PLTMH Dikelola Baik, Warga Dusun Balantieng di Pelosok Sinjai Kini Terang Benderang

oleh -227 kali dilihat
Energi Baru Terbarukan di Desa, Paradoks dalam Kepingan Harapan
Suasana rumah warga di Dusun Balantieng Desa Bonto Tengnga Sinjai Borong - Foto/Ist

Klikhijau.com – Warga dusun Balantieng Desa Bonto Tengnga, Sinjai Borong Kabupaten Sinjai yang letaknya sangat terpencil sudah setengah dekade menikmati listrik berkat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

Sejak berdiri pada 2016 lalu, PLTMH Balantieng dengan kapasitas 45 KW ini telah menyuplai listrik pada 57 rumah di Dusun Balantieng dan di Desa Batu Belerang.

Kesuksesan ini tidak terlepas dari kerja keras operator dan pengelolanya yang juga merupakan pemuda dusun Balantieng. Mereka adalah kakak beradik, Muhammad Nur (28) dan adiknya bernama Sudirman (26).

“Sejauh ini tidak ada kendala berarti. Kerusakan kecil bisa kami tangani. Listrik dapat dimanfaatkan warga selama 24 jam. Dusun kami kini terang benderang,” kata Sudirman, saat diwawancarai 8 Agustus 2020 lalu.

Menurut Sudirman, jaringan listrik dapat berjalan baik karena Tim Pengelola dapat melakukan perawatan secara baik.

KLIK INI:  Dinilai Tetap Eksploitasi Batubara, 'Green Initiatives' Adaro Dipertanyakan

Satu-satunya kendala teknis yang dirasakan pengelola PLTMH Balantieng saat ini adalah kesadaran masyarakat yang masih minim untuk disiplin membayar iuran.

“Masih ada beberapa warga yang terlambat membayar. Di satu sisi kami memaklumi karena ada beberapa warga yang pendapatan ekonominya tergantung pada hasil panen kebunnya,” kata Sudirman.

Meski ada kendala teknis di lapangan, pihak operator tetap bekerja dengan baik. Hal ini diapresiasi oleh Kepala Desa Bontotengnga, Kaswan Mahmud.

Menurut Kaswan, operator PLTMH menjalankan tugasnya sepenuh hati sebagai pengabdian.

KLIK INI:  Kebakaran Kembali Terjadi di Lereng Gunung Sumbing, Penyebab Belum Diketahui

“Kalau berhitung upah, tentu sangat tidak layak. Tetapi, saya salut karena mereka (operator) benar-benar mengabdi sepenuh hati,” ucapnya.

Sebagai catatan, biaya operasional dan gaji pengelola berasal dari iuran warga hanya sebesar Rp 25.000 sebulan. Jadi, kalau dikalkulasi dengan jumlah pelanggan, hanya terkumpul dana sekitar Rp.1.425.000.

Uang tersebut digunakan untuk perawatan, gaji operator dan pengelola yang terdiri dari 5 orang. Menurut pengakuan Sudirman, ia dan adiknya mendapat upah antara Rp.400 ribu hingga Rp. 500 ribu atau sekitar Rp 250 ribua-an per orang setiap bulan.

Rencana ke depan

Agar PLTMH Balantieng dapat berkelanjutan, pihak pemerintah desa sedang memikirkan untuk mengambil alih pengelolaannya.

KLIK INI:  Potensi Desa Gambut di Hari Keanekaragaman Hayati

“Kami berencana mengelola PLTMH ini di bawah naungan BUMDES agar bisa lebih baik,” kata Kaswan Mahmud.

Sejauh ini, pengelolaannya memang diserahkan sepenuhnya pada warga dusun. Upaya memperbaiki tata kelola dianggap penting untuk menjaga keberlanjutannya.

Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Perdagangan Perindustrian dan ESDM Kabupaten Sinjai, Ir. Idham mengatakan, ke depan pihaknya akan mendorong PLTMH Balantieng agar lebih mandiri lagi.

“Kita akan mendorong ke depannya agar aset tersebut diserahkan kepada desa sebagai aset desa. Sekarang ini kan, statusnya masih aset Pemda. Kalau sudah jadi aset desa, tentu bisa lebih profesional dan mandiri,” jelas Idham.

Akhir tahun ini, Pemerintah Desa Bonto Tengnga akan meresmikan tempat wisata terbaru yakni kolam renang di atas gunung. Rencananya, semua fasilitas listrik di kawasan wisata ini nantinya akan memakai jaringan listrik PLTMH.

“Saya tidak mau memakai jaringan PLN. Saya akan memberdayakan PLTMH Balantieng,” tegas Kaswan Mahmud.

KLIK INI:  Gunung Rinjani Dibuka Lagi Awal April 2019, Pendaki Wajib Mematuhi Ketentuan Baru Ini!