- Perempuan Kajang, Terpilih Pimpin AMAN Sulsel Bawa Semangat ‘Lambusu’ ke Garda Depan Perjuangan Adat - 01/11/2025
- Elaborasi Budaya, Festival Pinisi XV Pamer Warisan Dunia - 24/10/2025
- ”Petualangan Ara dan Ari”: Karya 3 Perempuan Bulukumba Angkat Filosofi Pinisi, Diluncurkan di Event Nasional - 23/10/2025
Klikhijau.com – Kompleks Masjid Nurul Bakti Ilahi Antang Kota Makassar, dipenuhi suasana semangat baru yang terpotret dari wajah para perempuan yang memperlihatkan rasa kaingintahuan yang mendalam dari kegiatan yang mendorong resiliensi ekologis bertajuk ‘Pelatihan Pengolahan Lingkungan Berbasis Warga, Upaya Menjaga Keseimbangan Ekologis’.
Senin pagi 20 Oktober 2025, menjelang siang yang cerah sengatan matahari yang secara satuan derajat celcius seminggu terakhir menempati angka rata-rata 32 derajat, bukan sekadar panas tapi juga menjadi alarm betapa perubahan suhu memicu kekhawatiran dengan perubahan iklim yang kian serius dengan dampak buruk yang menggerayangi multisektor
Langkah kolektif Klikhijau yang mendesain kegiatan pelatihan dengan model popular menjangkau multipihak hingga ke Lorong-lorong menjadi satu Langkah konkret yang mendorong Teknologi Tepat Guna (TTG) yang partisipatif berbasis warga dengan memanfaatkan berbagai bahan alami, memadukan Citizen Based Solution (solusi berbasis warga) dan Nature Based Solution (solusi berbasis alam).
Proaktif peserta dalam pengolahan berbagai bahan alami hingga sampah organik tertuang dalam suasana pelatihan yang dipandu oleh Nurhaji Madjid, Tim Research and Development Klikhijau, mengorkestrasi pelatihan yang dimulai dari pengolahan daun kelor menjadi tepung, kapsul, teh dan kue puding.
Menyeka pemahaman lama tentang olahan daun kelor yang terpatok hanya dibuat sayur, olahannya menyimpan banyak manfaat, terutama dalam bentuk serbuk daun, merupakan solusi nutrisi yang sangat potensial untuk mengatasi masalah defisiensi dan meningkatkan status gizi masyarakat global.
Tanaman yang dijuluki miracle plant atau the tree of life ini unggul karena kaya akan nutrisi penting, termasuk protein dengan spektrum 9 asam amino esensial yang lengkap, bahkan memiliki rasio protein paling tinggi dibandingkan tanaman lain di dunia.
Kelor disebut sebagai salah satui tanaman yang mampu menjawab berbagai persoalan untuk kebutuhan kesehatan, secara kuantitatif, kelor dapat memberikan kandungan kalsium 17 kali lebih tinggi dari susu, protein 9 kali lebih tinggi dari yoghurt, zat besi 25 kali lebih tinggi dari bayam, dan Vitamin A 10 kali lebih besar dari wortel.
Selain itu, daun kelor mengandung antioksidan kuat seperti Vitamin C dan E, serta karotenoid dan fitokimia lain, yang berperan sebagai penangkal radikal bebas dan berkontribusi dalam menjaga sistem imun tubuh.
Dengan nilai kalori yang rendah dan kemampuannya menyediakan mineral penting seperti kalsium dan zat besi dalam jumlah tinggi, olahan kelor sangat ideal dijadikan suplemen makanan, khususnya bagi anak-anak untuk mengatasi malnutrisi hingga stunting dan juga bagi ibu hamil atau menyusui.
Selanjutnya diikuti pembuatan sabun padat dari minyak jelantah, Pembuatan asam amino (kecap ikan) dan Biochar dari bambu. Biochar yang memiliki urgensi yang kritis sebagai solusi multifungsi. Lahan perkotaan sering kali terbatas, terdegradasi, atau menggunakan media tanam yang cepat kehilangan unsur hara dan air, yang mana merupakan masalah utama yang dihadapi pertanian modern.
Aji sapaan Akrab Nurhaji Madjid, menerangkan secara ilmiah yang menyertakan modul pembelajaran, bahwa biochar yang dihasilkan melalui proses pirolisis biomassa (bambu), berfungsi sebagai penyerap karbon jangka panjang (carbon sink) dan pembenah tanah yang kuat.
