Memanfaatkan Internet untuk Mengurangi Penggunaan Kertas di Kampus

oleh -175 kali dilihat
Memanfaatkan Internet untuk Mengurangi Penggunaan Kertas di Kampus
Ilustrasi internet/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Tampaknya dengan kemajuan teknolog internet dan aplikasi terkini, agak sulit menerima argumen agar mahasiswa tidak copy paste atau sekedar menyalin.

Dosen atau asistennya dapat memanfaatkan aplikasi untuk mendeteksi kadar plagiat mahasiswa. Kini, terdapat berbagai aplikasi yang dapat dipakai untuk mengetahui keotentikan sebuah tulisan.

Tentu, dibutuhkan kesadaran dan kesediaan dosen-dosen yang telah ketinggalan kereta amat jauh ini untuk belajar kembali.

Bukan justru keukeuh dan gengsian dengan alasan yang tidak dapat diterima secara akademik. Apalagi dengan alasan lebih senang atau lebih terbiasa. Apa pun yang lebih terbiasa awalnya juga tidak terbiasa bukan?

KLIK INI:  Di Tangan Weny Kertas Semen Bekas Menjelma jadi Jutaan Rupiah
Dosen cenderung menyusahkan

Pihak universitas dapat menyediakan pelatihan atau training untuk memelekkan dosen-dosennya yang cenderung menyusahkan daripada memudahkan. Yang cenderung memusuhi teknologi, khususnya internet daripada menjadikannya partner.

Kampus-kampus tidak dapat mengklaim diri menuju universitas kelas dunia ‘world class university’ ketika kampus-kampus dunia di negara-negara maju telah giat mengkampanyekan paperless.

Sementara kita dengan penuh bangga dan pongah menganggap laporan-laporan terketik dan terprint tebal sebagai simbol kecerdasan.

KLIK INI:  10 Tips Hemat Kertas di Tempat Kerja

Kita akan makin jauh terbelakang ketika mahasiswa dari universitas maju telah sibuk menciptakan formula-formula baru. Sementara mahasiswa kita masih sibuk mengetik dengan suara ribut laporannya hingga subuh hari.

Waktu mereka seolah habis hanya untuk mengetik. Seolah hidup mereka hanya didedikasikan untuk mengetik-ngetik laporan tebal yang menghabiskan ratusan rim kertas, yang juga berarti menghabiskan berpuluh-puluh pohon.

Tentulah ironi ketika mereka yang semestinya mengingatkan kita pentingnya menjaga pepohonan, tetapi justru mereka sendiri yang menebangnya secara tidak langsung.

KLIK INI:  Kertas Pembungkus Makanan Mengandung Racun?

Dengan laporan-laporan yang butuh berpuluh-puluh rim pasokan kertas. Ironi ketika mereka yang senantiasa memperingati hari—hari penting terkait kelestarian bumi, tetapi mereka sendiri sibuk merusaknya.

Semoga peringatan-peringatan hari tertentu terkait dengan bumi seperti halnya tahun-tahun sebelumnya tak hadir sekadar penanda pergantian waktu tetapi kembali menjadi peringatan untuk menjaga pepohonan.

Dengan demikian sejuta pohon tak sekadar peringatan belaka dalam kalender-kalender, juga tak semata deretan angka-angka. Melainkan ada upaya nyata menimimalkan penggunaaan kertas yang sejatinya telah dapat digantikan dengan aplikasi-aplikasi teknologi, meski tentu tidak secara total.

Kita dapat mencontohi Yayasan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) yang berkantor di Jalan A. Mappanyukki. BaKTI selalu berupaya meminimalkan penggunaaan kertas sebagaimana selalu tertulis di setiap akhir emailnya, “ If email saves time, then not printing them save tree”.

KLIK INI:  OPAB GEMPA, Barometer Organisasi Pencinta Alam di Makassar