Hutan Muda dan Kontribusi Besarnya dalam Menyerap Karbon

oleh -515 kali dilihat
Ilustrasi hutan
Ilustrasi hutan/foto-PortalHijau.Com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Jika lautan adalah penyerap karbon terbesar di planet ini, maka hutan juga memiliki kontribusi besar.

Sebuah studi baru oleh University of Birmingham di Inggris telah mengungkapkan bahwa lebih dari setengah karbon yang tersimpan di hutan dunia terletak di daerah dengan pohon-pohon yang relatif muda.

Pepohonan yang berusia di bawah 140 tahun, biasanya tumbuh kembali di tanah yang sebelumnya ditebang untuk tujuan pertanian atau oleh gangguan alam seperti kebakaran.

KLIK INI:  Ekofeminisme, Tentang Relasi Gender dan Kehutanan

Studi ini dipublikasikan dalam Proceeding National Academy of Sciences. Muncul setelah sebuah studi berbasis data satelit NASA belum lama ini yang memperlihatkan bagaimana program penanaman pohon oleh Tiongkok yang ambisius dan pertanian intensif berkontribusi setidaknya 25 persen dari ekspansi dedaunan sejak abad baru.

Para peneliti memeriksa jumlah penyerapan karbon oleh kawasan hutan yang sudah mapan antara tahun 2001 hingga 2010 dan membandingkannya dengan wilayah hutan yang lebih muda.

Hasil pemelitian mereka mengungkapkan bahwa usia muda pohon adalah salah satu pendorong utama penyerapan karbon mereka. Efek usia menyumbang sekitar 25 persen dari total karbon dioksida yang diserap hutan.

Para peneliti juga menemukan, penyerapan karbon yang didorong oleh usia ini utamanya terjadi di hutan lintang tengah dan tinggi, bukan di daerah tropis. Hutan-hutan ini termasuk area pertumbuhan kembali hutan di Amerika Serikat bagian timur, Kanada, Rusia, dan Eropa.

KLIK INI:  Jaga Fungsi Hutan, Solusi Cegah Bencana Banjir

Selain itu, Studi tersebut tak hanya menyoroti soal peran penting hutan dalam memerangi perubahan iklim, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang berapa banyak karbon yang bisa diserap oleh hutan lebih muda di masa yang akan datang.

Jumlah karbon dioksida yang dapat diserap oleh hutan adalah jumlah yang terbatas. Konsekuensi logisnya, pada akhirnya program reboisasi hanya akan efektif jika kita secara bersamaan bekerja untuk mengurangi emisi kita.

Selama ini hutan tropis yang lebat, dengan kanopi yang tinggi dan subur, dianggap penyerap karbon terestrial yang paling penting di dunia. Berarti mereka menyerap lebih banyak karbon daripada melepaskannya.

Namun, sebuah studi tahun 2017 menemukan hutan tropis, dari Kongo hingga Indonesia, sebetulnya merupakan penghasil karbon bersih.

KLIK INI:  Ini Upaya KLHK dan Kementerian ESDM Percepat Reklamasi Hutan dan Rehabilitasi DAS

Hutan dan tanaman menyimpan karbon dioksida untuk menghasilkan energi. Namun, ketika tanaman menggugurkan daunnya atau mati, mikroba tanah bekerja untuk menguraikan bahan organik, dan sebagian besar karbon dilepaskan kembali ke atmosfer. Ini adalah bagian alami dari siklus karbon global.

Pelepasan ini juga bisa melalui proses alami seperti respirasi tanaman, kekeringan, dan kebakaran hutan, sekaligus emisi dari aktivitas manusia seperti deforestasi.

Saat ini hutan hujan tropis hanya mencakup sekitar dua persen dari Bumi. Namun, sekitar separuh dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan ada di hutan hujan. Hutan hujan ada di setiap benua kecuali Antartika.

KLIK INI:  TORA dan PS untuk Rakyat Sejahtera dan Hutan Lestari