Sampah di Lokasi Bencana Sulbar Menumpuk, Komunitas Laut Biru Turun Tangan, Aksinya Inspiratif!

oleh -328 kali dilihat
Sampah di Lokasi Bencana Sulbar Menumpuk, Komunitas Laut Biru Turun Tangan, Aksinya Inspiratif!
Aksi komunitas Laut Biru di Sulbar menangani sampah di wilayah bencana gempa Sulbar - Foto/Fb: Laut Biru

Klikhijau.com – Beberapa hari pasca terjadi bencana gempa di Majene Sulawesi Barat (Sulbar), ada masalah baru yang luput dari perhatian khalayak yakni sampah yang berserakan di mana-mana.

Hal ini dipantau langsung oleh Komunitas Laut Biru, sebuah komunitas peduli lingkungan dari Polewali Mandar Sulbar. Laut Biru sejauh ini memang concern pada aksi-aksi kampanye dan penanganan sampah plastik.

Pada awalnya mereka bergerak menjadi relawan dan menyalurkan bantuan ke lokasi bencana. Namun, mereka juga melihat adanya ancaman sampah di lokasi bencana yang perlu ditangani.

Sampah yang menumpuk dan berserakan tentu saja karena situasi darurat bencana, juga dampak dari aktivitas relawan dan massifnya bantuan logistik ke wilayah bencana di Majene dan Mamuju yang menyisakan sampah plastik.

“Beberapa hari lalu setelah kami menyalurkan logistik, kami melihat ada beberapa lokasi yang dipenuhi banyak sampah plastik. Di sana, sampah berserakan dan itu berasal dari para relawan ataupun orang-orang yang datang membawa logistik. Juga di tempat-tempat pengungsian yang tersebar di banyak tempat,” kata Muhammad Putra Ardiansyah, Ketua Komunitas Laut Biru.

KLIK INI:  Ada Apa dengan Sampah Plastik, Kenapa Tidak Boleh Dibakar?

Komunitas Laut Biru pun turun khusus menangani sampah yang terdesak dan menumpuk sejak Sabtu 23 Januari 2021. Mereka mendatangi beberapa titik yang menjadi tumpukan sampah. Terlihat jelas betapa sampah mulai menggunung di sana.

Melalui akun Facebook Laut Biru, mereka membagikan aksinya yang sedang memilah sampah. Mereka melaporkan bahwa tak banyak sampah yang bisa diselamatkan karena sebagian telah bercampur dengan sampah basah bahkan sudah membusuk.

Mereka berharap, semua pihak tetap memperhatikan masalah sampah agar tidak jadi masalah baru di kemudian hari.

Harapannya agar seluruh posko pengungsian kiranya bisa memisahkan sampah basah dan kering. Utamanya plastik agar lebih mudah dipilah dan lebih efektif penyortitannya. Demikian saran komunitas ini di akun Facebook mereka.

Sembari mereka juga bergerak menyalurkan bantuan ke warga terdampak bencana, komunitas ini juga aktif turun ke posko-posko pengungsian menangani sampah plastik. Mereka sadar bahwa personilnya sangat terbatas, karena itu mereka berharap ada kolaborasi dari komunitas lain untuk bersama-sama menangani sampah.

“Kami berharap, ke depan ada komunitas peduli lingkungan lainnya yang bergerak menangani sampah yang berserakan di wilayah bencana,” pesan Putra.

KLIK INI:  "Jumpa Berlian", Cara Pemkab Selayar Kampanye Kelola Sampah di HPSN 2023
Sampah dikonversi kembali menjadi logistik
sampah
Aksi seruan memilah sampah dari Komunitas Laut Biru

Uniknya, sampah-sampah plastik yang dikumpulkan di lokasi bencana, mereka angkut menggunakan mobil-mobil logistik yang sudah kosong muatannya ke Polman. Sampah tersebut kemudian ditimbang di Polman lalu dijual. Hasil penjualannya kemudian mereka manfaatkan kembali untuk membeli kebutuhan warga terdampak bencana di Sulbar.

“Sampah dari daerah bencana kami timbang dan jual, lalu akan kami konversi lagi menjadi logistik bantuan untuk para pengungsi,” kata Putra.

Komunitas laut biru sedang membangun komunikasi dengan posko-posko bencana yang bersedia memilah sampahnya. Jadi, mereka sisa berkoordinasi dan menjemput sampah di setiap posko agar lebih mudah.

“Kebanyakan orang tidak menyadari kalau sebenarnya sampah ini justru akan menjadi ancaman baru,” jelas Putra.

Begitu parahnya masalah sampah di kawasan bencana, Komunitas Laut Biru juga menemukan fakta adanya sampah-sampah yang terbuang bebas ke sungai.

Cek lokasi pembuangan sampah disalahsatu posko pengungsian di Polman. Sampah ini dibuang langsung ke bawah sungai, untung saja gak hujan. Untuk kedepannya kami dan team lainnya akan keliling posko sekitar Kec. Tinambung untuk menjemput sampah pengungsi yg sudah terpilah. Tulis komunitas ini di laman Facebooknya.

KLIK INI:  Mencegah Sampah Plastik ke Laut, Realistis atau Utopis?