manusia.
Mikroplastik tersusun dari polimer sintetis yang mengikat bahan aditif beracun seperti ftalat dan bisfenol A, serta mampu menyerap logam berat atau pestisida di lingkungan. Ikatan kimia yang stabil dalam plastik membuatnya sulit terurai, sehingga senyawa berbahaya yang melekat bisa berpindah ke tubuh manusia dan mengganggu sistem imun maupun metabolisme.
Tiara menjelaskan, kegiatan peringatan Hari Sungai Sedunia ini diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat dan pemangku kepentingan untuk berkolaborasi menjaga kelestarian sungai, mengurangi plastik sekali pakai, serta menekan peredaran sachet yang menjadi salah satu penyumbang terbesar pencemaran di Bondowoso.
“Perlu aksi kecil dengan dampak besar berupa pemilahan sampah dari rumah,” imbaunya.
Empat permintaan
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bondowoso. yang dalam sambutannya menekankan makna sungai sebagai sumber kehidupan dan perlu upaya untuk menyelamatkan sungai.
“Salah satu tanda akhir zaman adalah kali ilang kedunge. Saat ini sungai-sungai sudah dangkal akibat sedimentasi dan sampah plastik padahal Sungai adalah lambang kesuburan dan sumber sari kehidupan. Kita perpanjang usia bumi dengan menjaga sungai tetap lestari,” ungkap Sinung Sudrajat Wakil Ketua DPRD Bondowoso.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bondowoso, Aries Agung Sungkowo mengungkapkan fakta Bondowoso setiap hari 60–65 ton sampah dibuang ke TPA, sementara luas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya sekitar 1,5 hektar. Untuk menjawab persoalan ini, Pemkab Bondowoso telah menerbitkan Surat Edaran Bupati Nomor 270 Tahun 2025 tentang Pengelolaan Sampah Secara Mandiri yang mewajibkan masyarakat mengelola sampahnya secara mandiri, sebagai turunan Perbup No.44 Tahun 2023 tentang Pengurangan Penggunaan Plastik.
Melalui kegiatan ini, Komunitas Sarka Space bersama dengan masyarakat Bondowoso meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bondowoso:
- Mendorong untuk memperbaiki tata kelola sampah dan pemerataan pelayanan fasilitas persampahan seperti memperbanyak TPS3R, dan sosialisasi pengurangan plastik sekali pakai secara massif sebagai implementasi Perbup No.44 Tahun 2023 tentang Pengurangan Plastik.
- Meminta produsen untuk bertanggung jawab dalam kebocoran sampah plastik di sungai sebagai langkah EPR (Extended Producer Responsibility) sesuai UU No.18 tahun 2008
- Pembentukan satgas khusus termasuk pelibatan pegiat lingkungan untuk sosialisasi secara massif, monitoring dan evaluasi dari peraturan pengurangan plastik sekali pakai di tingkat masyarakat.
- Mengawasi dan memberikan sanksi bagi pelaku usaha yang menggunakan plastik sekali pakai dan memberikan solusi alternatif berbasis zero waste dan berkelanjutan.