Kulit Pohon Berpotensi Jadi Senjata Ampuh Memerangi Perubahan Iklim

oleh -40 kali dilihat
Mengenal Merbau, Kayu Khas Indonesia Berkelas Dunia yang Terancam Punah
Pohon Merbau - Foto/RimbaKita

Klikhijau.com – Kulit pohon sering tidak masuk hitungan dari segi manfaat dan pemanfaatan. Umumnya lebih banyak dibuang daripada dimanfaatkan.

Namun, penelitian yang diterbitkan di Nature dapat mengubah pandangan itu. Pada kulit pohon, terdapat mikroba yang menjadikannya sebagai tempat tinggal

Mikroba tersebut tidak sekadar numpang hidup, tetapi memiliki manfaat mengejutkan dan mengesan ya, sebab ditemukan bisa menyedot gas rumah kaca (GRK) dari atmosfer.

Karenanya, pepohonan pada banyak bagian, misalnya kulit pohon memiliki peran penting dalam memerangi perubahan iklim.

KLIK INI:  Pohon Natal akan Alami Kesuraman karena Kekeringan

Penemuan tersebut menjadi kabar baik di tengah upaya memerangi perubahan iklim yang semakin mengganas.

Studi baru tersebut dapat jadi pijakan bagi para pembuat kebijakan global, yakni dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam meningkatkan kesehatan pohon dan mengurangi penggundulan hutan.

Meskipun penemuan itu bukanlah hal yang baru, sebab jauh sebelumnya para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa pohon menyerap karbon dioksida dari atmosfer.

Namun, penelitian yang dipimpin oleh University of Birmingham dan melibatkan NAU tersebut menemukan hal baru, yakni bahwa mikroba yang hidup di kulit kayu atau di kayu itu sendiri menyerap metana atmosfer pada skala yang sama atau lebih besar dari tanah, sehingga pohon 10% lebih bermanfaat bagi iklim secara keseluruhan daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Alexander Shenkin, direktur Ecosystem Science and Innovation Lab di Northern Arizona University dan asisten profesor riset di School of Informatics, Computing, and Cyber ​​Systems  mengatakan  penelitian tersebut menggambarkan penemuan baru tentang proses di mana pohon mendinginkan planet, sepenuhnya tanpa menyerap karbon dioksida melalui fotosintesis.

KLIK INI:  9 Komponen Kunci dari Makanan Berkelanjutan

“Dengan menggabungkan pengukuran kami dengan analisis global baru tentang seberapa banyak kulit pohon yang ada di dunia, menggunakan model 3D pohon dan citra satelit, kami menunjukkan bahwa skala proses ini sangat besar dan merupakan kontributor signifikan untuk menjaga bumi tetap dingin,” ungkapnya dinukil dari Newswise.

Penting diketahui bahwa metana bertanggung jawab atas sekitar 30% pemanasan global sejak masa pra-industri, dan emisi saat ini meningkat lebih cepat daripada sebelumnya sejak pencatatan dimulai pada tahun 1980-an.

Meskipun sebagian besar metana dihilangkan melalui proses di atmosfer, tanah penuh dengan bakteri yang menyerap gas dan memecahnya untuk digunakan sebagai energi. Tanah dianggap sebagai satu-satunya tempat penampungan metana di bumi, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa pohon mungkin sama pentingnya, atau bahkan lebih penting daripada, tanah dalam proses pembersihan ini.

“ Hasil ini menunjukkan cara baru yang luar biasa di mana pohon menyediakan layanan iklim yang vital , ” kata profesor Vincent Gauci dari Universitas.

KLIK INI:  Memecahkan Misteri Kenapa Buah Blueberry Berwarna Biru
Cara kerja peneliti

Para peneliti melakukan pengukuran yang mencakup hutan tropis di Amazon dan Panama; pohon berdaun lebar beriklim sedang di Wytham Woods, di Oxfordshire, Inggris Raya; dan hutan konifer boreal di Swedia, yang mencakup tiga ekosistem hutan global utama.

Selain itu, tim menggunakan metode pemindaian laser untuk mengukur luas permukaan kulit pohon hutan global secara keseluruhan, dengan perhitungan awal yang menunjukkan bahwa total kontribusi global pohon adalah antara 24,6-49,9 juta ton metana. Hal ini mengisi kesenjangan besar dalam memahami sumber dan penyerap metana global.

Para peneliti menemukan penyerapan metana paling kuat di hutan tropis, kemungkinan karena mikroba tumbuh subur di kondisi hangat dan basah yang ditemukan di sana. Rata-rata, penyerapan metana yang baru ditemukan menambah sekitar 10% manfaat iklim yang diberikan pohon beriklim sedang dan tropis.

KLIK INI:  Tidak Terduga, Ini 9 Sumber Mikroplastik yang Patut Diwaspadai

“Kami menduga bahwa ekosistem alami lebih berharga bagi masyarakat daripada yang kita duga, dan penelitian ini menunjukkan proses penting yang sebelumnya tidak terlihat yang mendukung hal ini,” kata Shenkin.

Ia menambahkan, ternyata kompleksitas struktural 3D hutan yang rumit memungkinkan mereka untuk secara efisien membersihkan metana dari atmosfer. Apalagi yang akan kita temukan yang dimungkinkan oleh kompleksitas ekosistem alami.

Pada  tahap selanjutnya dari penelitian tersebut, Shenkin telah meluncurkan suatu usaha. Namanya  SelvaFlux Inc. Usaha tersebut  bertujuan untuk memanfaatkan temuan ini guna meningkatkan reboisasi dan konservasi tropis dengan membuatnya lebih menguntungkan di pasar karbon di masa mendatang.

KLIK INI:  Menggunakan Urin Dapat Membuat Sistem Pangan Lebih Berkelanjutan, Benarkah?