- Pohon Air Mata - 26/03/2023
- Pisang Mas, Potensi Desa Kindang yang Belum Dilirik - 22/03/2023
- Ibu, Halaman Rumah, dan Daun Singkong - 20/03/2023
Klikhijau.com – Tingkah hewan kadang menggemaskan dan bikin bingung. Semisal tingkah harimau sumatera yang terkena jerat di kawasan lindung Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Satwa endemik Indonesia yang kini terancam punah masih dalam masih dalam penanganan medis. Kabar ngambeknya harimau sumatera itu diungkapkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, Minggu 31 Maret 2019.
“Harimau jantan dewasa itu merajuk atau ngambek saat berada di pusat tehabilitasi. Harimau yang kena jerat di Pelalawan itu merajuk karena masalah air,” ungkap Siti.
Menurut Siti, tingkah ngambek satwa yang dilindungi itu, membuat tim terpadu melakukan pencarian penyebab ngambeknya, tidak mau minum dan mandi. Setelah lama ditelusuri penyebabnya harimau hanya mau minum dari areal gambut.
“Harimau itu ternyata maunya air yang bersumber dari gambut. Tidak mau air bersih. Jadi petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau membawa 2 tangki air dari areal yang khusus gambut. Setelah diberi air gambut, barulah harimau itu mau minum dan mandi. Air gambut tidak sebersih air umumya,” ucapnya seperti yang diberitakan sindonews.com
Harimau dewasa itu ditemukan terjerat pada 22 Maret 2019 di Desa Sangar, Pelalawan. Pada 24 Maret harimau itu baru berhasil dievakuasi. Petugas akhirnya membawa harimau yang terluka itu ke pusat rehabilitasi Harimau Sumatera Dhamasraya (PR-HSD), Provinsi Sumatera Barat
Kaki harimau jantan itu mengalami luka yang cukup serius pada bagian kaki karena terkena jerat dari baja oleh pemburu. Perburuan liar dan alih fungsi lahan secara massal membuat habitat harimau terus berkurang dan terancam punah jika tak segera diatasi