Respon Serius Krisis Iklim Makassar, Unhas Gandeng Multi-Pihak Siapkan KKN Tematik Perubahan Iklim

oleh -18 kali dilihat
Curah Pendapat dan Penyiapan Kuliah Kerja Nyata Unhas Tematik Perubahan Iklim
Forum Curah Pendapat dan Penyiapan Kuliah Kerja Nyata Unhas Tematik Perubahan Iklim. (Foto: Ist)

Klikhijau.com – Inisiatif strategis lahir dari Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Pusat Studi Perubahan Iklim (PSPI) LPPM mengambil langkah progresif sebagai respon serius krisis iklim di Makassar dengan meluncurkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Perubahan Iklim.

Program ini dipersiapkan secara serius melalui forum “Curah Pendapat dan Penyiapan Kuliah Kerja Nyata Unhas Tematik Perubahan Iklim” yang menjadi fondasi kokoh untuk menghasilkan materi pembekalan spesifik untuk konteks Kota Makassar.

Forum yang digagas bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Hanns Seidel Foundation (HSF) ini mengangkat tema kunci “Sinergi Multi-Pihak dalam Merumuskan Program Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Kota Makassar: Dari Kebijakan Regional Menuju Aksi Komunitas Pesisir” berlangsung di salah satu hotel yang berada di jalan Ujungpandang, Bontoala, Kota Makassar, Selasa,. 25 November 2025.

Kepala Pusat Studi Perubahan Iklim Unhas, Rijal Idrus, menjelaskan bahwa forum tersebut menjadi langkah awal penting dalam menyusun materi KKN. Rijal menekankan perlunya pemahaman mendalam mahasiswa sebelum terjun ke lapangan.

KLIK INI:  Aksi Unik Selamatkan Bumi dengan Cabut Paku di Pohon

“Kami tidak ingin mahasiswa kami nantinya ada di lapangan namun belum memahami apa itu perubahan iklim, dan bagaimana solusi yang ditawarkan,” jelas Rijal Idrus.

Curah Pendapat ini dihadiri oleh perwakilan dari 32 kelembagaan yang terdiri dari 18 Fakultas di Unhas, 7 Perguruan Tinggi luar Unhas, serta perwakilan dari NGO/CSO, Jurnalis, dan Pihak Swasta. Kehadiran beragam pihak ini menunjukkan komitmen multi-sektoral dalam mengatasi isu iklim.

Rijal Idrus menambahkan bahwa tujuan utama forum ini adalah mencatat, merekam, dan menjaring pendapat dari berbagai perwakilan untuk dijadikan modul pembekalan, sebagai upaya mengedapankan perumusan solusi secara bersama.

“Output dari kegiatan ini adalah berupa modul atau materi pembekalan yang memilih tematik perubahan iklim sebagai satu tema yang terfokus,” tambahnya.

Menurutnya, materi yang diperoleh dari forum ini akan melalui proses pendalaman dan akan segera diterapkan. Dalam dua minggu ke depan, 200 orang mahasiswa akan dibekali untuk bertugas di masing-masing kelurahan di Makassar.

Pembekalan final dijadwalkan pada 9 Desember mendatang, sebelum para mahasiswa dengan berbagai kompetensinya diterjunkan.

KLIK INI:  Kenapa Penting Menanam Pohon di Sekitar Rumah?

“Materi yang menjadi output kemudian dapat ditiru, bahkan kita akan share ke kampus lain jika tertarik melakukan KKN tematik iklim,” ujar Dr. Rijal.

Langkah terobosan Unhas ini mendapat sambutan positif dari Pemerintah Kota Makassar. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Ferdi Mochtar, mengapresiasi Unhas yang telah memilih Kota Daeng sebagai lokus kegiatan KKN Tematik Iklim.

Ferdi menegaskan komitmen DLH untuk terus berkolaborasi dengan kampus dan masyarakat dalam mengatasi masalah iklim.

Ferdi tak menampik kondisi kota Makassar lima tahun terakhir yang kian meresahkan, dirinya mengatakan menjelang Desember hingga Februari kerap dilanda bencana hidrologi. Setiap tahunnya Makassar menjadi langganan banjir.

“Kondisi inilah yang mesti kita selesaiakan,” seru Ferdi mengajak multipihak berpartisipasi.

Salah satu Langkah yang telah dijalankan oleh DLH Makassar Adalah Program Kampung Iklim (Proklim) yang meski belum seluruhnya namun hal itu disebut sebagai Langkah kongkret, sehingga kehadiran para mahasiswa KKN nantinya akan menjadi penguatan tersendiri.

Tak hanya itu, Ferdi, menambahkan bahwa penanganan sampah yang menjadi salah satu tantangan juga telah menjangkau daerah pesisir dan pulau-pulau.

“Dua tahun terakhir ini  kami aktif membersamai masyrakat untuk melakukan pemilahan sampah termasuk di daerah pulau, kami mengangkat semacakm motivator lingkungan yang bekerja secara kontinu, mulai dari proses edukasi,” jelas Ferdi.