Di Turki, KLHK Perkenalkan Kopi dari Hutan Sosial yang Menawan

oleh -108 kali dilihat
Di Turki, KLHK Perkenalkan Kopi dari Hutan Sosial yang Menawan
KLHK perkenalkan kopi dari hasil hutan sosial di Turki - Foto/dok KLHK

Klikhijau.com – Aroma kopi dari hutan sosial Indonesia akhirnya diperkenalkan hingga ke Turki. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengenalkan kopi Indonesia sekaligus membuka peluang pasar ekspor untuk hasil produk agroforestry pada acara One Day Indonesia Coffee, Fruits and Floriculture (ODICOFF) yang digelar pada tanggal 1 – 4 Desember 2021 di Istanbul, Turki.

Ini adalah momen pertama bagi KLHK untuk ikut serta dalam acara tersebut. Rangkaian acara ODICOFF meliputi pertemuan bisnis dengan MUSIAD (Asosiasi Industrialis dan Pengusaha independen Turki), pameran, Business matching (pertemuan antara penjual dan pembeli), penandatanganan Letetr of Interest (LoI) dan MoU Kerjasama B to B dan kunjungan lapangan ke lokasi pergudangan produk kopi.

Delegasi KLHK yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Bambang Supriyanto tiba di Istanbul Turki (30/11/2021).

Para delegasi Indonesia disambut hangat oleh Kepala Perwakilan Konsulat Jenderal (Konsjen) Republik Indonesia untuk Istanbul Turki, Imam As’ari.

Esok harinya, perwakilan delegasi KLHK dan Kementerian Pertanian bersama dengan perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia mengikuti acara Pertemuan Bisnis yang diselenggarakan oleh MUSIAD Turki.

KLIK INI:  Ketika Pohon Nangka yang Ditanam Menteri LHK Langsung Berbuah

MUSIAD sendiri adalah sebuah Asosiasi Industrialis dan Pengusaha independen Turki yang memiliki perwakilan di lebih dari 80 negara termasuk Indonesia, dengan jumlah anggota sebanyak 11.000 pengusaha dan 60.000 perusahaan.

Pertemuan bisnis ini dipimpin Kepala Hubungan Diplomatik MUSIAD, Oman dan dihadiri oleh 10 pengusaha anggota MUSIAD, 15 delegari RI serta perwakilan Konjen RI di Istanbul.

Pengusaha MUSIAD yang hadir terdiri dari para exporter berbagai produk pertanian, pengusaha wisata kesehatan dan pakar analis pasar.

Dalam pertemuan bisnis di MUSIAD ini, Bambang menyampaikan bahwa keterlibatan KLHK dalam ODICOFF memperkenalkan peluang bisnis produk agroforestry Indonesia di pasar internasional, dengan menekankan kepada peluang kerjasama dan kemitraan untuk membuka akses pasar bagi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).

Selanjutnya, Bambang juga menjelaskan bahwa membeli kopi agroforestri dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan perekonomian masyarakat setempat.

Bambang kemudian mengundang para pengusaha MUSIAD untuk mengunjungi pameran kopi dalam acara ODICOFF pada tanggal 2 Desember 2021, khususnya di stand pameran KLHK yang menampilkan 3 (tiga) perwakilan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial, yakni: Kopi Batabual dari Maluku; Kopi Kerinci dari Jambi dan Kopi Rimba dari Bajawa Nusa Tenggara Timur.

Dalam stand tersebut, diperkenalkan juga katalog produk agroforestry yang mempublikasikan lebih dari 70 produk Perhutanan Sosial.

KLIK INI:  Perdagangan TSL Berbasis Online Kian Marak, RUU KSDAHE Perlu Segera Disahkan

Senada dengan Bambang, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI juga menyampaikan bahwa tujuan partisipasi pihaknya dalam acara ODICOFF Istanbul adalah untuk memperkenalkan produk pertanian Indonesia ke pasar internasional melalui jaringan MUSIAD, serta menjajaki peluang investasi produk Indonesia.

Dalam pertemuan dimaksud setidaknya ada 3  mitra potensial yang tertarik pada bisnis hasil produk Perhutanan Sosial, yaitu: (1) PT. Caldera Coffee yang telah menjalankan bisnis kopi di Canada Australia dan New Zealand; (2) Pengusaha pariwisata kesehatan; dan (3) para Eksportir kopi. Para pengusaha menyampaikan akan menjajaki lebih jauh peluang dimaksud pada saat pameran ODICOFF.

Potensi kopi dari hutan sosial

Potensi kopi petani Indonesia sangat besar, karena luasan lahan lebih dari 300.000 ha, dimana produksinya bisa mencapai 32.230,79 ton per tahun.

Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan izin seluas 12,7 juta ha untuk masyarakat petani sekitar hutan. Melalui hutan sosial, petani dapat meningkatkan ekonomi mereka melalui budi daya tanaman pertanian dengan konsep sosial forestry.

”Inilah hasil dari konsep utama perhutanan sosial, yakni hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Hulu dan hilirnya masyarakat didampingi, melalui pelatihan dan sekolah lapang. Selain itu juga ada dukungan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani. Untuk kalangan milenial, hasil hutan sosial seperti kopi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup, sehingga muncul trend di kalangan anak muda menjadi barista,” kata Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Bambang Supriyanto.

KLIK INI:  Koalisi Indonesia Memantau Mendesak Penghentian Deforestasi di Papua

Sebelumnya delegasi Indonesia yang terdiri dari perwakilan KLHK dan Kementan juga menggelar pertemuan bisnis dengan MUSIAD. Organisasi ini memiliki perwakilan di lebih dari 80 negara termasuk Indonesia, dengan jumlah anggota sebanyak 11.000 pengusaha dan 60.000 perusahaan.

Melalui agenda ini juga disampaikan pesan penting tentang peningkatan kualitas lingkungan sekaligus kesejahteraan petani dan perekonomian masyarakat setempat yang telah berjalan melalui konsep social forestry. Ada lebih dari 70 produk perhutanan sosial Indonesia menarik minat calon mitra potensial yang telah memiliki pangsa pasar internasional.

Pihak delegasi Indonesia maupun Turki menyampaikan pentingnya kerjasama Ekonomi antar kedua negara. Selain budaya, kesamaan kedua negara sebagai negara muslim terbesar juga semakin membuka peluang kerjasama terutama di sektor pertanian.

Para pengusaha Turki juga diundang untuk menghadiri Festival Perhutanan Nasional dengan tema kopi, yang akan berlangsung pada tanggal 25-27 Januari 2022. Dalam festival ini nantinya akan banyak lagi ditemukan berbagai keragaman dan keunikan kopi Indonesia.

KLIK INI:  Pramuka Buat Pedoman Program Terkait Perubahan Iklim