Sekolah Alam Benteng Senggaang, Membangun Harapan di Desa Terisolir

oleh -259 kali dilihat
Sekolah Alam Benteng Senggang, Membangun Harapan di Desa Terisolir
Relawan Baznas Tanggap Bencana (BTB) Bulukumba-foto/Uni

Klikhijau.com – Siang itu, Rabu 25 Januari 2023 saya dan teman-teman relawan Baznas Tanggap Bencana (BTB) Bulukumba berangkat dengan penuh semangat dan riang gembira. Kami menuju satu tempat yang ada di Kelurahan Borong Rappoa, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba. Benteng Senggaang, begitu orang menyebutnya.

Kami menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam dari kota Bulukumba sampai di Kelurahan Borong Rappoa, Kecamatan Kindang itu. Agenda telah dipersiapkan selama berada di sana. Pun bahan bangunan telah siap dibawa.

Setelah tiba di ujung aspal sebelum memasuki jalan desa, kami disambut warga lokal di sana. Ditambah tumpukan papan dan balok yang siap diangkut menuju puncak Benteng Senggaang.

Dengan semangat membara, teman-teman relawan mempersiapkan tenaga dan bahunya untuk memikul bahan-bahan tersebut. Setelah menyantap sarapan kue bolu seadanya.

KLIK INI:  Amartha Tanam 4.000 Mangrove di Pesisir Pulau Tanakeke

Setelah 50 meter melewati ujung aspal, pemandangan mulai terlihat eksotis. Jurang di sebelah kiri membelakan mata dengan jajaran pohon dan keindahan alam di desa itu. Ditambah suasana dan aroma khas dari alam terbuka mejadi pil semangat dan energi baru untuk para relawan.

Meski agak terjal dan kaki terasa semakin berat diayungkan, kami tetap menyusuri jalan yang kian menanjak itu.

Di pertengahan jalan, rasanya semua personil sudah sangat tertatih. Haus, lapar, dan terlintas rasa ingin menyerah untuk kembali ke ujung aspal. Namun niat telah kuat, pun tekat telah bulat.

Jiwa kami semakin mantap ingin sampai puncak. Mengingat di sana, ada warga dan anak-anak Sekolah Alam yang hendak kami temui. Toh, ini sudah pertengahan jalan. Sayang jika kembali dan menyerah.

Semakin melangkah, rasa-rasanya akses jalannya semakin berat. Kemiringannya sekitar 70 derajat. Ditambah beban papan dan balok yang kami pikul, semakin memicu adrenalin. Tulang kaki terasa kaku ditambah keringat yang bercucuran.

Setelah mendaki sejauh kurang lebih 2 kilo, tibalah kami dipuncak. Napas mulai sedikit lega. Terlihat rumah-rumah masyarakat desa Benteng Senggaang dengan model panggung bersusun agak berjarak antara rumah ke rumah yang lain.

KLIK INI:  Intip Aksi Alumni IKAMAYA Merayakan Hari Lingkungan Hidup di Ruteng NTT

Terdapat 30 rumah di lingkungan ini, ditambah satu masjid yang nampak baru saja selesai dibangun.

Saat kami tiba di Sekolah Alam yang lokasinya berada di ujung desa,  anak-anak sedang fokus belajar. Mereka dengan semangat memperhatikan relawan guru yang sedang menjelaskan materinya.

Relawan Baznas Tanggap Bencana (BTB) Bulukumba-foto/Uni
Berawal dari lapak baca

Sekolah Alam Benteng Senggaang, dirintis oleh Nopianto. Yang merupakan volunteer disalah satu komunitas literasi yang ada di Kelurahan Borong Rappoa, Kecamatan Kindang.

Tahun 2017 silam. Nopi, begitu sapaannya. Bertandang ke Benteng Senggaang untuk membuka lapak baca yang diberi nama Taman Baca.

Namun, setelah bertemu dan mengenal masyarakat Benteng Senggaang, ternyata warga lokal di desa ini sama sekali tidak pernah merasakan pendidikan dasar layaknya anak-anak lain.

