Tradisi Kearifan Lokal, Pemeliharaan Lingkungan yang Efektif dan Sistematik

oleh -195 kali dilihat
Tradisi Kearifan Lokal, Pemeliharaan Lingkungan yang Efektif dan Sistematik
Permukiman Suku Baduy/foto-Okezone
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Pada pertemuan Bonn Climate Change Conference (BCCC) di Bonn. Indonesia berhasil memasukkan salah satu posisi strategis dalam isu Local Community dan Indigenous People (LCIP). Indonesia juga diminta jadi alternate Co-Chair regional kawasan Asia-Pasifik dalam kerangka kerja  Local Community and Indigenous People Platform (LCIPP).

Hal itu diungkapkan Ketua LCIPP UNFCCC dan sekaligus Ketua Delegasi Iran, Majid Shafiepour. Permintaan itu terungkap setelah bertemu dengan Alternate Ketua Delegasi Indonesia (Alternate HoD) Duta Besar Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir.

Pertemuan tersebut terjadi di sela-sela konferensi Kerangka Kerja Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Bonn, Jerman, Rabu, 19 Juni 2019.

KLIK INI:  Kearifan Lokal Suku Kajang dalam Melestarikan Hutan

“Kita punya suku-suku bangsa dan komunitas lokal. Jumlahnya melebihi 700-an. Kita punya kepentingan dalam LCIPP,” ujar Kartini. Sebagai negara yang pluralistik, lanjutnya, Delri menyambut positif permintaan ketua LCIPP.

Menurut Kartini, Iran mengharapkan Indonesia mencalonkan perempuan sebagai ketua Alternate LCIPP kawasan Asia Pasifik.

“Indonesia mendukung dan menerima usulan itu. Kita juga berpikir bahwa menominasikan perempuan adalah bagian affirmative action untuk memastikan keterwakilan perempuan di dalam UNFCCC,” ujar Kartini.

Sementara itu, Indonesia sangat berkepentingan untuk terlibat aktif dalam kegiatan LCIPP. Mengingat Indonesia dihuni oleh ratusan suku-suku bangsa dengan kearifan lokal masing-masing.

“Tradisi kearifan lokal yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Mereka memastikan pemeliharaan lingkungan dan ketahanan pangan berlangsung secara efektif dan sistematik”, imbuh Kartini.

KLIK INI:  Tolak Modernisasi, Ini 5 Suku yang Tetap Ramah Lingkungan di Indonesia
Posisi Indonesia di UNFCCC

Pada kesempatan terpisah, Wahyu Marjaka, Ketua Negosiator Delri dari KLHK mengatakan, pemerintah, khususnya Kementerian Luar Negeri sebagai pemegang mandat dalam LCIPP akan segera mengambil langkah tindak lanjut. Sehingga peran diplomasi Indonesia di percaturan UNFCCC semakin kuat.

“Keputusan bilateral meeting dengan Iran, positifnya diputuskan serta merta bahwa Indonesia harus mengambil peran  apa pun risikonya. Ini adalah peluang sangat baik kalau menanggapi permintaan ketua LCIPP.  Indonesia memiliki sumber daya untuk terlibat di LCIPP sangat banyak,” beber Wahyu.

LCIPP merupakan sebuah kelompok kerja. Fokusnya secara khusus membahas keterlibatan kelompok adat dan penduduk asli. Tujuannya agar mereka  berkontribusi dalam kegiatan mengurangi emisi karbon. Forum ini dibentuk pada saat COP 24 tahun 2018 di Katowice, Polandia.

Platform LCIP dibentuk untuk menambah wawasan pengetahuan, teknologi, pengalaman penduduk lokal dan masyarakat adat untuk merespons dampak perubahan iklim. Selain itu, di dalam platform ini juga difasilitasi kegiatan saling bertukar informasi dan pengalaman. Misalnya dalam mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim serta melibatkan lebih banyak masyarakat adat dan masyarakat lokal.

KLIK INI:  Perihal Suku Boti dan Cara Hidupnya yang Otentik di Tengah Kepungan Modernitas