Mudik dan Kampung yang Dikepung Sampah Plastik

oleh -160 kali dilihat
Mudik dan Kampung yang Dikepung Sampah Plastik

Klikhijau.com – Mudik dan sampah plastik—mungkin dua sisi yang tak terpikirkan. Mengapa? Sebagai bangsa dengan basis sosial yang komunal, mudik adalah narasi yang sangat dominan dalam ingatan. Lihat saja bagaimana televisi mengabarkan mudik begitu massifnya.

Mudik amat menyita perhatian. Mudik adalah sebuah ekstase dari segala rupa perjalanan dan perjumpaan. Di balik fenomena mudik yang menggairahkan itu, ternyata menyisakan banyak problematika sosial yang tak tertangani dengan baik. Selain kemacetan, kecelakaan lalu lintas, dan kriminalitas—ada masalah sampah yang mungkin tak terpikirkan.

Pernahkah kita membayangkan berapa banyak sampah plastik yang mengepung kampung di saat mudik lebaran? Kemana saja sampah-sampah itu berseliweran saat di kampung? Apakah tertangani dengan baik atau justru terbuang serampangan. Terlebih, kampung dengan kelebihan ruang terbuka memungkinkan sampah-sampah itu dihempas tanpa terlihat nyata. Faktanya, secara psikologis, masyarakat kita umumnya terbiasa membuang di tempat tersembunyi atau secara sembunyi-sembunyi.

KLIK INI:  Apa Nikmatnya Mudik dengan Membawa Tumbler?

Beberapa hari lalu, seorang kawan di Maros memposting di sosial media sebuah gambar tentang sungai yang dipenuhi sampah-sampah plastik. Sepertinya tumpukan sampah itu adalah sisa-sisa plastik makanan yang terbuang sepanjang bulan puasa—sebuah potret budaya buang sampah sembarangan. Kawan saya itu lalu membuat status singkat: Inilah alasan mengapa saya malas membeli hidangan buka puasa di pinggir jalan. Yah, lihat saja berapa banyak jajanan pinggir jalan di seantero negeri—semuanya menggunakan plastik sekali pakai—plastik yang akan berakhir di pembuangan.

2-Mudik-dan-Kampung-yang-Dikepung-Sampah-Plastik

Jadinya mencemaskan bukan? Kita gagal berpuasa sampah plastik, justru sebaliknya kita memproduksi sampah demikian massif di bulan puasa. Sebuah ritus sosial yang terus berulang setiap tahunnya. Lingkungan pun jadi korban tak berdosa, ia harus memikul beban berat mengurai sampah-sampah plastik itu. Nah, kalau sampah plastik sisa makanan selama bulan ramadhan saja sudah tak terbayang banyaknya, bagaimana dengan sampah yang dihasilkan dari aktivitas mudik?

Jutaan orang yang mudik itu tentulah membawa sesuatu ke kampung. Para pemudik umumnya akan membawa makanan kemasan. Sebagian dari makanan yang di bawah itu dikonsumsi dalam perjalanan, sebagian besar di antaranya dihabiskan di rumah-rumah sanak keluarga di kampung. Data Kementerian Perhubungan misalnya memprediksi jumlah pemudik dari Jabodetabek sebanyak 14. 901.468 orang. Ini baru dari satu wilayah saja. Kota-kota lainnya di Indonesia juga sama, ada jutaan warganya bergerak ke kampung halamannya. Sekali lagi, kampung sungguh-sungguh terkepung sampah plastik.

KLIK INI:  KLHK Ajak Masyarakat Mudik Asyik Tanpa Sampah Plastik
***

Pada saat yang sama, tidak semua kampung memiliki manajemen pengelolaan sampah dengan baik. Di kampung saya di Selatan Sulsel misalnya, warga umumnya membuang sampahnya ke sungai. Sebagian lagi membakarnya.  Masih banyaknya ruang kosong seperti kebun, sungai, selokan, laut dan tanah kosong menjadikan budaya membuang sampah seolah bukan masalah serius.

Akhirnya, mudik adalah berpindahnya keramaian dan aktivitas produksi massal sampah plastik dari kota ke kampung. Sebuah momen yang bertepatan dengan riuhnya aktivitas warga kampung. Pasar-pasar dikepung pembeli. Se pekan lalu, seorang Netizen membagikan sebuah video bagaimana sebuah pasar di Parepare Sulsel diwarnai oleh sampah yang menggunung dan mulai mengganggu warga. Tumpukan sampah itu, satu bukti bagaimana pasar tradisional hingga di pelosok sekalipun berkubang sampah di hari raya.

1-Mudik-dan-Kampung-yang-Dikepung-Sampah-Plastik

Selain mudik, ada pula fenomena meningkatnya arus belanja di kota-kota besar. Mereka datang dari daerah dan menghabiskan uangnya di kota. Barang-barang yang dibeli itu diangkut pula ke kampung. Okelah, hari raya telah menciptakan suatu rantai ekonomi yang berputar kencang dari segala sisi. Kita patut bersyukur atas segala kebaikannya, tetapi di sisi lain betapa kita sepertinya sudah harus memikirkan secara serius penanganan sampah plastik di baliknya.

KLIK INI:  Hendak Mudik dengan Rasa Cinta Pada Lingkungan, Ikuti Tips Ini!