Progresif, Supermarket di Asia Mulai Berlomba Gunakan Daun Pisang

oleh -477 kali dilihat
Progresif, Supermarket di Asia Mulai Berlomba Gunakan Daun Pisang
Daun pisang digunakan untuk membungkus buah dan sayur.

Klikhijau.com – Tren mengurangi penggunaan kemasan plastik belakangan ini sedang meningkat di toko-toko kelontong atau supermarket di seluruh dunia.

Banyak toko dan produsen makanan yang berupaya mencari ide dan cara baru untuk memerangi penggunaan kemasan plastik ini. Seperti yang belakangan hits, yakni pemakaian sedotan non-plastik. Tanpa sadar, ini menjadi salah satu alternatif mengurangi jumlah produksi plastik.

Supermarket di Asia kini telah memperkenalkan cara baru yang lebih ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik. Ide-ide kreatif ini menunjukan bagaimana revolusi hijau nyata terjadi di abad dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat.

Thailand merupakan salah satu negara yang menjadi percontohan bagi negara-negara di Asia dalam penerapan revolusi hijau.

Rimping, sebuah toko bahan pangan ini menjadi viral ketika perusahaan real estate yang berbasis di Chiang Mai, Perfect Homes, membagikan foto mentimun, selada, kacang hijau, cabai dan bahan makanan lainnya yang dibungkus dengan kemasan daun pisang di Facebook.

KLIK INI:  11 Aksi Sederhana Sebagai Tanda Cinta Pada Bumi, Anda Sudah Melakukan Apa?

Cara toko bahan pangan ini dalam membungkus buah dan sayur cukup unik, selain menggunakan kemasan dari daun pisang, Rimping juga menggunakan tali pengikat dari bambu agar ketika tidak digunakan tali pengikat tersebut tetap dapat dibiodegradasi.

Rimping, supermarket yang pertama kali didirikan pada tahun 1932 ini bukanlah Stop & Shop biasa. Menurut situs resminya, Rimping adalah toko hijau yang mengoperasikan enam supermarket dan dua toko kecil yang menjual bahan pangan di seluruh Thailand.

Selain menggunakan kemasan daun pisang untuk buah dan sayur, Rimping juga menawarkan banyak pilihan kemasan berkelanjutan lainnya.

Dalam melayani pelanggannya Rimping tetap mengedepankan upaya keberlanjutan. Rimping menawarkan kantong bioplastik yang dapat dibiodegradasi serta kotak kardus yang digunakan kembali untuk mengemas makanan.

Sedangkan untuk pelanggan yang lupa membawa tas jinjing, mereka dapat meminjam tas kain Rimping untuk disimpan dengan membayar biaya donasi sebesar 50 Baht Thailand ($ 1,57 USD). Netijen ramai meninggalkan kesan positif di foto yang diunggah oleh Rimping di laman Facebooknya.

“Langkah kecil dapat membuat perbedaan yang besar. Perubahan akan segera datang!” puji seorang netizen.

“Selain lebih ramah lingkungan, dan membantu mengurangi limbah plastik. Membungkus sayuran dengan daun pisang, membuat tampilan sayuran jadi lebih cantik dan berwarna,” tulis netizen lainnya.

KLIK INI:  Ajaib, Tanam Singkong Tumbuhnya Plastik Ramah Lingkungan

Vietnam dan Indonesia mulai meniru penggunaan daun plastik sebagai upaya pengurangan sampah plastik. Jaringan supermarket besar di Vietnam seperti Lotte Mart, Saigon Co.op, dan Big C, semuanya mulai mengikuti jejak toko-toko di Thailand dengan bereksperimen menggunakan daun pisang sebagai alternatif kemasan di toko mereka juga.

Selain membungkus sayuran dan buah-buahan, supermarket ini juga bermaksud menggunakan daun untuk produk daging segar. Selain itu, perusahaan besar di Vietnam yang bernama Big C, sudah menawarkan tas biodegradable yang dibuat dengan bubuk jagung di tokonya.

Indonesia sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia turut mengupayakan pengurangan sampah plastik. Upaya untuk mengurangi penggunaan kantong plastik mulai digalakkan.

Ada kota yang melarang menggunakan kantong plastik dan mewajibkan penduduknya untuk membawa kantong sendiri setiap kali berbelanja. Ada yang menerapkan aturan kantong plastik berbayar. Selain itu juga terdapat supermarket di Pulau Bali yang mengadopsi ide pembungkus daun pisang yang telah diterapkan di Thailand dan Vietnam.

Bintang Supermarket yang berbasis di Bali diketahui juga telah mengganti plastik pembungkus sayuran menjadi daun pisang. Hal ini terlihat dari dua buah postingan di akun Facebook resmi mereka yang menunjukkan bahwa mereka membungkus sayur-sayuran seperti sawi, timun, terong, kacang panjang, brokoli, hingga kembang kol dengan menggunakan daun pisang.

KLIK INI:  Mulai 1 Maret Toko Ritel Tak Lagi Gratiskan Kantong Plastik, Ini Alasannya!

“Kami mulai mengubah kemasan. Secara bertahap kami akan mengurangi penggunaan kemasan plastik, terutama untuk produk segar,” tulis Bintang Supermarket.

Upaya pengurangan sampah plastik di Provinsi Bali diperkuat dengan peraturan gubernur (Pergub) yang membatasi penggunaan kemasan plastik sekali pakai dan melarang penggunaan styrofoam, sedotan plastik, dan tas kresek pada Desember 2018 lalu.

Penggunaan daun pisang untuk membungkus makanan sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam budaya Asia. Hidangan tradisional dari Thailand, India, Cina, Vietnam, dan Malaysia semuanya menggunakan daun pisang sebagai pengganti piring dan membungkus berbagai makanan.

Ada banyak sekali manfaat menggunakan daun pisang untuk mengganti kemasan plastik. Salah satunya daun pisang merupakan bahan organik, yang lebih mudah dikompos dan ramah lingkungan. Selain itu hasil kompos daun pisang juga efektif menambah nutrisi tanah, dan membuat tanah lebih subur.

KLIK INI:  2030 Taiwan Bebas dari Sampah Plastik, Indonesia Kapan Ya?