Laut Indonesia Berkubang Sampah, Jepang Turun Tangan

oleh -787 kali dilihat
Laut Indonesia Berkubang Sampah, Jepang Turun Tangan
Ilustrasi laut penuh sampah/foto-Poskota News
Irhyl R Makkatutu

Indonesia dikepung laut, laut dikepung sampah

Klikhijau.com –  Keberadaan sampah plastik di laut semakin sulit dikendalikan. Pelakunya tentu saja manusia yang merasa nyaman membuang sampah sembarangan.

Akibatnya Ekosistem dan hewan laut pun menjadi terganggu. Indonesia yang dikepung lautan luas, kini mencemaskan sebab tercemar sampah plastik.

Banyak upaya dilakukan untuk mengatasi sampah plastik yang menghuni lautan. Salah satunya dan terbaru Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bekerja sama dengan Jepang melakukan pelatihan.

KLIK INI:  Begini Strategi Khusus Kemenhub Atasi Beban Sampah Plastik di Laut!

Tujuan dari pelatihan tersebut untuk dapat memantau sampah-sampah plastik mikro yang ada di laut. Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengatakan negara sakura itu akan memberikan pelatihan tidak saja pada peneliti Indonesia, tetapi juga Vietnam, Laos dan lain-lain.

Menurut Luhut,  Indonesia dinilai berada di depan dalam dalam penanganan sampah plastik dan mereka mengapresiasi hal tersebut.

“Sampah ini kan tidak semua dari kita, banyak juga dari tempat lain. Karena ini sekarang menjadi kerja sama global, yang dianggap Indonesia itu leading,” ujar ungkap Luhut, Selasa, 2 Juli lalu.

Luhut mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, untuk tidak membuang sampah sembarangan. Terutama tidak membuang sampah ke laut.

Indonesia harus bersih

Menurutnya, gerakan tersebut sangat sederhana, namun sulit untuk diterapkan, dan akan berdampak sangat besar kepada seluruh sektor strategis di Indonesia. Bahkan yang terburuk masalah sampah plastik ini juga bisa mengakibatkan stunting.

KLIK INI:  Komunitas Laut Biru dan 5 Pesan Cinta untuk Kelestarian Kawasan Pesisir

“Bantu sebarkan kepada masyarakat. Ayo, kita disiplin mengenai sampah. Jangan kita sembarangan buang, karena Indonesia harus bersih. Memang kelihatannya sederhana, tapi ini dampaknya bagi kesehatan, dampak pada ekonomi, dampak pada pariwisata, ini menjadi isu yang sentral,” kata Luhut.

Pada kerjasama tersebut, Jepang akan memfasilitasi bagaimana cara memantau sampah plastik mikro, yaitu sampah plastik yang sudah terurai menjadi sangat kecil di laut.

Standar untuk melakukan monitoring ini adalah standar internasional. Jadinya nantinya, kata Safri, akan ada standar memantau sampah plastik mikro yang sama. Pelatihannya sendiri akan dilakukan mulai Agustus hingga September 2019 di Jepang.

Tidak hanya sampah plastik mikro saja. Sampah plastik biasa pun akan dijadikan sampel atau contoh untuk kemudian dipantau sumber sampahnya.

Dengan mengetahui sumber sampah itu, pemerintah akan memperkuat regulasi agar kelak semua pihak – misalnya, kapal nelayan atau kapal wisata – untuk tidak membuang sampah lagi ke lautan.

KLIK INI:  Kepala P3E Suma Ungkap 2 Isu Kontemporer Pengelolaan Kelautan dan Perikanan