Nostalgia Kantong Plastik, Berburu Hingga ke Comberan

oleh -494 kali dilihat
Nostalgia Kantong Plastik, Berburu Hingga ke Comberan
Kantong plastik, kehadirannya kian meresahkan/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Kehadiran kantong plastik yang mulai meresahkan. Sesungguhnya pernah menjadi barang langka yang diburu.

Saya termasuk salah satu yang punya kenangan berburu kantong plastik atau kresek. Dulu, kampung saya cukup terpencil. Kantong plastik termasuk barang langka yang patut dilindungi.

Karena kelangkaannya pula, setiap akan membuat layang-layang, yang bahannya selain bambu adalah kantong plastik. Saya harus berburu hingga ke comberan rumah warga.

Tahun itu, di kisaran tahun 90-an. Bagi anak kampung seperti saya, memperoleh satu kantong plastik untuk membuat layang-layang tak pernah mudah. Butuh perjuangan.

KLIK INI:  Matikan Lampu Sebelum Tidur Supaya Burung Juga Bisa Tidur

Jika pun beruntung menemukan kantong plastik, bisa dipastikan jika tidak robek pasti kotor, bahkan kadang berbau ikan.

Tak ada jalan lain, meski kotor atau robek harus diambil lalu disiasati, jika kotor akan dicuci, dan jika robek akan disiasati bagaimana bisa berguna bagi layangan.

Proses pengeringannya pun kadang harus dijaga, sebab jika tidak, bisa saja berpindah tangan, terpasang pada layang-layang anak-anak yang lain yang mengambilnya tanpa rasa bersalah.

Sejujurnya tak pernah terlintas di pikiran saya, dan barangkali teman-teman sepermainan saya dulu, jika di kemudian hari kantong plastik adalah masalah yang paling meresahkan.

Bahkan saking meresahkannya, banyak pemerintah daerah melarangnya, yang terbaru adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melarang penggunaan kantong plastik di ibu kota.

Hal itu diikuti pula oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim yang melarang penggunaan kemasan air berbahan plastik dan kantong plastik di lingkup Kemendikbud.

Padahal dulu, kantong plastik bagi kami, anak-anak kampung yang sering membuat layang-layang adalah barang yang memiliki nilai tak terhingga saking berharganya.

KLIK INI:  Juli 2021 Jadi Bulan Terpanas dalam 142 Tahun Terakhir

Karena kantong plastik pula, tak jarang saya mendapat amarah Ibu karena kantong kresek yang disimpannya saya ambil untuk dijadikan “pakian” layang-layang.

Pun tak jarang pula mendapat semprotan dari yang punya rumah jika berburu kantong plastik di kolong rumahnya.

Rumah-rumah yang biasanya menjadi sasaran berburu adalah orang yang terbilang ‘kaya’ di kampung. Mereka biasanya akan ke kota atau minimal ke pasar untuk berbelanja.

Jika pulang dari pasar atau kota, biasanya pula akan membawa belanjaan yang dibungkus kantong plastik, lalu kantongnya dibuang dan menjadi rejeki bagi yang patut disyukuri

Kantong plastik yang awalnya kotor akan menjelam jadi layang-layang yang bisa dipamer dengan bangga.

Lalu bergeser

Masa depan adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya hanya bisa ditebak, tak ada yang benar-benar pasti.

Seperti halnya kantong plastik yang dulu kami buru, sekarang ini berserakan di mana-mana. Tak perlu lagi ke comberan mencarinya, tak perlu lagi berburu.

Boleh dibilang ke mana pun kaki melangkah atau mata memandang bisa melihat kantong plastik. Pun anak-anak yang main layang-layang tak lagi seramai dulu.

Hanya saja , mereka yang bermain layang-layang tak perlu lagi berburu kantong plastik hingga ke comberan. Juga tak perlu mendengar kemarahan ibunya karena kantong plastiknya hilang

Kantong plastik kini bukan lagi kebanggaan memilikinya, tapi keresahan yang terus diperangi  agar hilang dari muka Bumi ini.

KLIK INI:  Perihal Fenomena Ikan Hiu yang Bermunculan Pasca Banjir di Sentani, Begini Penjelasan Ahli!