- Menunggu Bangau Pulang - 04/05/2024
- Pantai yang Bersalin Nama - 13/04/2024
- Gadis Iklim - 07/04/2024
Klikhijau.com – Dalam perjalanan kami ke Pulau Sembilan beberapa hari yang lalu. Fumiko, yang merupakan dosen pendamping mahasiswa asal Universitas Kobe Jepang membagikan permen.
Beberapa mahasiswa Jepang yang memakan permen pemberian Fumiko memasukkan kemasannya ke kantong celananya. Dan beberapa orang Indonsia setelah isi permennya berhasil dikeluarkan. Langsung membuangnya saja ke laut.
Di kesempatan lain, saat kami ke laut memancing ikan menggunakan perahu. Salah seorang nelayan yang ikut rombongan mengambil air gelas dalam kemasan plastik. Meminumnya, setelah minumannya tandas. Ia membuangnya langsung ke laut tanpa rasa bersalah.
Bukan hanya pembungkus permen dan tempat air gelas kemasan yang dibuang ke laut, tetapi juga puntung rokok. Sampah yang dibuang tersebut, sebagian akan menetap di laut dan sebagian lagi terseret ombak dan menjadi penghuni pantai.
Fakta yang saya temukan pada dua kesempatan itu, rasanya wajar jika kemasan makanan, minuman, dan puntung rokok jadi sampah yang menghuni laut dan pantai paling banyak. Dan memiliki dampak nyata bagi lautan.
Data dari Ocean Conservacy menunjukkan bahwa 9 dari 10 jenis sampah terbanyak yang ditemukan di pantai berkaitan dengan makanan dan minuman.
Puntung rokok masih unggul
Sepanjang 2018, seperti yang ditulis Gita Laras Widyaningrum di Nationalgeographic.co.id bahwa kelompok pembersih pantai menyatakan kemasan makanan menjadi sampah kedua yang paling banyak dikumpulkan.
Sampah tersebut meliputi bungkus makanan serta alat makan dan minum sekali pakai, seperti sedotan, sendok, garpu, pisau, gelas dan piring plastik.
Sementara itu, untuk posisi pertama, masih ditempati oleh puntung rokok selama bertahun-tahun.
“Puntung rokok menjadi masalah tersendiri dan ia selalu unggul setiap tahunnya,” ujar George Leonard, kepala ilmuwan di Ocean Conservacy.
Menurutnya, dari daftar sepuluh besar sampah yang paling banyak ditemukan di pantai, sebagian besar tidak dapat didaur ulang.
“Sejauh ini, kita berbicara tentang daur ulang sebagai solusi atas masalah sampah plastik di laut, tapi ternyata itu sangat rumit,” paparnya.
Leonard juga menuturkan Ocean Conservacy sedang melakukan analisis data yang lebih luas serta mencari pola global yang mampu mengurangi jumlah sampah plastik di lautan.