Meresahkan, Dunia Ratusan Spesies Capung Terancam Tamat

oleh -780 kali dilihat
Mengenal Capung, Sang Pendekar Ulung Pembasmi Nyamuk dan Indikator Pencemaran
Capung dengan perut gembung (dari family Gomphidae). Ciri umum dari familiy adalah ujung perutnya terdapat bagian yang menggelembung atau seperti bengkak/Foto-kaskus

Klikhijau.com – Bagi mereka yang lahir atau melewati masa kanaknya di kampung, khususnya di daerah pegunungan atau persawahan. Kemungkinan besar memiliki kenangan yang indah dengan capung.

Capung adalah serangga yang menarik dan unik, ia menjadi hiburan untuk diburu lalu ditangkap. Peruntukannya ditangkap pun tidak jelas. Iya hanya untuk hiburan semata.

Serangga ini, rupanya termasuk salah satu serangga yang menjadi indikator lingkungan. Ia hanya akan muncul pada lingkungan yang asri, lingkungan yang tidak tercemar.

Sayangnya, serangga cantik ini semakin terdesak  ke tepi kepunahan. Seperti dilansir dari earth ada sebuah  temuan dari penilaian global terbaru International Union for Conservation of Nature (IUCN) melaporkan, satu dari enam spesies capung terancam punah.

KLIK INI:  Ruang Hijau Perkotaan Dapat Meningkatkan Kesejahteraan dan Kesehatan Mental

Ancaman itu disebabkan  perluasan pertanian yang tidak berkelanjutan. Bukan hanya itu, tetapi juga arus urbanisasi di seluruh dunia.

Kedua hal itu (pertanian dan urbanisasi) jadi penyebab hilangnya rawa-rawa, dan sungai yang mengalir bebas. Padahal rawa dan sungai yang bersih jadi tempat capung biasanya berkembang biak.

Kehilangan tempat berkembang biak menjadikan populasi spesies capung mengalami penurunan yang signifikan di seluruh dunia.

Apa yang ditemukan oleh penilaian global terbaru dari IUCN menjadi alarm buruk bagi dunia serangga yang cukup rentang terhadap perubahan lingkungan.

Penilaian populasi capung dan capung dunia mengungkapkan bahwa 16 persen dari 6.016 spesies terancam punah. Hal itu disebabkan oleh kerusakan yang signifikan dari tempat berkembang biak air tawar mereka.

“Dengan mengungkap hilangnya capung secara global. Pembaruan Daftar Merah hari ini menggarisbawahi adanya kebutuhan mendesak untuk melindungi lahan basah dunia dan kekayaan kehidupan yang mereka sembunyikan. Secara global, ekosistem ini menghilang tiga kali lebih cepat daripada hutan,” kata Dr Bruno, Direktur Jenderal IUCN.

KLIK INI:  Mayoritas Spesies Serangga di Dunia Ini Tidak Terlindungi?
Pentingnya perlindungan ekosistem lahan basah

Rawa dan lahan basah lainnya menurut Oberle, mungkin tampak tidak produktif dan tidak ramah bagi manusia. Namun, sebenarnya mereka memberi kita pelayanan yang sangat penting.

Mereka menyimpan karbon, memberi kita air bersih dan makanan, melindungi kita dari banjir, serta menawarkan habitat bagi satu dari sepuluh spesies yang dikenal di dunia.

Spesies capung yang terancam punah paling dominan terjadi di Asia Selatan dan Tenggara, yakni lebih dari seperempat spesies.

Ancaman kepunahan itu dikarena pembukaan lahan basah dan hutan hujan untuk tujuan pertanian, seperti memberi ruang untuk tanaman seperti penghasil minyak, yakni minyak sawit.

Sementara di Amerika Tengah dan Selatan, hutan dibuka untuk tujuan pemukiman dan komersial, sedangkan yang terjadi  di Amerika Utara dan Eropa, ancaman terbesar bagi capung adalah penggunaan pestisida dan polutan lainnya secara ekstensif, serta kerusakan yang disebabkan oleh perubahan iklim.

“Capung adalah indikator yang sangat sensitif dari keadaan ekosistem air tawar. Dan penilaian global pertama ini akhirnya mengungkapkan skala penurunan mereka. Ini juga memberikan dasar penting yang dapat kita gunakan untuk mengukur dampak upaya konservasi,” kata Dr Viola Clausnitzer, Ketua Bersama Grup Spesialis Capung SSC IUCN .

KLIK INI:  Si Mungil Capung dan 5 Fakta Mengejutkan Tentangnya

Ia menyarankan bahwa untuk melestarikan serangga yang indah ini, maka sangat penting bagi pemerintah, pertanian, dan industri untuk mempertimbangkan perlindungan ekosistem lahan basah dalam proyek pembangunannya, misalnya dengan melindungi habitat utama dan mendedikasikan ruang untuk lahan basah perkotaan.

Temuan akan ancaman kepunahan ratusan spesies capung tersebut, tentu menjadi suatu bencana tersendiri bagi dunia serangga.

Dan jika itu terjadi, generasi sekarang dan yang akan datang, bisa kehilangan kenangan tentang capung, tidak peduli mereka lahir di daerah pegunungan atau persawahan sekali pun. Capung sangat mungkin hanya akan mereka lihat melalui foto atau potongan video.

KLIK INI:  Penggunaan Plastik di Bidang Pertanian Berpotensi Buruk bagi Kesehatan Lingkungan dan Manusia