Bau Busuk Sampah TPA Antang Membahana Lagi, Tokoh Manggala Serukan Begini!

oleh -144 kali dilihat
Bau Busuk Sampah TPA Antang Membahana Lagi, Tokoh Manggala Serukan Begini!
Wahyuddin Yunus dalam aksi penyiraman kolam lindi TPA Tamangapa Antang dengan eco enzyme bersama Komunitas Manggala Tanpa Sekat - Foto: Ist

Klikhijau.com – Bau busuk yang diduga kuat merebak dari TPA Tamangapa Antang mulai dirasakan lagi warga Kecamatan Manggala dan sekitarnya beberapa minggu terakhir ini. Bau tak sedap tersebut terasa menyengat di hidung saat angin berembus pada siang, sore dan malam hari.

Bau busuk ini seolah merepresentasi kompleksitas permasalahan persampahan di Kota Makassar. Kini, kota ini benar-benar digerogoti badai sampah yang tak kunjung terselesaikan.

Bukan hanya soal belum terkelolanya sampah warga dengan baik secara berkelanjutan. Ada pula konflik lahan yang diam-diam mengetengah dari TPA Antang. Belum lagi perkara kontroversi pembangunan PSEL di Tamalanrea dan banyak lagi.

Di tengah kompleksitas itu, nasib TPA Tamangapa Antang memang sedang tidak baik-baik saja. Volume sampah yang meningkat jelas menyisihkan masalah serius bagi masyarakat di Manggala dan sekitarnya. TPA Tamangapa yang beroperasi dengan skema open dumping jelas menjadi bom waktu bagi Kota Makassar.

Bau tak sedap diantaranya yang sudah tentu mengganggu keseharian bahkan kesehatan. Bau busuk ini seolah mewakili suara-suara dari alam bahwa ada hal yang keliru pada kita (manusia) dalam menangani sampah.

KLIK INI:  WALHI Kritik Tajam PP Nomor 26 tahun 2023 tentang Pengelolaan Sedimen di Laut

Refleksi seorang aktivis

Aktivis lingkungan dan tokoh masyarakat dari Kecamatan Manggala, Wahyuddin Yunus angkat bicara soal bau tak sedap dari TPA Tamangapa Antang.

Wahyuddin yang tinggal di Bukit Baruga Antang merasakan langsung bau mengganggu yang diduga kuat dari tumpukan sampah TPA. Pada sebuah catatan ringan, Didin sapaan akrabnya menulis begini:

Tadi malam bau sampah beberapa kali datang menghampiri hidung, lalu pergi tersapu oleh angin dengan diam-diam. Mungkin ia malu beranjak ke tempat buangannya, rapuh pada sengketa ruang dan kepentingan kuasa.

Tapi, apa boleh buat, para pencinta ekologi tentu masih ingat dengan pesan Nabi Nuh untuk dunia yang stabil, subur dan sehat. Sudah sepatutnya masalah sampah di TPA menjadi masalah kita bersama. Saatnya para kandidat dewan bergerak menyuarakan substansi masalah sampah tanpa harus mencederai satu sama lain dan tidak mengorbankan warga manggala secara umum.

Upaya kita bersama adalah tidak melegitimasi bangunan gunung sampah yang hanya boleh dipahami dengan diam tanpa diusik sama sekali.

Mari kita berkontribusi sekecil apapun untuk mendukung penanggulangan dan pengolahan sampah di kota Makassar.

Makassar, 14 Agustus 2023

Cuitan Didin ini juga direspons Ketua Manggala Tanpa Sekat (MTS) Mashud Azikin yang memang dikenal vokal dalam mendorong pentingnya kolaborasi penanganan sampah di Kota Makassar.

“Masalah kita bukan pada ada atau tidak adanya PSEL di Manggala. Tapi, bagaimana secepat mungkin bau sampah bisa beranjak dari kehidupan warga Manggala. Perlu aksi turun tangan dari kita semua tanpa terkecuali untuk mengentaskan bau sampah dari kehidupan kita di Manggala,” kata Mashud, dikutip dari Grup WA MTS, Senin 14 Agustus 2023.

Mashud Azikin di Komunitas MTS menyarankan perlunya dukungan semua pihak untuk menangani bau dari TPA dengan penyemprotan eco enzyme. Gerakan ini sudah dikerjakan MTS selama ini. Sayangnya dukungan dari pihak pemerintah terkesan setengah hati.

KLIK INI:  Katalog Jenis Sampah yang Bisa Ditabung di Bank Sampah dan Perkiraan Harganya

Kompleksitas masalah sampah

Sejatinya bau tak sedap ini membuat kesadaran kita lebih reflektif. Bermula dari aspek kebijakan (policy) yakni pentingnya tata Kelola persampahan yang holistik. Basis fundamentalnya tentu ada pada kesadaran warga dalam mengelola sampah sebagai tanggungjawab masing-masing.

Sayangnya, menumbuhkan kesadaran bukan perkara gampang. Harus ada keteladanan dari semua pihak, termasuk pemerintah. Harus ada infrastruktur yang memadai untuk mewadahi partisipasi warga. Juga perlu pula ada konsistensi dan penegakan hukum.

Selebihnya adalah partisipasi segenap stakeholder dalam berkontribusi secara bersama dan saling mendukung dalam penanganan sampah. Sekecil apapun aksi dan gerakan dari komunitas atau individu dalam rangka penanganan sampah sepatutnya didukung dan diapresiasi.

Sayangnya, tanda-tanda ke arah penanganan sampah yang lebih baik masih belum terlihat. Aksi-aksi begitu parsial. Mungkinkah perlu ada momen duduk bersama membahas solusi yang lebih terang bersama segenap stakeholders di Makassar?

Atau jangan-jangan kita akan terus menumpuk masalah dan dosa-dosa kolektif yang kelak meledak jadi tragedi sosial – layaknya bau busuk yang menyengat dan kini membahana dari tumpukan sampah TPA Tamangapa Antang.

KLIK INI:  SD Negeri Kompleks Sambung Jawa Persiapkan Diri Ikut Lomba Sekolah Sehat