Tanpa Disadari, Ini Dampak Lingkungan dari ‘Charger’ yang Tak Dicabut!

oleh -55 kali dilihat
Tanpa Disadari, Ini Dampak Lingkungan dari ‘Charger’ yang Tak Dicabut!
'Charger" yang tak dicabut, kebiasaan buruk yang perlu ditinggalkan - Foto: Syam
M Nur Syamsi Salhan

Klikhijau.com – Apakah Anda sering lupa mencabut charger setelah digunakan? Kebiasaan ini bukan hanya membuang listrik, tetapi juga berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan. Tampak sepele, tetapi efeknya cukup signifikan dalam jangka panjang.

Meskipun perangkat sudah terisi penuh atau tidak terhubung ke ponsel, charger yang tetap tertancap di stopkontak tetap mengonsumsi listrik. Fenomena ini disebut “phantom energy” atau “standby power” Istilah tersebut merujuk pada konsumsi listrik yang terjadi ketika perangkat elektronik dalam keadaan mati atau tidak aktif tetapi tetap terhubung ke sumber listrik.

Menurut penelitian Lawrence Berkeley National Laboratory (2012), peralatan elektronik yang tetap terhubung ke listrik dapat menyumbang hingga 10% dari total konsumsi listrik rumah tangga.

Bayangkan berapa banyak energi yang terbuang jika kebiasaan ini dilakukan oleh jutaan orang di dunia! Energi yang terbuang ini tidak hanya meningkatkan tagihan listrik, tetapi juga menambah beban pada pembangkit listrik yang sebagian besar masih bergantung pada bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak.

KLIK INI:  UE Putuskan Pengurangan Penggunaan Pestisida Tahun 2030

Pemicu Emisi

Untuk diketahui penggunaan energi fosil pada pembangkit listrik menghasilkan emisi karbon dioksida (CO₂) yang berkontribusi besar pada pemanasan global dan perubahan iklim. Berdasarkan data International Energy Agency (IEA, 2021), sekitar 40% emisi karbon dioksida (CO₂) global berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Setiap kilowatt listrik yang terbuang turut menambah jumlah emisi yang pada akhirnya memperburuk pemanasan global. Dengan mengurangi konsumsi energi, kita juga mengurangi kebutuhan akan pembangkit listrik baru yang sering kali dibangun dengan mengorbankan lingkungan alam.

Selain itu, penghematan energi ini dapat memberikan dampak positif pada stabilitas jaringan listrik, terutama di daerah yang sering mengalami pemadaman listrik akibat beban berlebih. Dengan mencabut charger, kita tidak hanya menghemat energi, tetapi juga membantu menjaga kestabilan pasokan listrik di lingkungan sekitar.

Selain pemborosan energi, membiarkan charger terus terhubung ke listrik dapat menyebabkan panas berlebih dan merusak komponennya. Hal ini tidak hanya membuat charger lebih cepat rusak, tetapi juga menambah limbah elektronik (e-waste).

Berdasar data dari United Nations University, pada tahun 2019, dunia menghasilkan 53,6 juta ton limbah elektronik, dan hanya 17,4% yang didaur ulang secara resmi (UNU, 2020).

KLIK INI:  Melirik Manfaat Kulit Buah Nanas yang Sering Terbuang Percuma

Ancaman limbah elektronik

Limbah elektronik adalah masalah lingkungan serius karena mengandung bahan beracun seperti timbal dan merkuri yang mencemari tanah dan air. Tidak hanya itu, proses pembuangan limbah elektronik yang tidak ramah lingkungan dapat mencemari ekosistem dan membahayakan kesehatan manusia.

Menurut World Health Organization (WHO), paparan bahan kimia beracun dari limbah elektronik dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, termasuk kerusakan sistem saraf dan ginjal (WHO, 2021).

Charger yang rusak atau tidak terpakai sering kali berakhir sebagai limbah elektronik di tempat pembuangan sampah. Bahkan, dalam beberapa kasus, limbah ini diekspor ke negara berkembang tanpa sistem pengelolaan yang baik. Proses pembuangan yang tidak ramah lingkungan dapat mencemari ekosistem dan membahayakan kesehatan manusia.

Tidak hanya itu, limbah elektronik yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari air tanah dan tanah, yang pada akhirnya memengaruhi rantai makanan dan kesehatan manusia secara keseluruhan. Bahan kimia beracun yang terkandung dalam limbah elektronik dapat terakumulasi dalam tubuh manusia melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi, menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti kanker, gangguan reproduksi, dan penurunan fungsi kognitif.

Sebagai tambahan, perlu diingat bahwa charger yang terus terhubung ke listrik juga dapat meningkatkan risiko kebakaran. Panas yang dihasilkan oleh charger yang terus bekerja dapat menyebabkan korsleting, terutama jika kabel atau komponen charger sudah usang atau rusak.

Risiko ini semakin tinggi jika charger yang digunakan adalah produk berkualitas rendah atau tidak memenuhi standar keamanan. Oleh karena itu, mencabut charger tidak hanya menghemat energi dan melindungi lingkungan, tetapi juga menjaga keamanan rumah dan keluarga kita.

Kebiasaan kecil seperti mencabut charger setelah digunakan mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya sangat besar bagi lingkungan dan kehidupan kita. Dengan mencabut charger, kita tidak hanya menghemat energi dan mengurangi tagihan listrik, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Mulai sekarang, biasakan untuk mencabut charger setelah digunakan. Ingat, perubahan besar selalu dimulai dari kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap hari.

Sahabat Hijau, segera tinggalkan kebiasaan buruk saat men-charger handphone kamu yah!

KLIK INI:  Catat, Ini 5 Kebijakan Ekonomi Biru yang Jadi Agenda Prioritas Indonesia