“Ia mampu secara signifikan meningkatkan kapasitas retensi air dan struktur tanah, yang sangat penting untuk urban farming yang seringkali terpapar panas tinggi dan membutuhkan frekuensi penyiraman yang efisien. Selain itu, biochar meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), memungkinkan tanah menahan hara lebih lama dan menjadi rumah bagi mikroba bermanfaat, sehingga mendukung sistem hara tertutup dan menekan ketergantungan pada pupuk kimiam,” jelasnya dalam menyampaikan materi.
Dengan demikian, biochar tidak hanya mengoptimalkan produktivitas di lahan marginal perkotaan, tetapi juga secara konkret mewujudkan ekonomi sirkular dengan mengubah limbah biomassa menjadi sumber daya bernilai tinggi dan berkontribusi pada resiliensi ekosistem.
Gerakan yang tak sekadar pelatihan namun juga sebagai gerakan yang menuangkan makna filofis, dari teknologi pengomposan dua tahap (anaerob-aerob) ini berakar pada prinsip ekologi mendasar, tidak ada limbah dalam alam. Sistem ini merefleksikan rekonsiliasi manusia dengan alam, mengubah residu organik menjadi kehidupan baru dan melambangkan transformasi sosial-ekologis.
Secara esensi, proses ini adalah miniatur biosfer, di mana mikroba bertindak sebagai arsitek yang memecah struktur kompleks menjadi unsur sederhana (karbon, nitrogen, fosfor) untuk diserap kembali oleh tanah.
Nurhaji menetikberatkan bahwaa biochar hadir sebagai “penjaga keseimbangan” yang menyimpan ion dan menahan stabilitas pH, mewujudkan konsep ecological reciprocity. Filosofi ini juga ia sebutkan yang menekankan etika lingkungan modern di mana knowledge must return to its community, memastikan inovasi tidak berhenti di akademik tetapi menjadi manfaat nyata bagi masyarakat, sehingga tercipta ekonomi sirkular yang regeneratif, bukan sekadar teknologi, melainkan gerakan sosial ekologis.
Pengurus masjid, Irma, menyampaikan terimakasih yang mendalam atas kolaborasi ini, ia menyebutkan kita memiliki visi dan misi yang sama untuk menjaga keseimbangan ekologis. Melalui kegiatan hari ini itu terintegrasi dengan apa yang menjadi kebutuhan dasar di tempat yang bersebelahan dengan masjid.
“Kami di sini punya budidaya ikan bioflok, tanaman pertanian yang sangat terbantu dengan adanya dukungan dari kolaborasi ini, tentu kami berharap ini berkelanjutan,” sambungnya.
Sebaagai bentuk keseriusannya, ia telah membagi peran dan penanggungjawab, yang menangani perikanan, kompos termasuk melanjutkan dari hasil kegiatan yakni olahan daun kelor.
Salah seorang Warga sekaligus pengembang perumahan Cluster Berlian Permai Antang, Putu, menyampaikan hal selaras, dirinya terkesan dengan suasana pelatihan yang begitu cair, memberikan gambaran yang cukup jelas, namun dirinya menantang Klikhijau untuk tidak datang hanya sekali ini.
“Pelatihan ini sangat berguna untuk warga dan lingkungan, sehingga kita ingin pelatihan ini berkesinambungan, tidak hanya sekali ini karena sangat disayangkan setelah kembali, ilmu yang didapatkan tadi tidak diterapkan,” ujar Putu dengan nada yang menyirat pesan untuk dilakukan pendampingan berkelanjutan, disambut sorak penegasan dari peserta bahwa hal tersebut sangat penting.
Ia mengemukakan bahwa warga sekitar cukup aktif terlibat dengan UMKM sehingga dengan kehadiran tim Klikhijau menjadi penguatan baru, ia pun mengajak warga untuk terbuka dengan pengetahuan dan Kerjasama yang ada.
“Kalau bisa dilanjutkan hingga menjadi UMKM,” tegas Putu, penuh harap.
Hal itu disambut optimis oleh Direktur Klikhijau, Anis Kurniawan yang menyatakan kesiapannya untuk melakukan pendampingan secara berkelanjutan.
Langkah ini menjadi harapan, kolaborasi, dan tanggung jawab, mewujudkan Makassar yang ingin menjadi lebih hijau, dan warga yang siap menjadi pahlawan ekologis di pekarangan rumah mereka sendiri. Hal ini juga menjadi seruan terbuka untuk bergabung dalam sebuah kisah nyata, di mana manusia dan alam bekerja sama demi masa depan yang seimbang.








