Kenapa Makassar Selalu Banjir? Ini Penyebab dan Solusinya!

oleh -32 kali dilihat
Kecemasan di Negeri tanpa Narasi Sadar Lingkungan Banjir
Banjir Makassar/Foto-Akmal

 

Klikhijau.com – Banjir di Kota Makassar sudah menjadi masalah tahunan yang meresahkan masyarakat. Setiap kali hujan deras mengguyur, berbagai titik di kota ini terendam air, menghambat aktivitas warga dan menimbulkan kerugian material.

Maka dari itu, warga di Kota Makassar bertanya-tanya tentang kenapa setiap musim hujan, Makassar selalu kebanjiran? apakah banjir ini semata-mata akibat cuaca ekstrem, atau ada faktor lain yang memperburuk situasi? Lalu, apa kira-kira solusi untuk mengatasi banjir di Makassar?

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya mewawancarai 10 mahasiswa yang juga mengalami keresahan terhadap banjir di Kota Makassar.

Dari 10 mahasiswa, ditemukan beberapa pandangan yang menarik berupa:

KLIK INI:  Alla', Tempat Favorit Membuang Sampah
  •  4 mahasiswa menekankan pentingnya perbaikan sistem drainase dan pembangunan infrastruktur penahan banjir seperti tanggul dan bendungan.
  •  3 mahasiswa percaya bahwa edukasi dan sosialisasi ke masyarakat soal pengelolaan sampah dan kesadaran lingkungan adalah solusi utama.
  •  2 mahasiswa menyoroti perlunya daerah resapan air dan pembatasan pembangunan di kawasan rawan banjir.
  •  1 mahasiswa menganggap bahwa banjir adalah tanggung jawab pemerintah dan sudah diatur dalam regulasi.

Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa menilai solusi banjir harus mencakup perbaikan drainase, edukasi masyarakat, serta pelestarian daerah resapan air agar dampaknya bisa dikurangi.

KLIK INI:  22 Januari, Hari Pejalan Kaki Nasional, Sejarah dan Link Twibbon

Hasil dari wawancara ini juga sejalan dengan berbagai studi dan berita terkait banjir di Makassar. Banjir di Kota Makassar bukan sekadar fenomena musiman, tetapi masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ada beberapa penyebab utama yang berkontribusi terhadap banjir di kota ini, mulai dari:

  1. Buruknya Sistem Drainase Kota

Banyak sistem drainase di Makassar yang masih belum memadai atau mengalami penyumbatan akibat sedimentasi dan sampah. Di beberapa wilayah seperti Kecamatan Manggala, Panakkukang, dan Tamalanrea, drainase yang ada tidak mampu menampung curah hujan yang tinggi.

Selain itu, banyak saluran air yang tersumbat akibat sampah rumah tangga dan limbah plastik yang dibuang sembarangan oleh warga, terutama di sekitar Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang. Akibatnya, saat hujan deras turun, air tidak dapat mengalir dengan lancar dan akhirnya meluap ke jalan dan pemukiman penduduk.

KLIK INI:  Saatnya Bergerak Bersama Kelola Sampah Organik Jadi Kompos
  1. Berkurangnya Daerah Resapan Air

Pertumbuhan kota yang pesat menyebabkan banyak lahan hijau beralih fungsi menjadi kawasan permukiman dan pusat perbelanjaan. Di wilayah seperti Kecamatan Rappocini dan Biringkanaya, pembangunan yang masif menyebabkan air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah, sehingga langsung mengalir ke jalan dan saluran air yang kapasitasnya terbatas.

Penelitian Universitas Hasanuddin juga menunjukkan bahwa perkembangan Kota Makassar yang pesat berkontribusi terhadap berkurangnya daerah resapan air yang tentunya meningkatkan risiko banjir.

  1. Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem

Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa intensitas hujan di Makassar meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pola hujan yang lebih ekstrem menyebabkan air turun dalam jumlah besar dalam waktu singkat, yang memperparah risiko banjir.

