Komunitas “Youtanam”, Rumah Regenerasi Petani di Ma’rang Pangkep

oleh -355 kali dilihat
Komunitas "Youtanam" di Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep-Foto/Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Sebagai negara agraris, Indonesia kini menghadapi satu masalah serius, tidak saja karena lahan pertanian yang terus menyusut—juga karena berkurangnya jumlah petani. Indonesia terancam kehilangan generasi petani baru di masa datang, akibat tidak adanya regenerasi. Profesi petani tidaklah jadi idola bagi generasi muda saat ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, adanya penurunan serius pekerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Data BPS pada Agustus 2019 menyebut, penduduk yang bekerja pada tiga bidang di atas sebanyak 34,8 juta orang (27,33 % dari seluruh lapangan pekerjaan utama). Angka ini turun 1,12 uta atau 1,46 % dibandingkan Agustus 2018 yang tercatat 35,70 juta orang.

Data ini menunjukkan, setiap tahun kita kehilangan jutaan petani. “Rata-rata petani di Indonesia berumur 47 tahun. Petani Indonesia akan menjadi menjadi krisis pada 10-15 tahun mendatang,” kata Rektor Institute Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria Dilansir CNBIndonesia, Selasa 12 November 2019 lalu.

Tidak ada jalan lain, diperlukan regenerasi agar setiap tahun ada jutaan anak-anak muda yang tertarik menggandrungi bidang pertanian. Fakta inilah yang menginspirasi sebuah komunitas pertanian di Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep, namanya Komunitas “Youtanam”.

KLIK INI:  Mengaji dengan Nuansa Hijau di Rumah Tahfiz Alam KP2K Desa Kindang

Diinisiasi oleh kelompok remaja yang memang dikenal bergiat di pertanian organik, “Youtanam” mencoba mendorong bangkitnya minat bercocok tanam sejak dini. Menariknya, mereka melibatkan kelompok perempuan, remaja dan ibu rumah tangga sebagai subjek utama.

Kampanye menanam dihembuskan komunitas ini, mulai dari pekarangan rumah sendiri, hingga pemanfaatan lahan kritis atau lahan tidur. Sejak didirikan pada 1 Desember 2019 lalu, “Youtanam” sudah melakukan banyak kegiatan.

Mereka terus bergerak dengan sebuah visi besar: “Menjadi yang terdepan dalam pengelolaan lahan, penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan pemuda melalui media edukasi. Serta menciptakan gaya hidup sehat dan berkelanjutan.”

“Kami jadikan komunitas ini sebagai tempat belajar bersama tentang pertanian. Melakukan aktivitas penanaman bersama, hingga saling berbagi pengalaman bercocok tanam,” kata Nisa Sawah, salah seorang pendiri komunitas ini.

KLIK INI:  Amartha Tanam 4.000 Mangrove di Pesisir Pulau Tanakeke
Kampanyekan gaya hidup berkelanjutan

Nisa mengatakan, “Youtanam” adalah inisiatif untuk mengajak anak muda kembali ke alam. Mengelola dan memberdayakan lahan-lahan tidak produktif menjadi lahan dengan nilai guna tinggi.

“Dengan potensi anak muda yang sangat besar, komunitas “Youtanam” memberi ruang yang luas untuk anak muda dapat belajar dan berkembang. Serta berdampak tidak hanya pada dirinya, tetapi juga untuk lingkungan,” jelas Nisa.

Prinsip bergerak dari komunitas ini juga menarik antara lain #hidupsehatdimulaidarikamu dan #darialamuntukalam. Mereka berikrar untuk membangun kolaborasi dan edukasi yang dapat memberi kebermanfaatan jangka panjang di lingkungan sekitarnya.

Saat ini, member “Youtanam” terus bergiat menanam sayur-sayuran yang bernilai ekonomis seperti kacang panjang, kacang tungga, oyong, ubi jalar, terong, cabe, tomat, jagung dan kacang tanah. “Teman-teman yang lain langsung beraksi dengan menanam di rumah mereka sendiri. Tapi, di lahan saya yang kebetulan banyak tanaman, kawan-kawan bisa belajar bersama,” cerita Nisa.

KLIK INI:  Dihadiri Pengurus Pusat PII, Kadin Gelar Biogas Asia Pacific Forum 2019

Selain kampanyekan gaya hidup ramah lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam, “Youtanam” juga mencoba membangun kecintaan pada dunia pertanian.

Member “Youtanam” saat ini masih sekitar 20 orang, tetapi mereka terus bergerak saling menginspirasi. Dengan harapan, semakin banyak anak-anak muda yang tertarik bergabung dan bergerak bersama.

“Anak muda di sekitar daerah kami menganggap sebuah pekerjaan hanyalah yang memiliki seragam/berbaju dinas. Mereka tidak menyadari betapa besar potensi mereka khususnya di bidang pertanian,” ungkap Nisa.

Panjang umur generasi baru petani Indonesia!

KLIK INI:  Urban Agrofarm, Budidaya Maggot dengan Misi Tangani Sampah Organik Perkotaan