- Sosialisasi PKM BSF FARM URBAN: Pengelolaan Sampah Dapur Jadi Solusi Protein Hewani untuk Pertanian Perkotaan - 06/07/2025
- Anggota DPRD Sulsel Yeni Rahman Dorong “BSF FARM URBAN” di Makassar - 05/07/2025
- Ancaman Kekeringan di Tengah Hujan Lokal: IPB dan BMKG Soroti Fenomena Kemarau Basah - 04/07/2025
Klikhijau.com – Pernahkah terpikir seberapa banyak plastik yang sudah masuk ke tubuh kita? Jangan kaget! Ancaman mikroplastik kini semakin nyata.
Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, organisasi lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) hadir di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan untuk mengajak kita semua peduli.
Dalam pameran lingkungan yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), ECOTON menawarkan layanan swab kulit mikroplastik gratis dan edukasi gaya hidup zero waste yang jadi sorotan utama.
Kolaborasi apik antara ECOTON dan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) ini menghadirkan instalasi edukatif “Kran Plastik” yang mencolok.
Tujuannya jelas: membuka mata masyarakat tentang betapa bahayanya paparan mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari dan mendorong untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Diaz Hendropriyono, bahkan turut mendukung gerakan ini.
“Saya mendukung penuh gerakan Zero Waste, untuk menghindari paparan mikroplastik yang berpotensi bahayakan kesehatan,” ujarnya saat mengunjungi booth ECOTON.
Refill Keliling dan Perang Melawan Saset
Tak hanya soal mikroplastik, ECOTON juga membawa solusi konkret untuk mengurangi sampah, yaitu melalui program Refill Keliling (Refillin). Bekerja sama dengan komunitas Bike to Work (B2W), Refillin memperkenalkan konsep isi ulang produk tanpa saset.
Dengan tema “Ending Plastic Pollution”, kolaborasi ini mengajak kita beralih ke wadah guna ulang sebagai langkah nyata mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai.
Alaika Rahmatullah, Manajer Divisi Edukasi ECOTON, menekankan pentingnya perubahan perilaku.
“Perlu ada perubahan perilaku konsumsi dengan cara menghindari plastik sekali pakai termasuk sachet. Untuk menghindari kebocoran sampah plastik ke lingkungan, terlebih jika sampahnya terfragmentasi mikroplastik yang dampaknya dapat memicu gangguan hormon, kanker, dan penyumbatan pembuluh darah jika masuk ke tubuh manusia,” jelasnya.
Refillin bahkan tak segan berkeliling area pameran, menyapa pengunjung, dan memperkenalkan alternatif ramah lingkungan dari produk kemasan saset yang selama ini akrab di keseharian kita.
Jofani Ahmad, Koordinator Refilin, berharap besar pada gerakan ini.
“Saya sangat antusias mengikuti pameran ini karena memberikan ruang bagi konsep Refilin dikenal luas, khususnya di Jakarta. Jika masyarakat mulai menerapkan konsep refill, saya yakin penggunaan sachet akan menurun drastis, bahkan bisa mendorong produsen menghentikan produksinya,” ujarnya optimistis.
Pameran Hari Lingkungan Hidup 2025 ini bukan sekadar ajang kumpul-kumpul. Ini adalah momentum penting untuk meningkatkan kesadaran publik akan bahaya plastik, sekaligus mendorong kebijakan dan kebiasaan baru yang lebih berkelanjutan demi masa depan lingkungan yang lebih baik. Sudah siapkah Anda mengubah gaya hidup demi bumi yang lebih sehat?