KLIK INI:  Mengatur Hujan
  1. Kurangnya Kesadaran Masyarakat tentang Pengelolaan Sampah

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah menjadi penyebab utama banjir di Makassar. Banyak warga masih membuang sampah sembarangan ke selokan dan sungai, menyebabkan penyumbatan aliran air. Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar mencatat produksi sampah mencapai 7.374,5 ton per bulan, sementara TPA Antang juga sudah kelebihan kapasitas. Situasi ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih parah.

  1. Meluasnya Permukiman di tepi Sungai

Beberapa wilayah di Makassar, seperti contohnya di sepanjang Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang, mengalami peningkatan jumlah permukiman liar di bantaran sungai. Tanpa sistem sanitasi dan drainase yang baik, air hujan tidak memiliki jalur pembuangan yang efektif, sehingga menyebabkan genangan dan banjir di daerah sekitar. keberadaan permukiman di sepanjang aliran Sungai Jeneberang dan Sungai Tallo, meningkatkan risiko banjir akibat meluapnya air sungai.

Beberapa penyebab yang relevan terhadap situasi banjir di Kota Makassar. Lalu, bagaimana solusi untuk mengatasi risiko terjadinya banjir?

KLIK INI:  Geliat Positif dari Bank Sampah 'Butta Barakka' SD Inpres Pannara Makassar
Solusi Untuk Mengatasi Banjir di Makassar

Berdasarkan wawancara dan data pendukung, berikut beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk mengurangi banjir di Kota Makassar:

  1. Perbaikan dan pemeliharaan sistem drainase: Pemerintah perlu melakukan normalisasi dan pelebaran saluran drainase di daerah rawan banjir serta memastikan pemeliharaan yang rutin.
  2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan: Kampanye tentang pengelolaan sampah harus lebih sering dilakukan, terutama di daerah yang rawan terjadi penyumbatan. Penerapan program bank sampah dan edukasi tentang daur ulang bisa menjadi langkah efektif untuk mengurangi volume sampah yang mencemari saluran air.
  3. Menambah ruang hijau dan sumur resapan : Pemerintah harus mengalokasikan lebih banyak ruang untuk taman kota dan daerah resapan air agar air hujan bisa terserap dengan baik. Selain itu, penghijauan di lingkungan pemukiman, seperti menanam pohon dan membuat biopori.
  4. Penerapan sanksi tegas bagi pembuang sampah sembarangan : Peraturan yang ada harus ditegakkan agar masyarakat lebih disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sistem denda atau kerja sosial bagi pelanggar bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan kota.
  5. Menerapkan sistem peringatan dini dan manajemen risiko banjir : BMKG dan pemerintah daerah harus lebih aktif dalam memberikan peringatan dini kepada masyarakat agar mereka lebih siap menghadapi potensi banjir. Selain itu, perencanaan pembangunan kota yang lebih ramah lingkungan harus menjadi prioritas untuk jangka panjang.
KLIK INI:  Perihal Polusi Nutrisi, Sumber, Dampak, dan Upaya mengatasinya

Dari wawancara dengan 10 mahasiswa dan analisis berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa banjir di Makassar terjadi akibat buruknya sistem drainase, berkurangnya area resapan, perubahan iklim, dan kurangnya kesadaran masyarakat.

Oleh karena itu, solusinya harus mencakup perbaikan drainase, edukasi masyarakat, serta pelestarian daerah resapan air agar dampaknya bisa dikurangi. Namun, mengatasi banjir bukan tugas satu pihak saja.

Pemerintah perlu menjalankan kebijakan pengelolaan lingkungan yang lebih ketat, sementara masyarakat harus berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan mendukung inisiatif gerakan hijau di kota mereka. Intinya kesadaran kolektif dan tindakan nyata adalah kunci utama untuk menciptakan Makassar yang lebih tangguh terhadap bencana banjir.

Jika setiap orang mulai peduli terhadap kebersihan lingkungan dan penggunaan ruang terbuka hijau, maka dampak banjir bisa diminimalisir.

Jadi, ayo mulai dari diri sendiri dulu! Jangan membuang sampah sembarangan. Dari kesadaran individu, kita bisa membuat Makassar lebih aman dari banjir!

KLIK INI:  Penampakan Sampah di Kanal Kota, Inikah Wajah Kita?