Ratusan Anak Muda Jatim Deklarasikan Muda Wani Gerak Demi Tingkatkan Peran dalam Perubahan Sosial

oleh -16 kali dilihat
Ratusan Anak Muda Jatim Deklarasikan Muda Wani Demi Tingkatkan Peran dalam Perubahan Sosial-foto/Ist

Klikhijau.com – Sekitar 200 anak muda, dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Timur, mendeklarasikan aksi “Muda Wani Gerak!” dalam agenda peluncuran Jatim Young Changemaker Academy (JAYCA) di Marvell City Mall, Surabaya, Sabtu, 27 September 2025.

Menurut Ketua Panitia Peluncuran JAYCA, Bambang Kuncoro Yekti, Jatim Young Changemaker Academy merupakan jembatan antara generasi muda dengan para pelaku sociopreneur guna mendorong gerakan inisiatif kebaikan di kalangan anak muda Jawa Timur.

“Dengan mengusung aksi Muda Wani Gerak, JAYCA bertujuan untuk menanamkan lima prinsip aksi berbagi kebaikan orang muda, yakni melalui empati, memperkuat solidaritas,  mendorong inisiatif aksi, membangun kolaborasi, serta menumbuhkan gerakan berbagi kebaikan yang berkelanjutan,” kata Bambang dalam peluncuran JAYCA.

Sebagai program inkubasi sosial yang digagas bersama 13 lembaga/organisasi di Jawa Timur, tingkat nasional, maupun internasional, JAYCA akan menjadi wadah inkubasi dan pendampingan dalam membimbing orang untuk mengenali diri, membangun karakter, serta membentuknya menjadi inisiator perubahan.

KLIK INI:  5 Buku Penting untuk Memahami Krisis Iklim dan Solusinya

“Dengan melibatkan sociopreneur dari berbagai bidang, program inkubasi dan pendampingan remaja SMP dan SMA di Jawa Timur ini akan berjalan selama enam bulan,” ujar Bambang.

“Dalam ruang inkubasi ini, kami juga melibatkan dukungan orang tua dan keluarga sebagai pendamping,” tambahnya.

Menurut salah satu inisiator dan mentor JAYCA, Gusti Muhammad Hamdan, keterlibatan keluarga dalam program inkubasi JAYCA sangatlah penting agar para orang muda dapat merasakan dukungan yang lebih solid dalam mewujudkan ide-ide mereka.

“Sehingga mereka akan memiliki kepercayaan diri penuh dalam mengembangkan inisiatifnya hingga mampu mendaftarkan inisiasi mereka ke berbagai ajang kompetisi ide dan penghargaan, seperti Ashoka Young Changemaker, The Duke of Edinburgh International Award, Pemuda Pelopor, serta ajang penghargaan lainnya,” ujar Gusti yang juga pendiri Yayasan Urunan Kebaikan.

Dalam peluncuran JAYCA, hadir pula Kepala Dinas P3AK Provinsi Jawa Timur,  Dr. Tri Wahyu Liswati, M.Pd.

“Kami mengapresiasi inisiatif peluncuran JAYCA, dan semoga ini bisa menjadi sarana bagi orang muda di Jawa Timur untuk mendapatkan akses pendidikan, ruang tumbuh berpartisipasi, serta mampu menjadi bagian solusi problem sosial Jawa Timur, ” ujar Tri.

KLIK INI:  Kenali 8 Sumber Energi Terbarukan yang Melimpah di Tanah Air
Menjadikan Jatim Gudang Inovator Sosial

Melihat kembali ke belakang, Jawa Timur pernah dikenal sebagai tempat lahirnya inisiator gerakan sosial dan pemimpin bangsa. Sebut saja  Dr. Soetomo, pendiri Budi Utomo;  Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU); maupun Soerjopranoto, yang aktif dalam gerakan Sarekat Islam (SI).

“Namun kini peran ini semakin langka di Jawa Timur,” kata Bambang.

Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, sekitar 65% orang muda di Jawa Timur merasa tidak terlibat dalam kegiatan sosial dan lingkungan. Kondisi ini bahkan diperparah dengan tantangan krisis iklim, tekanan psikologis, kekerasan, hingga pola pengasuhan yang tidak adaptif terhadap perkembangan zaman.

