Melihat Upaya BBKSDA NTT dalam Melestarikan Komodo

oleh -180 kali dilihat
Komodo
Kemesraan dua ekor komodo/foto-cnnindonesia.com

Klikhijau.com – International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap ancaman kepunahan.

Alasan kenapa hewan dari genus Varanus masuk dalam daftar rentan, karena habitatnya semakin menyusut.

Penyusutan habitat komodo disebabkan oleh aktivitas manusia. Karena itulah, untuk menjaga agar populasi komodo tidak merosot, maka Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT).

BBKSDA NTT tidak sendiri, tapi bersama lembaga konservasi Taman Safari Indonesia (TSI) melakukan sosialisasi dalam rangka persiapan habituasi dan pelepasliaran komodo di Kupang, Rabu, 8 Maret 2023 lalu .

Komodo yang akan dilepasliarkan itu merupakan hasil pengembangbiakan TSI Bogor dan akan dilepas ke habitat aslinya, yaitu Cagar Alam Wae Wuul, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

KLIK INI:  Melihat Siasat Tanaman Membersihkan Udara Kotor

Pelepasliaran komodo ke habitatnya di Cagar Alam Wae Wuul ini telah melalui serangkaian proses penelitian dan uji DNA, pemantauan populasi dan habitat serta kecocokan habitat.

Dari hasil uji DNA, dijelaskan bahwa induk komodo yang akan dilepasliarkan memang berasal dari Cagar Alam Wae Wuul ini.

Hewan yang juga dikenal sebagai kadal terbesar di dunia ini adalah spesies terbesar dari familia Varanidae. Dengan tubuh yang besar menjadikan satwa endemik Indonesia ini jadi salah satu hewan terkenal di dunia.

Hewan bernama ilmiah Varanus komodoensis juga termasuk kadal terbesar di dunia. Ia memiliki Panjang rata-rata 2 hingga 3 meter dengan berat bisa mencapai 100 kg.

Komodo telah dinobatkan sebagai pemangsa puncak di habitatnya karena selama ini tidak diketahui adanya hewan karnivora besar lain selain Komodo di sebarang geografisnya.

KLIK INI:  Mengenal 3 Jenis Satwa Endemik Sulawesi yang Dipulangkan ke Rumah

Meski terkenal, ditakuti dan juga dilindungi, nyatanya habitat hewan dari Ordo Squamata telah menyusut. Penyebabnya tentu saja  aktivitas manusia.

Sebenarnya untuk mengantisipasi menyusut atau punahnya komodo, pemerintah Indonesia telah menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi.

Habitatnya kini dijadikan taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo. Tujuannya didirikan taman nasional tersebut untuk melindungi hewan dari filum Chordata.

Rencana pelepasliaran

Mengenai rencana pelepasliaran komodo itu, Kepala Balai Besar KSDA NTT Arief Mahmud menyampaikan bahwa upaya konservasi komodo dan habitatnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Untuk konservasinya dibutuhkan peran kesabaran anak bangsa yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian satwa kharismatik ini.

“Kita bersyukur bahwa upaya konservasi komodo telah mendapat dukungan yang kuat dari Pemerintah Daerah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan masyarakat adat serta mitra kerja seperti Yayasan Komodo Survival Program dan Taman Safari Indonesia,” katanya saat pembukaan  sosialisasi  persiapan habituasi dan pelepasliaran komodo.

KLIK INI:  Dyah; Pengelolaan Ekosistem Mangrove, Tanggung Jawab Bersama

Lebih lanjut, Arief mengungkapkan langkah-langkah upaya pelestarian komodo terus mengalami kemajuan.

Diawali riset DNA dan sebaran populasi, monitoring habitat dan populasi, maka selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah memperkuat potensi masyarakat yang telah memiliki hubungan interaksi adat dengan komodo yang dikenal dengan Mbau atau saudara tua.

Salah satu keberhasilan tersebut terlihat dalam kerja sama Kementerian LHK melalui Direktorat KKHSDG dengan Taman Safari Indonesia yang juga didukung oleh PT Smelting.

Kerja sama ini telah berhasil mengembangbiakan komodo di kandang pemeliharaan. Rencananya sebanyak 6 ekor komodo hasil pengembangbiakan inilah yang akan dilepasliarkan ke Cagar Alam Wae Wuul, Kab. Manggarai Barat.

“Kami berharap semua pihak mendukung upaya konservasi komodo melalui pelepasliaran nantinya. Kami juga mengharapkan peran masing-masing sesuai kapasitas dengan rasa kepedulian yang sama. Agar komodo tetap lestari di bumi tercinta Flores sebagai rumah satu satunya satwa endemik ini di dunia,” pungkas Arief.

Semoga dengan adanya upaya pengembangbiakan dan pelepasliaran tersebut, komodo bisa keluar dari daftar rentan punah dari tangan IUCN. ***

KLIK INI:  Mengenal Pestisida Hayati, Kelebihan dan Kekurangannya