Klikhijau.com – Pintu ekspor perikanan di wilayah timur Indonesia mesti berkiblat ke Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebab Sulsel memiliki potensi perikanan laut dan payau cukup besar.
Potensi yang besar itu, kini mulai dilihat oleh pelaku usaha perikanan sebagai peluang potensial. Untuk itu pelaku usaha perikanan ini membangun Unit Pengolahan Ikan (UPI). Tujuan pembangunan UPI, yakni untuk mengolah produk perikanan yang dihasilkan agar memiliki nilai ekonomi tinggi.
Produk yang dihasilkan pun tak bisa sembarangan harus bermutu, aman dikonsumsi dan sehat sesuai dengan standar internasional.
Pasca pandemi, Sulsel mengalami iklim investasi yang kondusif. Hal itulah yang mempercepat akselerasi dan pergerakan ekonomi di sektor perikanan.
Melihat apa yang dilakukan UPI, Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar (Balai Besar KIPM Makassar) turun tangan. Caranya dengan melakukan pembinaan dan pendampingan kepada UPI Sulsel serta meningkatkan kompetensi Quality Control (QC).
Pendampingan yang dilakukan Balai Besar KIPM Makassar salah satunya adalah menggelar pelatihan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dasar di lingkup UPI Sulsel.
Pelatihan berlangsung pada Selasa 13 September 2022 di Hotel Dalton Makassar. Gelaran pelatihan itu merupakan inisiasi Balai Besar KIPM Makassar bersama pelaku usaha. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi dan skill QC dalam pengawasan mutu dan keamanan produk perikanan yang diekspor.
Diterima di pasar internasional
Kepala Badan Karantina Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Pamuji Lestari mengatakan, hasil perikanan Indonesia telah mendapat tempat di pasar internasional. Selain itu, citra produk perikanan juga dinilai baik. Buktinya, semakin sedikit jumlah kasus penolakan hasil perikanan Indonesia oleh negara mitra.
“Keberhasilan tersebut tentunya merupakan keberhasilan antar pemerintah dan pelaku usaha yang saling bersinergi dalam menjamin keberterimaan produk perikanan Indonesia di negara tujuan,” ujar Dr. Pramuji.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengendalian Mutu BKIPM, Widodo Sumiyanto yang hadir hadir sebagai narasumber mengatakan, pelatihan tersebut memberikan informasi tentang kemunduran mutu ikan, jaminan mutu produk perikanan dan pembuatan manual HACCP.
“Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM di UPI yang menyediakan produk perikanan bermutu dan aman yang akan diedarkan di pasar domestik maupun luar negeri,” tuturnya.
Selain itu, di tempat yang sama, Kepala Balai Besar KIPM Makassar, Sitti Chadidjah menjelaskan, sampai dengan semester I tahun 2022. Balai Besar KIPM Makassar mencatat volume ekspor komoditi perikanan dari Sulawesi Selatan sebesar 90.408 ton. Dengan nilai Rp4,4 triliun, meningkat 4,6 persen dari tahun sebelumnya.
“Sebanyak 40 negara di 5 benua menjadi tujuan ekspor komoditi perikanan Sulawesi Selatan dengan 5 komoditi perikanan teratas yaitu rumput laut, karaginan, udang vanamei, gurita dan tuna,” pungkasnya.
Kegiatan pelatihan HACCP itu dibuka oleh Kepala BKIPM, Dr. Pamuji Lestari. Tercatat sebanyak 74 orang peserta dengan yang mengikuti pelatihan tersebut. Rincian yaitu 70 orang peserta dari UPI/UPRL Sulsel dan 4 orang peserta dari BKIPM Makassar.