Cerita dari Festival Rimba, Perkenalkan Potensi Ekowisata dan Budaya Sungai Utik

oleh -176 kali dilihat
Cerita dari Festival Rimba, Perkenalkan Potensi Ekowisata dan Budaya Sungai Utik
Penanaman pohon bersama Bupati Kapuas Hulu - Foto: Ist

Klikhijau.com – Gelaran festival sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian hutan di Pulau Kalimantan yang bertajuk “Rimba Festival” atau “Festival Rimba” menapaki hari terakhir (30/7). Berbagai rangkaian pertunjukan seni, edukasi pelestarian hutan dan masyarakat adat, pameran produk masyarakat usai digelar.

Pada hari terakhir dilakukan kegiatan susur sungai, penanaman pohon dan jelajah hutan. Menyajikan keindahan dan potensi alam yang sangat luar biasa, para tamu sangat kagum dengan keindahan dan keanekaragaman hayati di Sungai Utik.

Kegiatan susur sungai, penanaman pohon dan jelajah hutan dihadiri oleh Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat, S.T beserta istri dan rombongan OPD Kapuas Hulu. Jelajah hutan berhenti di salah satu spot tepi sungai untuk menyantap ikan bakar, ikan pansoh (bakar bambu), dan sayuran dari ladang masyarakat. Susur sungai juga menyajikan jernihnya air di Sungai Utik. Setelah susur sungai kegiatan dilanjutkan dengan penutupan festival dan pentas seni oleh anak-anak Sungai Utik.

Joni Vercelli Manehat, S.Sos.,M.H, Ketua Panitia Festival Rimba mengatakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mensukseskan Festival Rimba. Tujuan festival ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian hutan di Kalimantan sekaligus ingin mendorong pariwisata di Kapuas Hulu.

”Kami berharap kedepan ada support dari pemerintah daerah untuk kita lakukan festival ini lebih meriah. Festival ini disiapkan oleh panitia dalam waktu yang singkat. Kerja keras masyarakat Sungai Utik untuk menyelenggarakan festival ini sangat besar, semua masyarakat di rumah panjang bergotong-royong untuk mensukseskan acara ini,” ungkap Joni dalam sambutannya.

KLIK INI:  Akibat Perubahan Iklim, Gunung Denali Terancam Dibanjiri 60 Ton Tinja Manusia

Festival Rimba Sungai Utik digelar oleh masyarakat adat dengan dukungan sejumlah lembaga, misalnya Serakop Iban Perbatasan (SIPAT), Tropical Forest Conservation Act (TFCA), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), dan Credit Union Keling Kumang Kalimantan dinilai sukses besar oleh sejumlah pihak.

Raymundus Remang, Kepala Desa Batu Lintang mengatakan kami melakukan ini secara mandiri dan dengan dukungan dari teman-teman yang sangat peduli dengan Masyarakat Adat Dayak Iban Menua Sungai Utik kami bisa menyelenggarakan di tahun ini. Kami ingin melestarikan dan memperkenalkan budaya yang ada di Masyarakat Adat Dayak Iban Menua Sungai Utik melalui festival ini.

“Alam memberikan kontribusi yang besar bagi kami atas diberikannya berbagai penghargaan untuk kami. Semoga apa yang telah kami jaga, hutan yang telah kami jaga selama ini tidak sia-sia. Kami ingin pemerintah lebih melihat dan lebih peduli dengan keberadaan kami. Kami sangat senang kehadiran semua tamu yang ada disini, terima kasih atas dukungan dan kehadirannya. Terima kasih paling besar saya ucapkan untuk semulih masyarakat Sungai Utik, tanpa dukungan masyarakat Sungai Utik kegiatan ini tidak akan bisa terlaksana dengan sukses.”

Wahyudi Hidayat, S.T, Wakil Bupati Kapuas Hulu dalam balutan busana adat Dayak Iban mengucapkan apresiasi yang besar kepada semua panitia Festival Rimba Sungai Utik yang telah menggelar acara ini. Sungai Utik adalah contoh kongkrit masyarakat adat yang telah mengelola hutan adat dengan baik bahkan mendapat berbagai penghargaan.

“Semoga hal baik di Sungai Utik bisa dicontoh oleh daerah lain. Kami bangga menjadi bagian dari Sungai Utik. Semoga budaya di Dayak Iban Sungai Utik bisa selalu lestari”.

”Kegiatan ini membutuhkan energi yang sangat besar dan ini berhasil diciptakan oleh masyarakat Sungai Utik dan dibantu oleh beberapa pendukung. Kemarin kami menyelenggarakan seminar, dan seminar ini sangat mempunyai makna besar karena telah menampah pengetahuan kami tentang Rangkong, pentingnya sekolah adat, dan bagaimana proses yang perlu dilakukan untuk penetapan wilayah adat. Saya percaya bahwa jika kita bersama-sama maka kegiatan ini pasti akan terlaksana lagi tahun depan,” kata Ketua Serakop Iban Perbatasan (SIPAT) Herkulanus Sutomo Manna.

Kegiatan Festival Rimba yang diselenggarakan Masyarakat Adat Dayak Iban Menua Sungai Utik menjadi momen penting untuk kembali mengingatkan masyarakat dan pemerintah bahwa masyarakat adat adalah bukti dan teladan dalam hal cara menyeimbangkan kembali hubungan dengan alam.

Termasuk kemampuan untuk beradaptasi di tengah perubahan-perubahan atas lingkungan, krisis iklim dan modernisasi. Perjuangan ini perlu didukung oleh komunitas lain. Selain itu kami ingin negara mendorong keterlibatan dan kebijakan penuh mengenai masyarakat adat. Kami ingin dukungan penuh dari pemerintah, bukan hanya slogan saja namun bukti kebijakan yang nyata.

KLIK INI:  Melawan Perubahan Iklim, Youtuber ini Berkolaborasi untuk Tanam 20 Juta Pohon