Ke Depan Sampah Jangan Dilihat sebagai Hal Tidak Berguna

oleh -149 kali dilihat
Menggagas Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berkelanjutan Berbasis Warga
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah/foto-Dok klhk
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Mengawali Tahun 2020, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu di Kota Bekasi, Jumat, 3 Desember 2020.

Wamen Alue Dohong mengatakan kunjungannya kali ini untuk meninjau kesiapan TPA menghadapi datangnya musim hujan.

“Saya khawatir banjir air disertai banjir sampah. Syukur alhamdulillah, di TPST Bantar Gebang dapat tertangani dengan baik,” ujarnya.

TPA Bantar Gebang yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, beroperasi sejak tahun 1989. Luas lahan 113,15 hektare yang terdiri dari landfill 81,40 hektare dan sarpras 23,30 hektare.

KLIK INI:  Fungsi Gunung Bagi Manusia yang Perlu Diketahui agar Anda Tak Tega Merusaknya!

Kapasitas total timbulan sampahnya mencapai 7.708 ton/hari. Komposisi dan karakteristik sampahnya yaitu 43% sampah organik dan 35% plastik dan PET (PolyEthylene Terephthalate) atau plastik yang bisa didaur ulang.

TPST Bantar Gebang juga menjadi lokasi pilot project Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang merupakan proyek kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pemprov DKI Jakarta.

Sampah berguna secara ekonomi

Dengan kapasitas 100 ton/hari, PLTSa menghasilkan output listrik hingga 700 kW/jam yang digunakan untuk keperluan internal PLTSa. Tahun ini, PLTSa ditargetkan dapat beroperasi penuh.

“Bagi saya, pola pengelolaan sampah oleh Pemprov DKI Jakarta khususnya di TPST Bantar Gebang ini terlihat menjanjikan sekali. Di sini juga circular economy sudah mulai dijalankan,” kata Wamen Alue Dohong.

Lebih lanjut, Wamen Alue Dohong mengungkapkan dulu sampah hanya menjadi sampah (waste to waste). Sekarang juga dapat menjadi energi (waste to energy).

“Ini suatu hal yang positif dan prospektif ke depan bahwa sampah jangan kita lihat sebagai hal yang tidak berguna, tetapi tentu berguna secara ekonomi apabila kita kelola dengan baik dan benar,” ungkapnya.

KLIK INI:  Kerja Bersama Seluruh Pihak, Cara Jitu Capai Target NDC dan FOLU 2030

Selain itu, disampaikan Wamen Alue Dohong, proses pengelolaan sampah seperti ini juga dapat memperpanjang “masa hidup” TPST Bantar Gebang.

Sejumlah terobosan yang dilakukan di TPST Bantar Gebang dengan landfill mining, pemanfaatan gas metana, dan PLTSa dapat menjadi percontohan di seluruh Indonesia.

“Pemerintah dalam hal ini KLHK akan mendorong beberapa provinsi yang mempunyai buangan sampah diatas 1.000 Ton/hari bisa belajar dengan DKI Jakarta,” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, Wamen LHK Alue Dohong juga memberikan bantuan sembako untuk para pemulung di TPST Bantar Gebang dan TPA Sumur Batu.

KLIK INI:  Kalla Group Dukung Kolaborasi Berkelanjutan Penanganan Sampah di Sambung Jawa