Kopi, Juna dan Pengetahuan Sederhana Soal Kopi di Sulsel Expo

oleh -421 kali dilihat
Kopi, Juna dan Pengetahuan Sederhana Soal Kopi di Sulsel Expo
Juna, yang beraksi di Sulsel Expo 2019/foto-ist

Klikhijau.com – Pameran pembangunan “Sulsel Expo 2019” yang digelar (30 Oktober hingga 2 November) kali ini rasanya identik dengan kopi. Yah, beberapa stand memamerkan kopi andalannya. Dari kopi Malino asal Gowa hingga kopi Basseang dari Pinrang.

Tetapi, yang paling serius memberi edukasi pada pengunjung ada di stand Dinas Perkebunan Sulsel. Di sana ada seorang barista bernama Juna (30) yang setia menjawab pertanyaan pengunjung perihal kopi. Sembari bahas kopi, Juna tak lupa memberikan tester kopi pada pengunjung Sulsel Expo.

Kata Juna, setiap kopi ada kekhasannya masing-masing. “Yang menarik dari kopi adalah kekhasan rasanya masing-masing. Setiap jenis kopi selalu menawarkan cita rasa sediri. Jadi bisa dibedakan, mana kopi Malino, mana kopi Basseang dan lainnya,” jelas Juna.

Pria yang kini sepenuhnya menggeluti kopi, akhirnya berbagi cerita pada saya soal faktor pembeda setiap jenis kopi. Pertama, kata Juna adalah pada aroma kopi. “Setiap jenis kopi bisa dibedakan dari aromanya,” katanya.

KLIK INI:  Kasus Pencabutan Izin Usaha Perkebunan di Sorong, Pertanda Moratorium Sawit Diperpanjang

Saya mengangguk saja mendengarnya. Bagi yang awam kopi seperti saya, yang terasa dari semua kopi hanyalah rasa pahitnya. Emmmm! Menurut Juna, aroma kopi itu berbeda karena berasal dari lingkungan yang berbeda pula.

Kopi penuh kompleksitas

Lingkungan sekitar di mana kopi itu ditanam mempengaruhi aroma suatu kopi. Misalnya, bila ada tanaman cengkeh di sekitarnya, itu berpengaruh pada aroma tanaman kopi,” ucap Juna.

Selain aroma, jenis kopi juga bisa dibedakan dari rasanya. “Sekali lagi, setiap jenis kopi itu punya rasa masing-masing,” jelasnya.

KLIK INI:  Daeng Halim dan Fundamental Kopi Topidi

Apalagi yang lain? Ternyata, teknik penyajian baristanya juga berpengaruh. “Barista itu tidak sekadar menyeduh. Ada metodologinya sendiri,” jelas Juna. Selain itu, lanjut Juna, setiap jenis kopi dibuat dengan cara berbeda-beda.

Hal yang sama dikatakan, Dani (21), pegiat kopi Basseang dari Pinrang. Menurutnya, rasa kopi biasanya juga dipengaruhi oleh espektasi penyaji dan pemesannya.

Jadi, aroma kopi selalu bergantung pada siapa yang membuatnya dan sensasi apa yang dikehendakinya,” jelas Dani.

Juna dan Dani bertahun-tahun belajar kopi. Saya baru paham, betapa kopi itu penuh dengan kompleksitas. Punya filosofi yang dapat direfleksikan dengan beragam makna.

Apa pun itu, kopi mempersatukan Indonesia—seperti aromanya yang walau pahit—tetapi penuh cita rasa.

KLIK INI:  Menilik Peta Jalan Perdagangan Karbon di Indonesia