“Jarak SD dari sini kurang lebih 5 km. Dengan lokasi yang sulit diakses kendaraan. Ditambah kondisi jalannya yang menanjak dan lumayan berat dilalui,” cerita Nopi, sembari menunjuk jalan.

KLIK INI:  Dengan Bermodalkan Sampah, Pengunjung Bisa Bawa Pulang Oleh-Oleh dari Pantai Bira

Dari hal tersebut. Nopi bertekat untuk konsisten menjadi relawan guru di desa ini. Akhirnya Taman baca bertransformasi menjadi Sekolah Alam sejak tahun 2021. Namun baru aktif belajar ditahun 2022.

Dalam perjalanannya merintis Sekolah Alam, Nopi mengaku mengahadapi banyak tantangan. Selain anak-anak yang awalnya sulit untuk diajak bergabung, para orang tua juga sulit diajak berkomunikasi apalagi jika membahas tentang pendidikan.

“Kurang lebih satu tahun saya mendekati warga lokal di sini. Terkadang saya dengan sengaja mengikuti mereka ke kebun dan ikut membantu pekerjaan mereka,” kenangnya.

Setelah sukses mengambil hati masyarakat Benteng Senggaang, Sekolah Alam pun berdiri dengan bahan bangunan seadanya. Terbuat dari kayu. Nampak lebih natural dan menyatu dengan alam.

Kini Sekolah Alam menampung 26 anak-anak mulai usia 5-17 tahun untuk belajar dan bersekolah.

Selain anak-anak, sebanyak 10 orang dewasa turut menjadi murid di Sekolah Alam. Mereka disediakan waktu khusus untuk sekadar belajar membaca dan menulis.

“Awalnya, bahkan mereka tidak bisa membedakan cover buku antara depan dan belakang,” kenang Nopi.

KLIK INI:  Ramadhan Berbagi, PT. Mitra Hijau Asia Bukber dengan Anak Panti Asuhan
Banyak tanpa adminduk

Jangankan sekolah, di desa yang notabene warganya bekerja sebagai petani kopi dan madu ini. Tak merasakan akses kesehatan.

Mirisnya, selain jalan desa yang sulit diakses. Masyarakat lokal Benteng Senggaang juga banyak yang tidak memiliki Adminduk selayaknya warga negara Republik Indonesia lainnya. Hanya beberapa orang yang punya KTP dan KK.  Wilayah ini termasuk kategori 3 T, Terdepan, Terluar dan Tertinggal.

“Kami tentu berharap, anak-anak Benteng Senggaang dapat mendapat akses pendidikan formal dan kesehatan sebagai mana mestinya,” ucap Nopi.

Dan, akhir Januari 2023 ini Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bulukumba memberikan bantuan renovasi bangunan kelas belajar anak-anak di Sekolah Alam.

Melalui relawan BTB, program bantuan ini mulai direalisasikan dari bantuan renovasi pembangunan. Kemudian dilanjutkan dengan penyaluran buku untuk bahan belajar anak-anak di Sekolah alam.

Pimpinan BAZNAS Kab. Bulukumba, Muhammad Yusuf Sandi, mengatakan. Benteng Senggaang, khususnya kampung Katimbang termasuk daerah terpencil. Medannya berat dan menanjak. Hanya bisa dilalui dengan roda dua.

KLIK INI:  Tentang Sekolah Internasional, Gedungnya dari Bambu dan Nol Karbon

Pihaknya, sangat berharap kehadiran sekolah alam tersebut dapat membantu anak-anak di Senggaang untuk mengakses hak atas pendidikan mereka.

“Semoga dengan fasilitas yang masih seadanya itu tak menyurutkan semangat mereka untuk belaja, guna meraih mimpi-mimpi mereka di masa datang,” harapnya mewakili Baznas Kabupaten Bulukumba.

Selain memperbaiki Sekolah Alam, Baznas juga berikan paket belajar, seperti pena dan buku tulis, agar anak-anak semakin semangat belajar.

Sekolah Alam Benteng Senggang-foto/Uni
KLIK INI:  Intip, Cara UPTD KPH Matim Tularkan Spirit Hijau pada Anak Sekolah