Pemadaman Lanjutan Terus Dilakukan Meski Tren Hotspot Menurun

oleh -172 kali dilihat
Pemadaman Lanjutan Terus Dilakukan Meski Tren Hotspot Menurun
Petugas pemadam karhutla sedang memadamkan api/foto-Tribunnews.com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Tren titik api minggu ini menurun jika dibanding jumlah titik api pada minggu lalu. Data Laporan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Jumat, 27 September 2019 pukul 18.00 WIB. Satelit NOAA menunjukkan tidak adanya titik panas (hotspot) di beberapa wilayah rawan karhutla.

Sedangkan Satelit TERRA/AQUA (NASA) dengan level confidence ?80% menunjukkan hotspot hanya berada di wilayah Jambi sebanyak 3 titik, Kalimantan Timur sebanyak 9 titik, dan Kalimantan Utara sebanyak 2 titik.

Sedangkan untuk minggu ini dari 21-27 September 2019. Jumlahnya turun signifikan menjadi 3.211 titik panas. Sebagai catatan titik panas (hotspot) berbeda dengan titik api (fire spot). Sehingga untuk memastikan wilayah tersebut mengalami titik api harus dilakukan pengecekan lapangan (ground check) secara langsung.

Meskipun tren hotspot menurun, Satgas Karhutla tetap melakukan upaya pemadaman lanjutan. Pemadaman terus dilakukan di lahan-lahan yang kebanyakan adalah lahan gambut.

KLIK INI:  Jumlah Hotspot Naik, Masyarakat Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan

Semisal yang dilakukan di Daerah Operasi (Daops) Palangkaraya, tepatnya di daerah Kel.Kalampangan Kec. Sabangau Kota Palangka Raya, juga di Jln. Karan Paci Kel. Panarung, Kec. Pahandut.

Tak ada asap lintas negara

Di Provinsi Riau, kegiatan pemadaman serta pendinginan dilakukan Manggala Agni KLHK Daops Dumai. Lahan gambut seluas 7 Hektare (Ha) di Jl. Sidodadi, Kel. Lubuk Gaung, Kec. Sungai Sembilan, Kota Dumai ini terbakar di permukaannya juga di lapisan bawahnya.

Pemadaman juga dilakukan di Desa Pare Pare Kec. Merbau Kab. Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara. Lahan gambut seluas ± 3,5 ha berhasil dipadamkan. Kondisi terakhir, Lahan milik masyarakat ini masih menyisakan bara dan asap.

KLIK INI:  Mengenang Asmara, Lelaki yang Gugur dalam Tugas Pemadaman Karhutla

Meskipun hotspot tahun 2019 ini meningkat daripada tahun lalu, namun luasan lahan yang terbakar tahun ini masih lebih sedikit dibandingkan tahun 2018. Tahun lalu, luasan lahan yang terbakar adalah seluas 510.564 ha, dan tahun 2019, luasan lahan terbakar hanya sekitar 328.724 ha.

Sebaran asap menurut citra satelit Himawari dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jumat, 27 September 2019 pukul 16.00 WIB menunjukkan tidak adanya asap lintas negara.

BMKG memprediksi curah hujan pada minggu III September hingga minggu II Oktober umumnya diperkirakan berada pada kriteria menengah (50-150 mm/dasarian).

Pada minggu III September wilayah yang diperkirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di Aceh bagian utara dan Papua bagian tengah.

KLIK INI:  Hujan Buatan Akan Disiapkan Hadapi Kemarau Panjang

Pada minggu I Oktober, wilayah yang diperkirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di pesisir barat Aceh dan Sumatera Utara, Kalimantan Barat bagian timur, Papua Barat bagian Tengah, serta Papua bagian Tengah.

Pada minggu II Oktober, wilayah pesisir barat Aceh dan Sumatera Utara diperkirakan mengalami hujan kategori tinggi. Begitu juga dengan wilayah Papua Barat bagian tengah dan Papua bagian tengah.

Upaya pemadaman tak hanya dilakukan di darat saja. Pemadaman melalui udara juga dilakukan dengan mengerahkan 45 unit pesawat atau helikopter.

Sepanjang tahun 2019 ini telah dilakukan upaya water bombing sebanyak kurang lebih 317 juta liter air di seluruh Indonesia utamanya di wilayah rawan karhutla. Sedangkan untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), sebanyak total 211.216 kg garam telah disemai untuk menghasilkan hujan buatan.(*)

KLIK INI:  'Djarum Trees for Life' Hijaukan Tol Trans Sumatera