Klikhijau.com – Studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal eBioMedicine mengungkapkan ada empat jalur berbeda yang mengarah pada penyakit Alzheimer.
Keempat jalur tersebut diidentifikasi oleh para peneliti di UCLA Health. Mereka meneliti data kesehatan longitudinal dari hampir 25.000 pasien di University of California Health Data Warehouse dan memvalidasi temuan dalam All of Us Research Program yang beragam secara nasional.
Tidak seperti penelitian sebelumnya yang berfokus pada faktor risiko individu, analisis UCLA memetakan pola diagnostik berurutan yang mengungkap bagaimana kondisi berkembang selangkah demi selangkah menuju penyakit Alzheimer.
Para peniliti ini menganalisis catatan kesehatan elektronik, menawarkan wawasan baru tentang bagaimana kondisi tersebut berkembang seiring waktu dan bukan dari faktor risiko yang terisolasi.
Tim ini menganalisis 5.762 pasien yang menyumbangkan 6.794 lintasan perkembangan Alzheimer yang unik. Dengan menggunakan metode komputasi canggih termasuk perubahan waktu dinamis, pengelompokan pembelajaran mesin, dan analisis jaringan, para peneliti memetakan hubungan temporal antara diagnosis yang mengarah pada penyakit Alzheimer.
“Kami menemukan bahwa lintasan multi-langkah dapat mengindikasikan faktor risiko yang lebih besar untuk penyakit alzheimer daripada kondisi tunggal,” kata penulis pertama Mingzhou Fu , seorang mahasiswa pra-doktoral informatika medis di UCLA. “Memahami jalur ini secara mendasar dapat mengubah cara kita mendekati deteksi dini dan pencegahan.”
Empat jalur yang dimaksud
Berikut empat kelompok lintasan utama penyakit Alzheimer:
- Jalur kesehatan mental, yakni kondisi kejiwaan yang menyebabkan penurunan kognitif
- Jalur ensefalopati, yaitu kondisi disfungsi otak yang meningkat seiring waktu
- Jalur penurunan kognitif ringan berupa perkembangan penurunan kognitif secara bertahap
- Jalur penyakit vascular, yakni kondisi kardiovaskular yang berkontribusi terhadap risiko demensia
Menurut peneliti, setiap jalur menunjukkan karakteristik demografi dan klinis yang berbeda, yang menunjukkan bahwa populasi yang berbeda mungkin rentan terhadap rute perkembangan yang berbeda.
Studi ini menemukan bahwa sekitar 26% perkembangan diagnostik menunjukkan urutan arah yang konsisten. Misalnya, hipertensi sering kali mendahului episode depresi, yang kemudian meningkatkan risiko Alzheimer.
“Mengenali pola-pola berurutan ini daripada berfokus pada diagnosis secara terpisah dapat membantu dokter meningkatkan diagnosis penyakit Alzheimer,” kata penulis utama Dr. Timothy Chang , asisten profesor Neurologi di UCLA Health.
Bila divalidasi dalam populasi independen, lintasan multi-langkah ini memprediksi risiko penyakit Alzheimer lebih akurat daripada diagnosis tunggal saja. Temuan ini menunjukkan bahwa penyedia layanan kesehatan dapat menggunakan pola lintasan untuk:
- Stratifikasi risiko yang ditingkatkan: Mengidentifikasi pasien berisiko tinggi lebih awal dalam perkembangan penyakit
- Intervensi yang tepat sasaran: Menghentikan rangkaian kejadian yang membahayakan sebelum berkembang
- Pencegahan yang dipersonalisasi: Menyesuaikan strategi berdasarkan pola jalur individu
Validasi dalam Program Penelitian All of Us sebuah kelompok yang beragam dan representatif secara nasional mengonfirmasi bahwa pola lintasan ini berlaku di berbagai populasi dan demografi.
Dari Newswise








