Menebar Spirit 8 Rumusan Ekspose Kinerja BBKSDA untuk Kehidupan Berkelanjutan

oleh -143 kali dilihat
Kegiatan Ekspose Kinerja Kelola Konservasi
Kegiatan Ekspose Kinerja Kelola Konservasi -foto/ist

Klikhijau.com – Depan pintu masuk bagian utara Hotel Ibis, Makassar, pagi 26 Januari 2022 didapati beberapa pasang mata dengan sigap menyapa setiap orang yang masuk.

Salah seorang di antaranya mendekatkan dirinya sambil bertanya, “peserta BBKSDA ?”. Jika jawaban iya atau anggukan kepala sebagai penanda akan diarahkan menuju lantai dua.

Tak beberapa lama,  peserta lain mulai bermunculan, lalu menuju anak tangga ke atas, mengisi lembar daftar hadir di meja registrasi panitia, kemudian mengisi kursi-kursi yang telah disiapkan dalam ruangan.

Hari itu ada gelaran Ekspose Kinerja Kelola Konservasi Tahun 2021 yang diagendakan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulsel Selatan (BBKSDA Sulsel), Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

KLIK INI:  Kenalkan, Warung Danau Lolang di Selayar dan Kuliner Urban Khas Desa

Kegiatan tersebut bertemakan “Sinergi Membangun Konservasi dan Ekonomi Tingkat Tapak” yang dibagi dalam dua sesi.

Sudah kelaziman acara diawali dengan beberapa sambutan. Kali ini kata sambutan, pertama datang dari Kepala BBKSDA Sulsel, Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc dan kedua dari Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E Suma), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Darhamsyah.

Thomas Nifinluri, mengurai capaian dan kinerja BBKSDA Sulsel selama periode tahun 2021. Arus utama konservasi dari BBKSDA Sulsel patut disimak terutama setelah serangkaian tugasnya sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam ikut menjaga kelestarian bumi.

Mengakhiri sambutan, Thomas Nifinluri, mengingatkan sinergi membangun konservasi dapat menyokong ekologi secara keseluruhan. Termasuk bagi kelangsungan  ekonomi di tingkat tapak. Maka, tak jalan lain kecuali semua pihak bekerja secara bersinergi untuk menjaganya.

KLIK INI:  Untuk Kepentingan Strategis Nasional, Status Zona Inti Kawasan Konservasi Bisa Diubah 

Bagian akhir acara pembukaan, Kepala P3E Suma, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Darhamsyah didaulat membuka acara. Tampil percaya diri dan penuh semangat menabuh gendang secara ritmis. Aksi Kepala P3E Suma pagi itu, membuat seluruh peserta dalam ruangan tampak riuh. Potret kemeriahan itu seolah mewarnai untuk kehidupan berkelanjutan.

Rumusan ekspose

Ketika waktu bergerak ke senja, saat pembicara dan pembahas serta beberapa peserta telah menunaikan pandangannya, maka disepakati 8 rumusan Ekspose Kinerja Kelola Konservasi Tahun 2021 yang perlu ditindak lanjuti, yaitu:

  1. Perlu sinergi multisektor antara Instansi Penegak Hukum, Lembaga Pendidikan, Instansi Pemerintah (Pusat, Provinsi, dan Daerah), PT Pelni, PPATK, Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (ASPERINDO), NGO nasional dan NGO internasional, masyarakat serta media dalam pengendalian illegal tumbuhan dan satwa liar;
  2. Mendorong kemitraan konservasi untuk perberdayaan dan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dalam mendukung pelestarian kawasan konservasi dan pencegahan perambahan kawasan konservasi;
  3. Pendampingan dan peningkatan kapasitas kelompok pemberdayaan masyarakat perlu terus ditingkatkan untuk membangun kelembagaan yang kuat dan menghasilkan produk HHBK yang berkualitas dan mampu bersaing dengan produk-produk di pasaran;
  4. Membangun sinergitas parapihak dalam penyadaran publik tentang konservasi sumber daya alam yang meliputi: perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan;
  5. Mendorong model-model kemitraan konservasi tingkat tapak di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat melalui kerjasama dengan perguruan tinggi (Unhas, Unsulbar, Univ. Andi Djemma, Unismuh);
  6. Mengarusutamakan literasi dan edukasi konservasi melalui strategi komunikasi dan informasi tentang peraturan dan kebijakan TSL melalui media cetak , media elektronik , dan media sosial ;
  7. Penerapan prinsip Environmental , Social , and Governance ( ESG ) oleh korporasi , pembelajaran dari PT . VALE Indonesia , Tbk , memperkuat komitmen dan tanggung jawab korporasi terhadap lingkungan , sumber daya alam , sosial , budaya , dan kemasyarakatan melalui antara lain : Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri , Kemitraan Strategis , dan konstribusi strategis ;
  8. Pembelajaran dalam mengawal keberhasilan suatu program dan project adalah dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu : aspek sustainability ( keberlanjutan ) , sense of ownership ( rasa memiliki ) , komitmen parapihak dalam urung daya , partisipasi , serta komunikasi dan koordinasi dalam pengelolaan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya yang berdampak pada sosial , ekonomi , dan lingkungan.
KLIK INI:  Keterlibatan Masyarakat Adat Kunci Kelestarian Hutan di TN Gandang Dewata