Kisah Unik dari Pelepasliaran Harimau Sumatera Ambar Goldsmith dan Beru Situtung

oleh -21 kali dilihat
Harimau Sumatera yang dilepasliarkan di TN Gunung Leuser
Harimau Sumatera yang dilepasliarkan di TN Gunung Leuser -foto/Ist

Klikhijau.com – Sensasi bertualang di alam bebas kini dirasakan Ambar Goldsmith dan Beru Situtung. Itu setelah keduanya dilepasliarkan. Tepatnya di kawasan hutan Taman Nasional (TN) Gunung Leuser.

Ambar Goldsmith dan Beru Situtung adalah nama harimau Sumatera (HS) yang dilepasliarkan pada hari Rabu, 06 Maret 2024 lalu.

Untuk Ambar Goldsmith adalah nama baru yang diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya. Nama sebelumnya hanyalah Ambar

Ambar Goldsmith, berjenis kelamin betina. Umurnya kurang lebih 5,5 – 6 tahun. Berasal dari Desa Bukit Mas, Kec. Besitang, Kab. Langkat.

KLIK INI:  26 Profesor Bertemu Menteri LHK Bahas Penataan Pemukiman Masyarakat di Kawasan Hutan

Harimau Sumatera ini merupakan satu individu satwa harimau sumatera yang ditangkap dengan menggunakan kandang jebak yang dipasang oleh Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara dan mitra.

Penangkapan itu terjadi pada tanggal 21 Desember 2022 lalu di dusun Aras Napal, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.

pelepasliaran Ambar Goldsmith juga terkesan istimewa, sebab dilepasliarkan langsung oleh Menteri Siti bersama Senior Fellow at Bezos Earth Fund, Lord Goldsmith yang sebelumnya pernah menjabat sebagai UK Minister of State for Overseas Territories, Commonwelath, Energy, Climate and Environment.

Harimau Sumatera menurut Menteri Siti adalah satu dari sembilan spesies kucing liar (wild cat). Peran satwa ini sangat penting dalam mendukung keseimbangan ekosistem dan penyediaan jasa lingkungan.

KLIK INI:  Slamet Resmi Jadi Penghuni Baru Taman Nasional Gunung Ciremai

“Harimau ini menjadi perhatian internasional karena dunia menyebutnya Flagship Species, yaitu jenis satwa strategis sebagai indikator baiknya bentang alam hutan atau lingkungan kita diantaranya adalah harimau, badak, gajah dan orangutan,” terang Menteri Siti.

Ada hal unik dari nama Ambar yang disematkan pada harimau Sumatera. Sebab nama itu sama dengan nama anak perempuan dari Lord Goldsmith, yakni Ambar.

Lord Goldsmith sendiri mengaku tidak tahu ada nama harimau Sumatera yang bernama Ambar.

“Saya kira anak perempuan saya mungkin tidak akan percaya bahwa ada harimau sumatera yang mirip namanya dengan dia, tapi akan saya ceritakan kisah hari ini kepadanya,” kata Lord Goldsmith dengan gembira.

KLIK INI:  Pentingnya Inovasi Teknologi untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati
Kisah Beru Situtung

Untuk pelepasliaran Beru Situtung dilakukan oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko bersama dengan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL), Agus Justianto.

Beru Situtung merupakan harimau betina dengan perkiraan umur 3-4 tahun yang diselamatkan dari interaksi negatif antara manusia dan harimau sumatera di kawasan Hutan Lindung Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan.

Selanjutnya, dititiprawatkan sementara di instalasi kandang SRA (Sumatran Rescue Alliance) yang berada di Desa Bukit Mas.

Pada tanggal 27 Januari 2023,  dipindahkan dari SRA ke Suaka Satwa (sanctuary) harimau sumatera di Barumun Nagari Kabupaten Padang Lawas Utara. Tujuannya untuk perawatan dan observasi lebih lanjut.

KLIK INI:  SMK Kehutanan Negeri Makassar Dukung Gerakan Rimbawan Anti Narkoba

Beru Situtung menjalani perawatan dan pemantauan di fasilitas penyelamatan kantor Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tapak Tuan-Aceh Selatan, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) sampai kondisinya pulih dan sehat.

Pada tanggal 8 April 2023 Beru Situtung dipindahkan ke Suaka Satwa Harimau Sumatera Barumun untuk dilakukan observasi/kajian perilaku, perawatan intensif dan hingga siap untuk dilepasliarkan.

Untuk lokasi pelepasliaran  satwa harimau Sumatera ini berada di zona inti blok hutan Lubuk Tanggok kawasan Taman Nasional (TN) Gunung Leuser Resort Sei Betung SPTN Wilayah VI Besitang, Bidang PTN Wilayah III Stabat. Pemilihan lokasi pelepasliaran sudah melalui kajian kesesuaian habitat yang dilakukan oleh Balai Besar TN Gunung Leuser bersama mitra pada tahun 2022.

KLIK INI:  Memerangi Jerat yang Menjerat Harimau Sumatera

Kegiatan pelepasliaran hari ini merupakan upaya penyelamatan satwa dari konflik satwa dan manusia, yang telah melalui proses rehabilitasi untuk mengembalikan sifat keliarannya kembali. Kegiatan pelepasliaran menggunakan tiga helikopter dari Angkatan Udara TNI, Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara dan juga dari Kementerian LHK.

TN Gunung Leuser keping terakhir di bumi

Topografi lokasi pelepasliaran yang berada pada zona inti kawasan TNGL relative datar dengan tinggi sekitar ± 45 meter/dpl dengan tutupan hutan yang masih terjaga. Ditemukan jejak beberapa jenis satwa mangsa harimau sumatera berupa babi hutan, rusa dan kijang dan ditemukan jejak harimau sumatera pada lokasi lepas liar.

Aktivitas masyarakat sangat jarang ditemukan di sekitar lokasi lepas liar. Atas pertimbangan-pertimbangan diatas maka lokasi tersebut layak untuk menjadi tempat pelepasliaran Harimau Sumatera.

KLIK INI:  Lagi dan Lagi, Harimau Sumatera Ditemukan Kehilangan Nyawa

Untuk menuju ke lokasi pelepasliaran, dibutuhkan waktu sekitar ± 4-5 jam menggunakan sampan boat bermesin bila kondisi debit air sungai besitang tinggi/naik.

Adapun jarak akses sungai lokasi lepas liar dengan dusun terdekat yakni Dusun Aras Napal Kanan dan Aras Napal Kiri sekitar ± 10 km secara garis lurus dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama ± 2-3 hari perjalanan dengan menyusuri aliran sungai Besitang ke arah hulu.

Pemilihan TN Gunung Leuser bukan tanpa alasan, menurut Menteri Siti, TN Gunung Leuser dikenal dunia sebagai keping terakhir di bumi yang didalamnya terdapat 4 flagship species sekaligus yaitu harimau, badak, gajah dan orangutan.

KLIK INI:  Kisah Tertangkapnya 17 Pelaku Illegal Logging di Kawasan Hutan Sungai Bening