Ada Apa dengan Sampah Plastik, Kenapa Tidak Boleh Dibakar?

oleh -2,403 kali dilihat
Ada Apa dengan Sampah Plastik, Kenapa Tidak Boleh Dibakar
Ilustrasi/foto-oomph
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Plastik menempatkan manusia pada posisi simalakama. Penggunaannya sulit dihindari. Telah jadi bagian dari gaya hidup.

Menggunakannya terus menerus akan melahirkan ancaman yang sangat serius—mencemari lingkungan dan meningkatkan risiko kesehatan lebih buruk.

Begitu selesai digunakan, apalagi jika Plastik Sekali Pakai (PSP) akan dibuang begitu saja. Hanya sedikit yang berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Sisanya bertebaran di lingkungan dan laut.

Karena itu pencemaran plastik sedang menjadi permasalahan bukan hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai negara.

KLIK INI:  Jokowi Tegaskan IKN Baru Ramah Lingkungan, Bisakah?

Sampah plastik bertebaran di lingkungan akan jadi masalah serius. Jika tidak diatasi bisa berakibat fatal. Di kampung-kampung cara tercepat menangani sampah plastik adalah membakarnya.

Cara ini dianggap paling gampang untuk mengurangi volume sampah. Namun rupanya membakar sampah plastik tidak disarankan. Sebab mengandung zat berbahaya.

Coba saja perhatikan jika ada plastik terbakar, asapnya hitam pekat dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Dari asap dan baunya saja bisa kita tahu jika di dalam kandungan plastik mengandung zat yang jahat.

Zat dalam plastik adalah gas rumah, zat dioksin dan furan. Zat ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia apabila terhirup dan bersarang dalam tubuh.

Gas rumah kaca atau karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran berdampak pada pemanasan global yang memicu perubahan iklim.

Sementara dioksin merupakan senyawa kimia yang jika masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan efek yang buruk.

Dioksin jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker, merusak sistem kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. WHO sudah menetapkan dioksin sebagai gas yang memicu kanker pada manusia.

KLIK INI:  Mengatur Hujan

Furan adalah sejenis senyawa kimia heterosiklik. Tidak berwarna, mudah terbakar dan menguap dengan titik didih mendekati suhu kamar, dan beracun. Furan ini yang kemungkinan besar membuatnya sangat mudah terbakar.

Zat dioksin dan furan sangat berbahaya bagi manusia. Ketika kedua zat ini masuk ke dalam tubuh mengakibatkan batuk, sesak napas, dan pusing.

Jadi, saat kita sedang asyik membakar sampah dengan tujuan agar lebih “sehat” karena lingkungan bersih. Sesungguhnya pada saat itu, bukan kesehatan yang didapatkan, tapi kita sedang menabung racun dalam tubuh.

Bisa dibakar asal

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan pembakaran plastik untuk bahan bakar industri membahayakan lingkungan jika dilakukan tidak sempurna. Plastik yang dibakar melepaskan zat berbahaya lain yang menempel pada mikroplastik.

Sebenarnya bisa saja dibakar dengan aman. Namun ada syaratnya, yakni membakarnya pada suhu di atas 600 derajat celsius.
Jika di bawah suhu 600 derajat maka zat dioksin tidak akan hilang. Sayangnya, pembakaran sampah yang dilakukan oleh masyarakat akan sulit mencapai suhu tersebut.

Karenanya, semakin banyak masyarakat membakar sampah maka polusi besar yang menyebabkan munculnya zat berbahaya semakin besar pula.

Untuk mendapatkan suhu pembakaran di atas 600 derajat celsius dibutuhkan alat khusus dan tidak sembarang orang bisa menggunakannya.

Jadi, setop membakar sampah plastik dan setop pula membuangnya di sembarang tempat. Dan hal yang paling baik adalah mengurangi penggunaan plastik, khususnya yang hanya sekali pakai.

KLIK INI:  Bahas Kerjasama, Bos PPLI Berkunjung ke Kantor PT Mitra Hijau Asia