Direktur Konservasi Kera Besar Harapkan Ini untuk Orangutan Indonesia

oleh -160 kali dilihat
Direktur Konservasi Kera Besar Harapkan Ini untuk Orangutan Indonesia
Orangutan Tapanuli, spesies paling terancam punah/Foto-batangtoru.org

Klikhijau.com – Ini tentu kabar buruk bagi Indonesia karena orangutan Tapanuli, masuk dalam status critically endangered. Hal ini disebabkan oleh pembukaan lahan pertanian dan deforestasi hutan.

Selain itu, rencana pembangunan bendungan besar untuk pembangkit tenaga air oleh pihak swasta di habitat inti orangutan menjadi ancaman terbesarnya.

Pengembangan pembangkit listrik tenaga air ini dapat mengurangi habitat mereka yang tersisa hingga 8%. Hal ini layak menjadi perhatian karena laporan yang dirilis KLHK yang menunjukkan jumlah orangutan itu terus menurun dalam periode satu dekade ini.

Sementara, jumlah orangutan yang kurang dari 800 individu tersisa di alam liar menjadikannya salah satu primata paling terancam punah di dunia.

KLIK INI:  Orangutan Tapanuli, Spesies Baru yang Paling Terancam Punah di Dunia

Hal ini didasarkan pada sebuah laporan baru yang dikeluarkan Bristol Zoological Society (BZS), Primate Specialist Group of the International Union for Conservation of Nature (IUCN) Species Survival Commission (SSC), International Primatological Society (IPS), dan Global Wildlife Conservation (GWC).

Orangutan Tapanuli adalah salah satu primata paling terancam di dunia karena dampak kegiatan manusia. Termasuk hampir 70 persen dari 704 spesies primata dan subspesies yang dikenal di dunia dianggap terancam.

Bahkan lebih dari 40 persen terdaftar sebagai Kritis (Critically Endangered) atau Genting (Endangered).

Tentu tidak mengherankan jika orangutan Tapanuli masuk dalam daftar daftar resmi primata paling terancam di dunia. Ini mengingat ancaman yang ada pada populasi kecil ini. Begitu yang diungkapkan Dirck Byler, direktur konservasi kera besar GWC dan wakil ketua untuk Kelompok Spesialis Primata SSC IUCN tentang Kera Besar.

Menerapkan berbagai langkah yang tidak hanya akan melindungi orangutan dan habitatnya ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam upaya konservasi kera besar.

“Hal ini mengingat Indonesia sebagai rumah bagi orangutan Tapanuli dan dua spesies orangutan lainnya”, kata Dirck Byler.

Upaya konservasi ini juga memiliki potensi untuk memberikan dampak positif bagi ekonomi dan mata pencaharian lokal melalui ekowisata.

KLIK INI:  Lantaran Senggol Isu PLTA Batang Toru dan Orangutan Tapanuli, Diskusi Diintimidasi?
Pentingnya dukungan tindakan konservasi

Christoph Schwitzer, koordinator otoritas daftar merah IUCN untuk Grup Spesialis Primata SSC mengatakan, laporan ini mengungkapkan prediksi suram atau memburuk dari beberapa hewan paling luar biasa di dunia.

Beberapa di antaranya sangat terkenal dan yang lainnya masih jarang dipelajari, tetapi semuanya dalam bahaya kepunahan. Terancam karena penghancuran tanpa henti terhadap habitat mereka, perdagangan satwa liar ilegal dan perburuan hewan liar secara komersial.

Mari kita berharap jika semua ini masih belum terlambat. Apalagi saat ini ada peningkatan minat dan kesadaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap masalah lingkungan di dunia.

Di kalangan generasi muda khususnya, banyak di antaranya lebih terinspirasi, bersemangat, dan termotivasi dari sebelumnya untuk mengambil bagian membuat perbedaan.

Dukungan ini menjadi sangat penting dikombinasikan dengan tindakan konservasi yang efektif. Sangat penting jika kita ingin menghindari kepunahan hewan-hewan yang luar biasa dan karismatik ini selamanya.

KLIK INI:  Di Gowa Discovery Park, Siswa SDIT Insantama Makassar Diajak Mencintai Alam