Antusias Warga Desa Panakkukang Gowa Olah Minyak Jelantah Jadi Sabun dan Lilin

oleh -54 kali dilihat
Antusias Warga Desa Panakukkang Gowa Olah Minyak Jelantah Jadi Sabun dan Lilin
Antusias warga Desa Panakkukang belajar olah limbah Jelantah - Foto: Ist

Klikhijau.com – Puluhan warga Desa Panakkukang Kecamatan Pallangga Gowa belajar mengolah minyak jelantah jadi sabun dan lilin aromateraphi, Sabtu 11 Oktober 2025.

Kegiatan ini digelar Pemerintah Desa Panakkukang Kecamatan Palangga berkerja sama dengan komunitas Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Panakkukang.

Kegiatan ini digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Selama ini limbah minyak hanya dibuang ke lingkungan dan berpotensi menimbulkan pencemaran.

Kepala Desa Panakkukang, Saifuddin mengapresiasi antusiasme warga dalam mengikuti program edukasi pengelolaan minyak limbah bekas.

Dalam sambutannya, ia menuturkan pentingnya keterlibatan ibu-ibu rumah tangga dalam mengolah limbah rumah tangga.

“Luar biasa antusias ibu-ibu hari ini. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong kepedulian lingkungan warga agar memiliki pemahaman dalam mengolah limbah jelantah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi,” katanya.

Saifuddin menambahkan program ini adalah program baru bagi Masyarakat di desanya. Ia berterima kasih atas partisipasi warganya belajar mengolah limbah jelantah.

“Selain memberikan manfaat secara ekonomis diharapkan program ini juga mampu menanggulangi kerusakan lingkungan akibat dari limbah ini, karena limbah ini bisa merusak pada ekosistem tanah, yang dimana pembvuangan ini bisa langsung terurai kalua hanya langsung di buang saja,” tuturnya.

KLIK INI:  Terinspirasi dari Mentawai, Begini Rencana KBT Memanfaatkan Potensi Bambu di Maros

Saifuddin berharap program ini selain bermanfaat dalam nilai ekonomis juga diharapkan mampu mengresidusi angka kerusakan ekosistem  lingkungan yang diakibatkan oleh pembuangan limbah minyak bekas pakai.

“Dengan demikian, kami berharap para peserta dapat mengaplikasikannya di rumah masing-masing sebagai bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar desa dan terus dilakukan setiap ada minyak sisa yang tidak terpakai,” ungkapnya.

Hadir sebagai Narasumber pada kegiatan ini adalah Nurhaji Madjid (Research and Sustainabilty Program Klikhijau). Nurhaji tidak hanya memberi gambaran teoritik yang lengkap, ia juga langsung memandu peserta praktik pengolahan jelantah menjadi sabun dan lilin aroma teraphi.

“Ini momen terbaik untuk membagikan praktik baik di masyarakat. Tentu, kami apresiasi pula atensi Pemerintah Desa dan pihak lainnya yang menggelar pelatihan ini. Kita tahu, jika tidak dikelola dengan baik, limbah minyak jelantah akan jadi ancaman serius di masyarakat,” tuturnya.

Respon Positif dari Tenaga Pendamping

Selain warga desa dan pengurus PKK Desa Panakkukang, hadir pula Juniarty dan Desy Ayu selaku  TPP (Tenaga Pendamping Profesional)  Desa di Kecamatan Palangga.

“Kebanyakan dari ibu rumah tangga, laki-laki ada 3 orang itupun mereka juga memiliki posisi sebagai kepala dusun. Diharapkan mereka yang ikut serta dalam program ini bisa menyampaikan kepada Masyarakat yang lain akan pentingnya pengelolaan minyak jelantah pada kehidupan sehari-hari,” kata Juniarty.

Menurut Juniarty, hampir tiap tahun mereka mendapat kesempatan mendampingi masyarakat dalam menjalankan program program yang berkaitan dengan pemberdayaan lingkungan.  Sebelumnya ada program mengenai proses daur ulang sampah

Juniarti menuturkan terima kasih pada Nurhaji Madjid selaku konselir yang mempraktikkan dan mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan pada minyak jelantah.

“Sebelumnya, Pak Nurhaji Madjid sendiri memang berfokus pada TPG (Teknologi Tepat Guna) yaitu program yang bertujuan untuk menciptakan alat yang memudahkan masyarakat dalam mengelolah dan memanfaatkan lingkungan sekitar,” katanya.

KLIK INI:  Sekolah Alam Benteng Senggaang, Membangun Harapan di Desa Terisolir

Alat dan Bahan

Dalam proses pembuatannya, terdapat beberapa bahan-bahan yang digunakan dalam pengolahan minyak jelantah tersebut. Bahan bahan yang dimaksud seperti Parafin atau wax (untuk pembuatan lilin), bubuk NaOH (Bubuk soda),Minyak jelantah (bekas), essential oil, dan air murni, untuk airnya sendiri disarankan menggunakan air yang bebas dari kandungan mineral di dalamnya karena jika terdapat kandungan mineral pada air ditakutkan prosses pebuatan tersebut gagal.

Untuk alatnya, Nurhaji juga menyarankan menggunakan sarung tangan. Wadah tahan panas, pengaduk (kayu atau logam), thermometer atau pengukur suhu, dan timbangan digital untuk mengukur takarannya, alat-alat yang berkaitan dengan suhu digunakan.

Karena Ketika bubuk NaOH bertemu dengan air murni bisa mendapatkan reaksi kimia panas seperti mendidih. Timbangan digital juga diperlukan untuk mengatur takaran bubuk NaOH dan air murni.

Sarung tangan diperlukan karena bubuk NaOH memiliki reaksi kimia ketika bertemu dengan air murni suhu yang dihasilkan akan berubah menjadi panas dan mendidih.

Maka dari itu, perlunya panduan dari konselir yang berpengalaman dalam bidang kimia agar bisa menjelaskan detail langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan sabun dan lilin aromaterapi.

KLIK INI:  Intip Geliat Toko Refill Pertama di Bulukumba, Upaya Perangi Sampah Sachet