Nasib Jakarta Saat Ibukota Pindah Ke Kalimantan Timur

oleh -739 kali dilihat
Nasib Jakarta Saat Ibukota Pindah Ke Kalimantan Timur
Ilustrasi vecteezy

Klikhijau.com – Pemerintah telah menetapkan pemindahan ibukota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim). Lokasi baru ibukota berada di dua kabupaten, yaitu Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Lahan sekitar 180 ribu hektar telah disiapkan.

Dua kabupaten ini dipilih karena risiko bencana seperti banjir, gempa bumi, tsunami, dan kebakaran hutan kecil. Letaknya yang berada di tengah kepulauan Indonesia juga disebut sebagai kawasan yang strategis.

Terkait pemindahan ini, provinsi DKI Jakarta akan tetap menjadi pusaran ekonomi. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan jika pembangunan Jakarta akan terus berlanjut.

Anies berkomitmen menjadikan Jakarta sebagai simpul perekonomian global. Jakarta akan berperan sebagai kota bisnis dan keuangan yang skalanya regional dan internasional.

Anies menyebut rencana pembangunan Jakarta sebagai urban generation. Yaitu pembangunan Jakarta dari berbagai sisi khususnya fasilitas umum, transportasi, pemerataan air bersih, hingga sosial, ekonomi, dan budaya.

KLIK INI:  Perihal Pemindahan Ibukota, Begini Tanggapan Politikus dan Aktivis Lingkungan!

Tahap pembangunan Jakarta sendiri dibagi menjadi tiga fase, yaitu 2019-2022, 2022-2025, dan 2025-2030. Target pembangunan selesai tahun 2020, dengan dana sebesar Rp571 triliun dianggarkan untuk Pemprov Jakarta.

Meski begitu, terkait Jakarta sebagai pusat bisnis dan perdagangan juga harus jelas konsepnya. Jika tidak, diramalkan nantinya malah Jakarta menjadi kota yang redup.

Dilansir dari Tribunnews, nasib lain yang akan menimpa Jakata adalah dicabutnya status Daerah Khusus Ibukota. Plt. Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Akmal Malik menjelaskan, nantinya Jakarta menjai daerah khusus perekonomian. Jakarta juga memiliki peluang menjadi daerah otonomi khusus.

“Bukan DKI lagi, mungkin daerah khusus mantan ibu kota, bisa jadi, hehehe. Bisa jadi daerah khusus untuk pertumbuhan ekonomi bisa jadi, pusat bisnis bisa jadi,” kata Akmal di Kantor Kemendagri, Selasa, 27 Agustus 2019.

Kaltim akan menjadi pusat pemerintahan tanpa embel-embel sebagai area megapolitan. Kaltim ini nantinya bertindak sebagaimana Washhington DC bagi Amerika Serikat, sedangkan Jakarta berperan sebagai New York-nya.

KLIK INI:  Mendebarkan, Indonesia Terancam Kekeringan karena Kemarau Panjang?
Aktivitas Warga dan Polusi

Jakarta menempati Pulau Jawa. Total penduduk pulau ini jumlahnya 54 persen atau sekitar 150 juta dari total penduduk Indonesia.

Pulau Jawa khususnya Jakarta dinilai terlalu berat menanggung beban. Sebab bertindak sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa. Bahkan sempat diisukan Jakarta akan tenggelam.

Mengutip DW Indonesia via Detik, warga Jakarta bernama Hani (29) mengaku keputusan pemerintah memindahkan ibukota tidak akan mengganggu jalannya aktivitas warga Jakarta. Jakarta bagi Hani sudah tidak mampu lagi menambah para pendatang. Di mana setiap hari bertambah dan mobilitasnya tinggi.

Pemindahan ibukota membuat penduduk Jakarta akan berkurang. Syafruddin selaku Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) mengatakan, setidaknya 800 ribu Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan pindah dari Jakarta menuju Kaltim.

Meski begitu, Leornard Simanjuntak, Kepala Greenpeace Indonesia mengatakan kekhawatirannya pula. Utamanya terkait masalah polusi udara di Jakarta berasal dari sektor transportasi. Juga dari PLTU dengan bahan bakar batu bara di sekeliling Jakarta.

Ia khawatir akan menciptakan masalah di lingkungan ibukota baru. Apalagi pemerintah masih tetap keukeuh membangun PLTU batu bara di beberapa lokasi Kalimantan Timur.

“Jika nanti sumber energi ibu kota baru masih mengandalkan batu bara seperti saat ini di Jakarta, maka jangan harap ibu kota baru akan bebas dari polusi udara,” kata Leonard.

KLIK INI:  Hari Bumi Dirayakan Secara Virtual di Tengah Pandemi Covid-19