Musim Hujan Juga Musim Petaka Bagi Pepohonan

oleh -689 kali dilihat
Musim Hujan Juga Musim Petaka Bagi Pepohonan
Musim hujan selalu pula diwarnai dengan pohon tumbang/foto-Agung Bayu/Bali Express
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Pepohonan memiliki banyak lawan tangguh. Lawan yang bisa mematahkan rantingnya, membuatnya keropos, bahkan membuatnya tumbang.

Setiap musim, pepohonan menjalani hidup yang mengkhawatirkan. Ia dikepung banyak masalah. Jika musim kemarau, akan terancam kering, bahkan jika terdapat dalam hutan, pepohonan terancam terbakar.

Belum lagi pembalakan liar yang membuat tanaman yang bermanfaat membersihkan udara dari pencemaran itu terancam hilang.

Dan di musim hujan, waktu yang harusnya pepohonan tumbuh subur, pun tak lepas dari petaka.

KLIK INI:  Jelang Musim Hujan, Begini Harapan Adnan Kepada Warga Gowa!

Bukti musim hujan membawa petaka bagi pepohonan adalah banyaknya unggahan warganet di media sosial perihal pohon tumbang atau rantingnya patah

Saya menemukan sendiri, setiap membuka medsos, khususnya Facebook, unggahan pohon tumbang ramai menghiasi beranda FB saya.

Hal ini tentu saja mengkhawatirkan mengingat pemerintah sedang gencar menyuarakan penanaman pohon.

Bahkan program menanama 25 pohon seumur oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Hehutanan (KLHK) sepertinya tak akan banyak menolong jika pemeliharaan pepohonan yang telah tumbuh besar menjulang tak diurusi.

Pada tahun 2015 lalu Mongabay pernah memuat tulisan, bahwa Ketua Forum Pohon Langka Indonesia (FPLI), Tukirin Partomihardjo, mengatakan nasib pohon-pohon di Indonesia belum menentu hingga saat ini.

Kondisi tersebut terjadi akibat belum adanya keberpihakan para pengambil kebijakan untuk benar-benar melindunginya. Belum lagi, kepedulian masyarakat yang rendah untuk menjaga kehidupan pepohonan.

Kesehatan pohon perlu diperhatikan

“Ancaman utama yang terlihat jelas adalah pemanfaatan berlebihan yang tidak diimbangi penanaman secara nyata. Dampaknya, pohon-pohon di Indonesia berkurang, terbatas jumlahnya, menjadi langka dan endemik keberadaannya,” terangnya.

KLIK INI:  Ke Depan Sampah Jangan Dilihat sebagai Hal Tidak Berguna

Apakah pohon tumbang karena faktor alam atau ada faktor lain yang menyertainya, semisal kesehatan pohon dan cara perawatannya yang tak benar.

Tempo, pada tahun 2018 lalu pernah memuat berita mengenai pentingnya menjaga kesehatan pepohonan. Tulisan itu lahir karena pada awal Januari 2018 lalu patahan pohon damar agathis atau Agathis dammara L. menimpa puluhan pengunjung Kebun Raya Bogor. Musibah itu mengakibatkan tujuh korban tewas.

Peneliti sekaligus guru besar entomologi hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Dodi Nandika saat itu mengatakan pohon itu tumbang karena keropos dimakan rayap.

“Rayap menyukai kelembapan tinggi tapi hangat.” Karena itu, penting untuk memonitor pohon-pohon. Menurut dia, rayap punya kebiasaan memakan kayu pelan-pelan sampai batang pohon habis, tapi tidak terlihat dari luar.

Ancaman keropos semakin besar jika kondisi pohon terluka, misalnya luka akibat dipaku. Paku yang berkarat, kata Dodi, akan mempermudah bakteri dan rayap menggerogoti dalam kayu.

“Ada 13 bentuk anomali pohon yang sakit, tetapi tidak semua bentuk bisa terlihat secara visual.”

Beberapa tanda penyakit yang sering terjadi pada pohon yakni tanda luka terbuka, kanker batang, busuk hati, lapuk, liang kembara akibat rayap, liang serangga, gerowong, tumbuhan pengganggu lain, mati pucuk, daun layu, dan nekrosis.

Pepohonan tumbang karena tidak memiliki kekuatan untuk menahan bebannya, termasuk beban angin ditambah lagi karena kurang sehat alias tidak dirawat.

Tapi, sejujurnya saya juga curiga ada kontribusi partai politik bagi tumbangnya pepohonan, khususnya di pinggir jalan di musim hujan

Bagaimana dengan kamu?

KLIK INI:  Pemerintah Rampungkan Perpres tentang Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial