Ini 2 Poin Penting Deklarasi G20 Bali di Sektor Energi

oleh -113 kali dilihat

Klikhijau.com – Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali akhirnya sukses digelar dengan meriah dan sukses.

Salah satu kabar baik dari perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali adalah adanya dokumen Deklarasi Bali yang disepakati para kepala negara.

Forum G20 yang puncaknya selama dua hari 15-16 November 2022) akhinta melahirkan 52 poin deklarasi yang disahkan sebelum penyampaian keketuaan G20 dari Presiden Joko Widodo kepada Perdana Menteri India Narendra Modi, di Bali, Rabu (16/11).

Dalam konferensi pers yang disampaikan Presiden Jokowi, Rabu petang, ditekankan beberapa komitmen pendanaan untuk pengembangan transisi energi di Indonesia disepakati dalam forum G20 ini.

KLIK INI:  Hanya 10 Ribu Rupiah, Warga Katimbang Merdeka Menikmati Listrik

“Kemudian juga Energy Transition Mechanism, khususnya untuk Indonesia, memperoleh komitmen dari Just Energy Transistion Partnership (JETP) sebesar 20 miliar USD,” ungkap Presiden Jokowi.

Dari 52 poin kesepakatan, ada 2 poin khusus terkait sektor energi. Pertama, para pemimpin G20 menyepakati untuk mempercepat dan memastikan transisi energi yang berkelanjutan, adil, terjangkau, dan investasi inklusif.

Bali Compact dan Peta Jalan Transisi Energi Bali juga disepakati menjadi panduan untuk mencari solusi mencapai stabilitas pasar energi, transparansi, dan keterjangkauan. Berikut isi deklarasi terkait sektor energi:

“Kami bertemu pada saat krisis iklim dan energi, di tengah tantangan geopolitik. Kita juga sedang mengalami volatilitas harga dan pasar energi serta gangguan dalam pasokan energi. Kami menggarisbawahi urgensi untuk mengubah dan mendiversifikasi sistem energi dengan cepat, ketangguhan dan keamanan energi serta stabilitas pasar, dengan mempercepat dan memastikan transisi energi yang berkelanjutan, adil, terjangkau, dan investasi inklusif. Kami menekankan pentingnya memastikan bahwa permintaan energi global diimbangi oleh pasokan energi yang terjangkau,” demikian paragrap yang mengawali poin ke 11 dokumen Deklarasi Bali.

KLIK INI:  Membatasi Pasar Basah Berpotensi Tingkatkan Perdagangan Ilegal Hewan

Pada poin lanjutan deklarasi dituliskan bahwa para kepala negara menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai Net Zero Emission gas rumah kaca/netralitas karbon pada sekitar pertengahan abad, sambil mempertimbangkan perkembangan ilmiah terbaru dan keadaan nasional yang berbeda.

“Kami meminta dukungan berkelanjutan untuk negara-negara berkembang, terutama di negara-negara yang paling rentan, terutama dalam menyediakan akses ke kapasitas energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern, teknologi terbaru yang terjangkau dalam domain publik, kerja sama teknologi saling menguntungkan, dan pembiayaan aksi mitigasi di sektor energi,” lanjut poin yang sama.

Di poin selanjutnya (12) disebutkan, bahwa para kepala negara menekankan komitmennya untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDG) 7 dan berupaya menutup kesenjangan energi akses dan untuk memberantas kemiskinan energi.

“Menyadari peran kepemimpinan kami, dan dipandu oleh Bali Compact dan Peta Jalan Transisi Energi Bali, kami berkomitmen untuk mencari solusi dalam mencapai stabilitas pasar energi, transparansi, dan keterjangkauan. Kami akan mempercepat transisi dan mencapai tujuan iklim kita dengan memperkuat rantai pasokan energi dan keamanan energi, dan diversifikasi bauran dan sistem energi.”

Masih di poin yang sama, dipaparkan langkah-langkah kongkrit, peta jalan yang akan dilakukan negara-negara G20 menuju NZE.

Para kepala negara berupaya meningkatkan penyebaran pembangkit listrik nol dan rendah emisi, termasuk energi terbarukan, langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi energi, teknologi pengurangan dan penghilangan GRK, dengan mempertimbangkan keadaan nasional.

“Kami sadar akan pentingnya mempercepat pengembangan, penyebaran teknologi, dan penerapan kebijakan transisi menuju sistem energi rendah emisi, termasuk dengan dengan cepat meningkatkan penyebaran pembangkit listrik bersih, termasuk energi terbarukan, langkah-langkah efisiensi energi, termasuk upaya pensiun dini tenaga batu bara, sejalan dengan kondisi dan berdasarkan kebutuhan nasional untuk mendukung transisi yang adil.”

KLIK INI:  British Council Luncurkan “The Climate Connection”, Dukung Upaya Atasi Perubahan Iklim