Klikhijau.com – Buah delima bukan sekadar buah. Banyak manfaat kesehatan yang dikandungnya. Satu diantaranya, dapat mencegah dan mengobati penyakit Alzheimer.
Alzheimer merupakan penyakit otak yang menyebabkan menurunnya daya ingat, kemampuan berpikir, dan berbicara, serta perubahan perilaku.
Gangguan neurodegeneratif progresif ini mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, mengikis memori dan fungsi kognitif seiring berjalannya waktu.
Dampak Alzheimer pada pasien dan keluarga mereka sangat besar, sering kali menyebabkan hilangnya kemandirian dan tekanan emosional yang parah.
Penyakit ini diprediksi akan semakin menanjak pada tahun 2050 mendatang. Karenanya, agar prediksi itu meleset, maka perlu ada antisipasi sejak dini.
Telah banyak penelitian mengenai penyakit ini, termasuk rekomendasi obat untuk penyakit ini. namun, semuanya masih dalam zona abu-abu.
Sementara pilihan terapi hanya menawarkan efektivitas yang terbatas. Hal ini mendorong kebutuhan mendesak akan pendekatan inovatif dan pengobatan alternatif.
Sebuah penelitian terobosan yang dipimpin oleh Universitas Kopenhagen menyerukan pentingnya mengeksplorasi farmasi alam dalam melawan salah satu penyakit paling melemahkan saat ini.
Hasil penelitian Universitas Kopenhagen itu menemukan bahwa otak dapat ditingkatkan secara signifikan dalam hal daya ingat dan pengobatan dengan zat alami yang ditemukan dalam buah delima, stroberi, dan kenari.
Penelitian yang di di jurnal Alzheimer & Demensia tersebut menjadi angin segar, sebab pengobatan potensial dari buah-buahan biasa, seperti buah delima, membawa harapan baru bagi penyakit yang penuh tantangan.
Para peneliti telah melihat hasil yang menggembirakan dalam perawatan otot dan sekarang merencanakan uji coba pada manusia untuk penyakit Alzheimer.
Penelitian ini menandai langkah maju yang signifikan dalam perjuangan melawan Alzheimer, menawarkan harapan baru melalui kekuatan bahan alami.
Penemuan potensi manfaat urolithin A menggarisbawahi sifat terapeutik luar biasa yang ditemukan dalam buah delima, menyoroti pentingnya manfaat tersebut lebih dari sekadar nutrisi.
Ketika para peneliti terus mengeksplorasi dosis optimal dan efek jangka panjang, penyertaan senyawa yang berasal dari buah delima dalam strategi pencegahan dan terapeutik dapat merevolusi pendekatan kami dalam mengelola penyakit Alzheimer.
Penemuan yang menjanjikan
Dilansir dari Earth, buah delima mengandung nutrisi yang kaya dan sifat antioksidan. Buah ini telah diidentifikasi sebagai sumber urolithin A. Senyawa ini menjanjikan dalam meningkatkan daya ingat dan mengurangi gejala penyakit Alzheimer.
“Studi kami pada model tikus dengan penyakit Alzheimer menunjukkan bahwa urolithin A, zat alami dalam buah delima , dapat meringankan masalah ingatan dan konsekuensi lain dari demensia,” kata Vilhelm Bohr, seorang profesor di Departemen Kedokteran Seluler dan Molekuler di Universitas Kopenhagen.
Profesor Bohr, yang sebelumnya mengetuai Institut Nasional Penuaan AS, mencatat bahwa penemuan ini menjanjikan untuk menangani demensia– suatu kondisi yang sangat sulit diobati. Hasil positif dari penelitian ini membuka jalan baru untuk uji klinis pada manusia.
Penelitian sebelumnya oleh tim mengidentifikasi nicotinamide riboside (suplemen NAD) sebagai pemain kunci dalam memerangi penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Molekul ini membantu menghilangkan mitokondria yang rusak dari otak.
“Banyak pasien dengan penyakit neurodegeneratif mengalami disfungsi mitokondria, yang dikenal sebagai mitofag, yang menghambat kemampuan otak untuk menghilangkan mitokondria yang lemah. Merangsang proses mitofag untuk menghilangkan mitokondria yang lemah ini memberikan hasil yang sangat positif,” jelas Profesor Bohr.
Para peneliti menemukan bahwa urolithin A, mirip dengan suplemen NAD, secara efektif menghilangkan mitokondria yang lemah dari otak, sehingga meningkatkan fungsi otak.
Dosis pasti urolithin A yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya ingat dan meringankan gejala Alzheimer masih belum pasti.
“Kami belum bisa menentukan dosis pasti yang dibutuhkan, tapi kemungkinan dosisnya lebih dari yang diberikan oleh satu buah delima sehari. Untungnya, urolithin A tersedia dalam bentuk pil, dan kami sedang berupaya mengidentifikasi dosis yang tepat,” kata Bohr.
Para ahli juga menjajaki potensi urolithin A sebagai tindakan pencegahan. Mereka mencatat keuntungan menggunakan bahan alami karena berkurangnya risiko efek samping.
“Studi mengenai suplementasi NAD tidak menunjukkan efek samping yang serius, dan meskipun pengetahuan kita tentang urolithin A terbatas, uji klinis awal pada penyakit otot telah efektif. Langkah kami selanjutnya adalah mengeksplorasi dampaknya terhadap penyakit Alzheimer,” kata Profesor Bohr.
“Jika kita ingin menganjurkan konsumsi sesuatu untuk menurunkan risiko Alzheimer, hal tersebut harus bebas dari efek samping yang signifikan,” tutup Profesor Bohr.
Dari Earth