Generasi Milenial, Aset Potensial sebagai Agen Lingkungan

oleh -79 kali dilihat
Generasi Milenial, Aset Potensial sebagai Agen Lingkungan
Peserta Festival Generasi Muda Cinta Lingkungan/foto-Dok KLHK
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Generasi muda sebagai aset yang potensial sebagai agen lingkungan. Karena generasi muda memiliki peran yang penting dalam mendukung pelestarian lingkungan dan kehutanan.

Menyadari hal itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mendorong perubahan paradigma di kalangan untuk mencintai lingkungan dengan turut menjaga kebersihan.

Salah satunya dengan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian generasi muda (milenial) untuk menanam pohon, mengurangi sampah plastik, memilah sampah dari sumbernya, serta menjaga kelestarian lingkungan.

“Kewajiban kita semua, bersama-sama, bekerja sama dan berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan hidup kita yang lebih baik lagi,” ujar Wakil Menteri LHK Alue Dohong, saat membuka Festival Generasi Muda Cinta Lingkungan, di Jakarta, Selasa, 12 November 2019.

KLIK INI:  Program Electrifying Agriculture PT PLN (Persero) Untungkan Sektor Agrikultur

Festival yang dilaksanakan pada Selasa – Jumat, 12 – 15 November 2019 di Plaza Ir. Soedjono Soerjo dan Arboretum Ir. Lukito Daryadi di Kompleks Manggala Wanabakti, Jakarta.

Peserta Festival ini adalah pelajar SMA se-Jabodetabek, dan menghadirkan narasumber pakar yang berkompeten serta influencers/penggiat isu lingkungan hidup dan kehutanan.

“Sebagai generasi muda, dengan perkembangan teknologi dan media sosial yang pesat, adik-adik bisa jadi agent of change, pelopor generasi muda cinta lingkungan hidup,” ujar Wamen Alue Dohong di hadapan para siswa yang hadir dari SMA 8 Jakarta, SMA 70 Jakarta, SMA 37 Jakarta, dan SMA 3 Jakarta.

Pohon mempunyai roh

Tema rangkaian Festival Generasi Muda Cinta Lingkungan hari pertama yaitu Ayo Menanam Pohon. Wamen Alue Dohong menuturkan bahwa pohon itu mempunyai roh atau jiwa.

“Kalau adik-adik menanam atau menjaga pohon, anggaplah pohon itu sebagai pasangan hidup. Perlakukan dia dengan ramah, dijaga, dirawat setiap hari,” tuturnya.

KLIK INI:  Divonis Bersalah Kasus Karhutla, Siti: Justru Pak Jokowi yang Membenahi

Lebih lanjut, Wamen Alue Dohong menyampaikan masing-masing peserta akan mendapat oleh-oleh bibit pohon untuk ditanam di sekolah atau di rumah.

“Tanamlah dengan penuh perasaan. Pohonnya kasih nama kalian, foto pohonnya, kasih titik koordinatnya, tampilkan di media sosial, berikan keterangan bahwa inilah pohon kesayanganku yang akan aku pelihara nanti sampai dia tumbuh. Nanti setelah kalian lulus, bahkan bekerja, kunjungi pohonnya setahun sekali misalnya. Tanamkan dalam diri dan jiwa untuk bangga menanam pohon,” pesan Alue Dohong.

Wamen Alue Dohong menegaskan aspek penyadaran yang harus kita bangun bersama kembali.

“Kita masing-masing secara individu berkontribusi di dalam menjaga dan memelihara lingkungan hidup, terutama para siswa ini. Kalian bisa menjadi duta menanam pohon, duta sampah, duta mengurangi emisi, dan seterusnya,” pesannya.

KLIK INI:  Indonesia Menyongsong Era Kehutanan Pasca Kayu