Satu-satunya di Sulsel, Desa Kanreapia Lolos Verifikasi Proklim Lestari

oleh -528 kali dilihat
Satu-satunya di Sulsel, Desa Kanreapia Lolos Verifikasi Proklim Lestari
Suasana di Rumah Koran - Foto: Ist

Klikhijau.com – Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa lolos untuk mengikuti verifikasi Program Kampung iklim (Proklim) kategori Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Ini adalah kategori tertinggi dalam penghargaan Proklim. Seperti diketahui ada empat tingkatan dalam nominasi Proklim antara lain: pratama, madya, utama dan lestari.

Sebelumnya, Desa Kanreapia telah menyabet penghargaan Proklim kategori utama pada tahun 2020 silam.

Menariknya Kabupaten Gowa menjadi satu-satunya daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yang akan mengikuti verifikasi Proklim Lestari. Capaian ini tidak lepas dari kinerja dan kolaborasi warga di Kanreapia selama bertahun-tahun.

Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menyambut bahagia capaian ini.

“Saya senang lewat Proklim ini Pemkab Gowa nanti bisa mengetahui apa-apa saja yang menjadi kelemahan, dan dievaluasi dengan upaya-upaya teknis bisa diperbaiki, termasuk merubah pola pikir masyarakat untuk lebih peduli terhadap perubahan iklim,” katanya dikutip Baktionline.

Penghargaan ini merupakan bagian dari penguatan dan mitigasi perubahan iklim berbasis warga.

KLIK INI:  Benarkah Banjir di Sebagian Sulsel Terjadi Karena Takdir Tuhan?

“Dari beberapa jurnal yang saya baca 54 persen Indonesia itu sudah memasuki musim kemarau. Tapi dari 100 persen wilayah Indonesia 87 persen itu diprediksi akan mengalami kemarau panjang oleh BMKG. Ini berarti bahwa stok pangan akan berbahaya karena beberapa daerah akan mengalami kekeringan,” ungkap Adnan.

Ketua Tim Verifikator, Muh. Kundarto mengapresiasi upaya yang diperkuat komunitas dan masyarakat di Desa Kanreapia.

Kundarto mengamati langsung bagaimana masyarakat yang berada di kawasan dataran tinggi sekitar 1300 m dpl ini banyak memanfaatkan lahan untuk tanaman sayur-sayuran, seperti kentang, labu, seledri, dan lain-lain. Dengan kondisi tanah yang sangat subur dan curah hujan beriklim basah, membuat produktifitas tanaman sayuran menjadi andalan di Sulawesi Selatan, bahkan bisa dikirim ke provinsi lainnya di Indonesia.

“Pergerakan masyarakat dalam bidang pertanian dan lingkungan ini memang cukup unik, diawali dari spirit beberapa penyuluh pertanian yang ingin memberdayakan para petani untuk meningkatkan pendapatan. Mereka mulanya didampingi oleh institusi kepolisian, khususnya Brimob, dalam pemakaian pupuk cair. Seiring waktu muncul dampingan dari ASTRA International dengan program CSR berupa Kampung Berseri ASTRA (KBA),” tulis Kundarto dalam sebuah catatan pribadinya.

Kundarto juga mengapresiasi geliat masyarakat di Kanreapia yang berperan penting dan strategis di masa pandemi Covid-19 selama 2 tahun, dengan rutin mengirim pasokan sayuran ke kota Makassar. Apalagi dengan kualitas sayuran yang unggul, makin mempermudah distribusi pemasaran, baik secara luring (offline) maupun daring (online).

“Gerakan masyarakat yang dipelopori oleh Pak Jamal mampu menggerakkan banyak dusun di sekitarnya, untuk bersama mengelola pertanian, khususnya model pertanian organik, pengelolaan sampah, ruang belajar bersama, peternakan, dan perikanan. Beberapa kali mereka mendapatkan penghargaan dari tingkat kabupaten, provinsi, nasional dan internasional (FAO),” tambahnya.

KLIK INI:  Wanatani, Sistem Pertanian dengan Aspek Sosial dan Ekologi yang Menjanjikan

Kolaborasi multi-pihak

Kundarto mengatakan spirit konservasi harus selalu digaungkan agar keberadaan budidaya tanaman semusim ini dapat berkelanjutan dan lestari, sehingga degradasi lahan dapat dihindarkan.

Bahkan, katanya, perambahan hutan dengan model pertanian berpindah mulai bisa ditekan, karena para petani lebih disibukkan untuk mengelola pertanian di lahan masing-masing.

“Pada pembina Proklim begitu bersemangat untuk mendukung gerakan masyarakat ini, dari DLH Kabupaten Gowa sampai DLH Provinsi Sulawesi Selatan. Bahkan Bupati Gowa memberikan dukungan kepada masyarakat agar menjaga kelestarian hutan dan bencana banjir longsor yang jadi langganan setiap tahun dapat ditekan. Penegakan aturan yang didukung oleh spirit masyarakat lokal dalam menjaga hutan adalah kolaborasi yang efektif,” ungkapnya.

Sementara itu, Jamaluddin Abu (Founder Rumah Koran) sangat bersyukur atas capaian ini.

“Puji Syukur Kehadiran Allah SWT, Tahun ini desa Kami Tercinta, Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa bisa menjadi salah satu Calon Proklim Lestari oleh KLHK,” katanya.

Jamal menegaskan bahwa capaian positif ini merupakan buah dari kerja keras semua pihak mulai dari pemerintah setempat maupun DLH Kabupaten Gowa sehingga tahun ini desa Kanreapia menjadi Satu – satunya Desa yang bisa mengikuti Verifikasi Kampung Iklim Lestari di Sulawesi Selatan.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi penyemangat buat kami penggerak dan seluruh warga desa agar lebih intens dalam menerapkan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim,” tutupnya.

KLIK INI:  Meski Masih Muda, 6 Aktivis Lingkungan Ini Tangguh dan Menginspirasi