Felix Finkbeiner, Remaja yang Menanam 150 Pohon untuk Setiap Orang di Bumi

oleh -1,203 kali dilihat
Felix Finkbeiner
Felix Finkbeiner, remaja yang menanam 150 Pohon untuk setiap orang di bumi/foto-ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Namanya Felix Finkbeiner. Dia masih sangat muda dan mengenakan kacamata ala Harry Potter. Dia lahir 8 Oktober 1998 di Kota Uffing am Staffelsee, daerah bagian selatan Munich, Jerman.

Bertahun-tahun lalu, ketika Finkbeiner masih berusia sembilan tahun, dia memutuskan untuk melawan perubahan iklim dengan menanam satu juta pohon.

Saat sedang mengerjakan tugas sekolah dasar, Felix meneliti bagaimana perubahan iklim mengancam beruang kutub, hewan favoritnya. Ketika menelusuri tulisan-tulisan di Google, ia menemukan banyak kisah tentang aktivis Kenya, Wangari Maathai.

Perempuan Kenya ini sangat gigih mengampanyekan pemulihkan tanah tandus yang pohonnya telah habis ditebang. Selama lebih dari 30 tahun, Wangari Maathai berhasil menanam 30 juta pohon di Afrika dan memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 2004.

KLIK INI: Baik Ditiru, Traveler Cantik Ini Berbagi 7 Tips Ramah Lingkungan Saat Berwisata Alam

“Saya menyadari ini bukan tentang beruang kutub, ini tentang menyelamatkan manusia,” kata Felix dalam sebuah wawancara telepon dari Inggris, seperti dikutip dari nationalgeographic.com.

Felix kemudian menulis laporan tentang pohon dan menjadi perbincangan. Di akhir tulisannya itu, Felix memberikan tantangan untuk menanam satu juta pohon di negara asalnya, Jerman. Sebagai awal dari niatnya itu, Felix memulai menanam pohon pertama di dekat pintu masuk sekolahnya.

Dari sanalah kisah Felix bermula. Misi penanaman satu juta pohon ini kemudian menjadi sangat menarik bagi media dunia hingga menyebar luas.

Pada tahun 2011, tepat diusianya yang ke 13, Felix menghadiri konferensi PBB di New York sekaligus menjadi pembicara. Saat itu, di Jerman telah berhasil menanam pohon ke-sejuta.

Tahun 2017, Plant for the Planet, sebuah organisasi lingkungan yang dia dirikan, telah berhasil menanam lebih dari 14 miliar pohon di lebih dari 130 negara. Berkat kerjasama dengan Billion Tree campaign PBB, organisasi ini juga mendorong misi penanaman bertambah menjadi satu triliun pohon — 150 pohon untuk setiap orang di Bumi.

Selain itu, Plant for the Planet juga mendorong penghitungan pohon global berskala ilmiah pertama, yang membantu NASA dalam penelitian tentang kemampuan hutan menyimpan karbon dioksida dan potensinya untuk melindungi bumi dengan lebih baik.

Dalam banyak hal, Felix melakukannya dengan lebih baik dari aktivis lainnya untuk merekrut kaum muda ke dalam gerakan ini. Plant-for-the-Planet memiliki puluhan ribu “climate justice ambassadors,” yang telah diberi pelatihan untuk menjadi aktivis lingkungan di komunitas asal mereka. Kebanyakan dari mereka berusia antara 9 sampai 12 tahun.

KLIK INI: Selain Cantik, Begini Gaya Hidup Hijau Mahasiswi Ini yang Membuat Anda Penasaran Dengannya

“Felix adalah kombinasi dari inspirasi dan artikulatif. Banyak orang yang pandai dalam hal itu tetapi Felix sangat pandai dalam keduanya,” kata Thomas Crowther, seorang ahli ekologi.

Aji Piper, seorang pemerhati lingkungan hidup di Amerika Serikat mengatakan bahwa Felix sangat menginspirasi banyak orang termasuk dirinya.

“Saya tahu dia (Felix) seorang legendaris. Kami melihat dia sedang berpidato. Dia sangat muda. Sangat mengesankan. Saya termotivasi mencapai prestasi seperti itu,” kata Piper, “duta besar” pohon berusia 15 tahun di Seattle yang bertemu Finkbeiner pada tahun 2015. Piper menganggap Felix Finkbeiner sebagai panutan.

Berbicara di sebuah konferensi Urban Future, Felix Finkbeiner memiliki jawaban bagi yang masih meragukan pentingnya mengantisipasi perubahan iklim.

“Jika kita mengakui para ilmuwan lalu kita melakukan sesuatu dan dalam 20 tahun kita mengetahui bahwa mereka salah, kita tidak melakukan kesalahan. Tetapi jika kita mengikuti orang-orang yang skeptis dan dalam 20 tahun mengetahui bahwa mereka salah, maka akan terlambat untuk menyelamatkan masa depan kita.”

***

Menulis ini, saya memikirkan betapa pedulinya mereka terhadap alam. Lalu, pertanyaan sederhana ini muncul. “Apa yang sudah kita lakukan untuk menjaga alam di sekitarmu?”

Mulailah dari hal-hal kecil, karena itu bisa membawa dampak yang besar.(ik)