Koalisi Kopi, Konsolidasi Komunitas Orang Muda NTT Untuk Aksi Iklim

oleh -389 kali dilihat
Koalisi Kopi, Konsolidasi Komunitas Orang Muda NTT Untuk Aksi Iklim
Kegiatan presentasi kelompok pada lokakarya 'Gotog Royong Untuk Flobamora" foto: ist

Klikhijau.com – Koalisi KOPI (Kolaborasi Orang-muda atas Perubahan Iklim) mengajak orang-orang muda Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk beraksi iklim lewat lokakarya “Gotong Royong Untuk Flobamora” yang dilaksanakan di Wisma St. Fransiskus, Desa Detusoko Barat, Kabupaten Ende, NTT, 29 April 2022.

Lokakarya ini mengajak 64 komunitas dari 12 daerah, yang bergerak di berbagai isu atau sektor, tidak hanya lingkungan, tapi ada juga seni budaya, pendidikan, anak, hingga gender. Tujuannya untuk membangun jaringan antar komunitas agar semakin banyak orang lagi yang peduli dan bergerak melakukan aksi iklim lebih masif di NTT.

Christian Natalie perwakilan Koalisi KOPI menjelaskan, sebelum adanya proses konsolidasi ini, Koalisi KOPI telah melakukan survey dan pemetaan terhadap 134 perwakilan komunitas anak muda NTT yaitu di Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor, Kota Kupang, Kab. Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Sumba Timur.

“Pemetaan tentang aktivitas, cakupan jejaring, pengelolaan komunitas serta apa saja kebutuhan mereka. Sehingga lokakarya ini adalah tindak lanjutnya dengan mempertemukan dan mengkonsolidasikan 64 komunitas diantaranya. Mari dukung aksi-aksinya,” jelasnya.

KLIK INI:  Penutupan Taman Nasional, Cara Bijak Lindungi Kera Besar dari Covid-19

Dikatakannya, agenda lokakarya berlangsung selama 25-28 April 2022, kegiatan diawali dengan penguatan kapasitas kelompok, berbagai kegiatan fasilitasi, pembuatan visi 5 tahun dan rencana aksi bersama ke depan, penyusunan protokol koordinasi dan komunikasi, serta penyusunan linimasa aksi dan pemetaan kebutuhan dukungan.

Ia menambahkan, konsolidasi ditutup melalui komitmen melalui manifesto yang ditandatangani bersama. Adapun visi bersama jaringan komunitas orang muda NTT adalah terwujudnya gotong royong komunitas di NTT untuk mengatasi krisis iklim demi bumi pulih dan kemanusiaan, melalui kolaborasi antar komunitas, baik itu pendanaan maupun aksi yang mencakup penguatan kapasitas, acara atau festival publik, kampanye digital, dan penguatan basis produksi komunitas.

Sementara itu, Arti Indallah perwakilan dari Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (HIVOS) menerangkan bahwa komunitas-komunitas yang hadir diproses konsolidasi ini sudah memiliki inisiatifnya masing-masing, dengan adanya manifesto bersama tersebut dapat menjadi penjait diantara inisiatif yang telah terbentuk sehingga teman-teman ini kerjanya lebih terarah dan bisa lebih menyatukan kekuatan untuk mencapai visi di manifesto tersebut.

Selain itu, lanjut dia,  manifesto ini dapat menjadi sebuah ajakan bersama bagi komunitas lain di NTT untuk beraksi bersama dalam mengurangi dampak krisis iklim di NTT.

KLIK INI:  Meresahkan dan Cemari Lingkungan Aktivitas Tambang di Takalar Disetop

Ia menjelaskan, Analisa laporan dari The Global Carbon Project menyebutkan bahwa Indonesia berada dalam daftar 10 besar negara penghasil emisi karbon di dunia. Krisis iklim telah memberi dampak yang besar pada manusia dan lingkungan diberbagai sektor mulai dari pangan, tanah, air, energi, hingga pendidikan, ekonomi, budaya, dan gender.

Selanjutnya Ia memaparkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2019 menyebutkan bahwa 7 dari 10 bencana terjadi akibat dari krisis iklim atau disebut juga dengan bencana hidrometeorologi.

“Krisis iklim yang dihadapi juga menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem badai siklon tropis Seroja di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2021 lalu, yang dimana kejadian tersebut memicu terjadinya bencana banjir bandang, gelombang pasang, dan longsor,” paparnya.

Hal senada disampaikan Ferdinandus Watu Kepala Desa Detusoko Barat, yang turut serta dalam kegiatan dan menyambut baik adanya konsolidasi komunitas di wilayahnya. Ferdinandus menerangkan,  bahwa embrio yang sudah terbentuk nantinya dapat disebarkan tidak hanya terbatas pada komunitas ataupun kelompok lingkungan tertentu, tetapi dapat disebarluaskan terhadap kelompok lainnya di NTT, hal inilah yang menjadi keunikan dari konsolidasi ini.

KLIK INI:  Menyesap 7 Puisi Beraroma Kopi dari M Yulanmar

“Gotong royong antar komunitas tersebut dapat melahirkan sebuah aksi bersama, sesuai dengan filosofi yang ada yakni semangat matahari terbit berawal dari timur, harapannya bagaimana suara dari timur ini dapat menghasilkan mutiara-mutiara hijau yang berasal dari Detusoko, kemudian untuk NTT dan untuk Indonesia.” tutupnya.

Sekilas Tentang Koalisi KOPI

Koalisi KOPI diinisiasi oleh Perkumpulan Hutan Itu Indonesia (HII) dan Perkumpulan Terasmitra (TM) yang mendapat dukungan pelaksanaan program bersama HIVOS dalam program “Suara untuk Perubahan Iklim” (Voices for Climate Action/ VCA)  yang diselenggarakan di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga tahun 2025.

Fokus program Koalisi Kopi adalah menumbuhkan rasa cinta anak muda dalam basis pergerakan di NTT untuk hutan indonesia dengan mempopulerkan isu perlindungan hutan melalui berbagai kegiatan kampanye dengan cara baru yang tidak biasa. Sebuah pendekatan yang membawa pesan positif, kreatif, dan menyenangkan hingga mengikuti tren sambil memperkuat narasi perlindungan hutan dengan aksi nyata sebagai aksi iklim; dan menjaring pelibatan lebih banyak mitra untuk berkolaborasi dalam mencapai tujuan kampanye.

KLIK INI:  Dihantui Kanker Esofagus Karena Sering Seruput Kopi Panas, Klik Penjelasan Ini!