KLIK INI:  Pandawara Group Diundang ke Istana Bahas Masalah Sampah, Respons Netizen Tak Terduga

Pada 2021, UNICEF  melaporkan bahwa lebih dari satu miliar anak hidup dalam risiko tinggi akibat perubahan iklim di Indonesia.

“Di sisi lain, satu dari tiga remaja mengalami masalah kesehatan mental,” ujar Bambang, yang juga Ketua Yayasan Ruang Pasien Indonesia.

“Di Jawa Timur sendiri, kasus kekerasan terhadap anak tergolong tinggi dengan kualitas lingkungan yang terus menurun, hingga membuat banyak remaja tumbuh dalam keadaan rentan: tidak percaya diri, sulit menghadapi tekanan, dan belum menyadari potensi dirinya,” tambahnya.

Menurut Youth Years Manager Ashoka, Ara Kusuma, JAYCA menawarkan sarana yang efektif untuk memulai gerakan inisiatif guna mendorong orang-orang muda Jawa Timur dalam menumbuhkan empati, kebaikan, serta  inovasi dan ide kreatif.

“Bila merujuk ke penelitian yang dilakukan oleh Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2022, sekitar 72% anak muda di Jawa Timur menyatakan ingin adanya platform untuk mengekspresikan kepedulian mereka terhadap isu-isu sosial, namun mereka tidak tahu harus mulai dari mana,” kata Ara.

“Dengan peluncuran JAYCA, saya yakin ini bisa menjawab kebutuhan orang muda Jawa Timur akan kebutuhan dalam mengekspresikan kepeduliannya terhadap isu-isu sosial,” lanjutnya.

KLIK INI:  Jajak Pendapat: 9 Isu Utama Anak Muda, Nomor 1 Isu Lingkungan Hidup

Sementara itu, salah seorang Ashoka Young Changemaker asal Jawa Timur, Luftan, melihat bila orang muda haruslah turun tangan dan terlibat dalam menghadapi krisis iklim dan isu sosial yang kini tengah berkelindan di Indonesia.

“Karena masa depan yang dipertaruhkan adalah milik kita sendiri, jadi kita tidak bisa hanya menjadi penonton,” ujar Luftan.

Dampak krisis ini sudah nyata, mulai dari bencana iklim, ketidakadilan sosial, hingga ancaman terhadap keberlanjutan hidup masyarakat. Karenanya, energi, kreativitas, dan keberanian orang muda menjadi modal penting untuk menciptakan solusi baru yang lebih segar, inovatif, dan inklusif,” lanjutnya.

Berjalan sepanjang enam bulan, sejak September 2025-April 2026, Jatim Young Changemaker Academy akan menjadi wadah inkubasi bagi 200 siswa SMP-SMA sederajat.

Ragam Manfaat

Dalam masa pelatihan tersebut, para peserta JAYCA akan mendapatkan mentoring dari para profesional di bidang sociopreneur di Indonesia, hingga mereka memperoleh sejumlah manfaat berupa:

  • Mentoring seminggu sekali bersama mentor berpengalaman yang memiliki latar belakang penggerak social atau social entrepreneur, praktisi, maupun pendiri komunitas sosial.
  • Berjejaring dengan pelbagai gerakan sosial yang memampukan peserta dalam memperkuat ide dan implementasi aksi.
  • Membangun hubungan dengan para pelaku sociopreneur berpengalaman dari berbagai macam sektor.
  • Menumbuhkan nilai family changemaker, melalui dukungan solid dari orang tua atau keluarga sebagai support system dalam mewujudkan ide-ide para peserta muda.
  • Berpontensi memperoleh anugerah penghargaan internasional The Duke of Edinburgh sebagai apresiasi atas jerih payahnya dalam memberikan dampak bagi dirinya, dan orang lain.
  • Memiliki peluang mengikuti Ashoka Young Changemaker 2027

“Di akhir program JAYCA pada April 2026, semua peserta akan mendapatkan penghargaan internasional The Duke of Edinburgh. Diharapkan juga, akan lahir gerakan-gerakan perubahan sosial yang mampu menjawab permasalahan di masa kini dan masa depan, juga berdampak positif bagi masyarakat Indonesia,” pungkas Bambang.

KLIK INI:  Memahami Krisis Iklim dan Penyebabnya, Ayo Ambil Peran untuk Bumi!