Bahaya Limbah Detergen Bagi Lingkungan dan Apa yang Bisa Dilakukan

oleh -1,362 kali dilihat
Bahaya Limbah Detergen Bagi Lingkungan dan Apa yang Bisa Dilakukan
Bahaya limbah deterjen/Foto-google

Klikhijau.com – Pencemaran sehari-hari yang kadang luput dari perhatian adalah terkait limbah domestik atau rumah tangga. Limbah ini menjadi limbah umum hasil aktivitas rumah tangga. Detergen salah satunya.

Hampir seperempat limbah detergen adalah hasil dari kegiatan mencuci dalam sehari. Detergen termasuk limbah nonkakus (greywater) yang mencakup limbah bekas mandi dan limbah dapur.

Limbah jenis greywater ini perlu penanganan khusus dibandingkan limbah blackwater (kotoran manusia) dan cleanwater (tetesan AC/kulkas). Sebab limbah jenis ini mengandung berbagai bahan kimia yang merusak saluran air.

Detergen merupakan bahan pembersih baju yang memiliki kandungan bahan-bahan kimia. Bahan tersebut termasuk di dalamnya surfakatan dengan kandungan kimia Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) yang berfungsi mengangkat kotoran dari pakaian. Senyawa ini merupakan bahan aktif yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme.

KLIK INI:  Pemuda dan Nelayan di Galesong Unjuk Rasa Tolak Tambang Pasir

Selain itu, banyak detergen menghasilkan produk sampingan Nonylphenol ethoxylates (NPE) yang mengancam kehidupan laut dengan cara mengganggu sistem endokrin dan meniru hormon. Belum lagi bahan bahaya lain seperti petrokimia dan fosfat.

Jika terakumulasi, penggunaan detergen mengakibatkan banyaknya ikatan hidrokarbon yang bisa mematikan tidak hanya biota air, tapi juga membuat air di selokan, sungai, dan laut tercemar. Warna air menjadi coklat dan berbau busuk dan zat-zat polutan yang dihasilkan bisa menjadi sumber penyakit kolera hingga disentri.

Membuat saringan limbah sendiri

Untuk menangani limbah detergen masyarakat harus bijaksana dalam penggunaannya. Memakai sesuai dosis jangan menggunakan detergen lebih dari kebutuhan atau melebihi ukuran anjuran pemakaian.

Mengurangi pemakaian pelembut pakaian juga bisa menjadi alternatif lain. Gantinya dengan memakai bahan alami seperti menambah secangkir cuka putih saat mencuci. Juga bisa memakai soda kue saat merendam agar kain lembut mengembang.

Kurangi juga memakai pemutih pakaian dan mengakalinya dengan merendam pakaian dalam cuka putih kemudian dioles baking soda.

Haryati Werdaningsih dalam artikelnya berjudul “Detergen vs Lingkungan” menangani limbah detergen dengan membuat pengolah limbah sederhana sendiri yang bisa dibuat di setiap rumah. Caranya dengan membuat kolam penyaring limbah pada saluran air yang menuju selokan. Kolam tersebut berukuran sekitar 20×30 cm. Ini kolam berupa kerikil, pasar, dan sabut kelapa.

Upaya lain untuk menjaga lingkungan air agar tetap baik dengan membuat biopori atau teknologi sederhana untuk menyerap air. Atau dengan membuat sumur resapan sebagai wadah peresapan air ke tanah.

Atau yang lebih sederhana lagi menanami selokan dengan tanaman air yang dapat menyerap zat pencemar. Seperti lili air, melati air, lidi air, bunga coklat (Thypa angustiolia), bunga ungu (Pontederia cordata), Futoy ruas, dan jaringao. Sayangnya cara ini sedikit saja menyerapnya dibandingkan dengan kolam.

Jika ini dilakukan dan berhasil,niscaya akan membantu merawat kelestarian lingkungan.

KLIK INI:  Pengelolaan Sampah di ASEAN Berkiblat ke Surabaya?