Klikhijau.com – Setelah sehari sebelumnya menggelar penelitian mikroplastik dan aksi bersih-bersih Sungai Selokambang dalam rangka World Rivers Day, ECOTON Foundation dan Komunitas Sarka Space, Senin 29 Sept 2025 melakukan audiensi dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Bondowoso di Wisma Wakil Bupati.
Pertemuan tersebut dihadiri Wakil Bupati Bondowoso As’ad Yahya Syafi’i, S.E, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aries Agung Sungkowo, S.H, perwakilan BPBD dan BPMD Drs. Sigit Purnomo, M.M.
Diskusi tersebut membahas strategi jangka panjang untuk mengurangi kebocoran sampah ke sungai, memperkuat edukasi masyarakat, dan mendorong regulasi daerah dalam bentuk Peraturan Daerah Umum (PERDUM) agar pengelolaan sampah menjadi lebih terintegrasi.
“Saat ini Pemerintah Bondowoso sudah mengeluarkan Surat Edaran Tentang Pengelolaan Sampah Secara Mandiri sebagai turunan dari Perbup Pengurangan Sampah Plastik No.44 Tahun 2023, kita akan menggandeng DLH dan pegiat lingkungan untuk terlibat dalam sosialisasi pengurangan plastik dan pengelolaan sampah,” ungkap As’ad Yahya Syafi’i, Wakil Bupati Bondowoso.
Drs. Sigit Purnomo, M.M, perwakilan BPBD dan BPMD, menyatakan kesiapannya mendukung penuh rencana jangka panjang untuk mengurangi kebocoran sampah di sungai.
“Kami ingin mendorong masing-masing OPD dipaksa untuk tertib dalam pengelolaan sampah, kedepannya BPBD siap menyediakan fasilitas pelayanan sampah pada setiap dinas, termasuk menggerakkan OPD dan terbuka bagi masyarakat siap membantu logistik bersih-bersih lingkungan untuk upaya mitigasi bencana,” ujarnya.
Ketua Sarka Space, Ahmad Quraisy menegaskan pentingnya kolaborasi lintas elemen untuk menekan pemilahan sampah dari sumber.
“Dari hasil brand audit kemarin, kami menemukan 51,4% sampah di Sungai Selokambang adalah kantong kresek dan 14,6% sachet kopi. Jika sampah dipilah sejak di rumah, kita bisa mencegah sampah ini mencemari sungai. Kami mendorong lahirnya kampung percontohan zerowaste di Bondowoso dan instruksi resmi ke camat dan kepala desa untuk mengalokasikan dana desa bagi pengelolaan sampah,” jelasnya.
Kepala Laboratorium ECOTON Foundation, Rafika Aprilianti, menyampaikan temuan mikroplastik di air dan udara Bondowoso kepada Wakil Bupati.
“Air sungai dan udara di Bondowoso positif terkontaminasi mikroplastik, partikel mikroplastik bisa masuk ke tubuh manusia melalui air, udara, dan makanan. Ukurannya yang sangat kecil dapat menembus organ vital, memicu gangguan hormon, peradangan, bahkan risiko kanker,” ungkap Rafika.
Lebih lanjut, Rafika menyatakan ”Perlu ada pencegahan dari hulu melalui regulasi dan edukasi. Anggaran dana desa harus mengalokasikan untuk pengelolaan lingkungan, kami ingin Bondowoso punya banyak TPS3R pengelolaan sampah tidak sekedar open dumping dan membuat TPA overload, sampah harus selesai dan penanganan sampah sejak dari hulu.”
Mesti ada sanksi
Kepala DLH Bondowoso, Aries Agung Sungkowo, S.H, menyampaikan bahwa ”Harus ada pemberian sanksi pada aturan yang ada untuk memperkuat implementasinya di skala kawasan. Sebenarnya sudah ada kawasan percontohan disalah satu bank sampah perumahan istana bondowoso yang termasuk binaan dari sarkaspace bahkan bayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mereka bayarnya pakai sampah, tinggal kita memperkuat dan memberi dukungan dari pemerintah, karena apapun yang dilakukan oleh masyarakat di skala kawasan tetap ada tanggung jawab pemerintah.”
“APBDES sudah mewajibkan alokasi anggaran untuk pengelolaan sampah. Kami akan mengundang pelaku usaha HOREKA (Hotel Restoran Kafe) untuk sosialisasi pembatasan plastik, serta memastikan desa memiliki TPS3R dengan anggaran operasional yang memadai,” ungkap Agung (sapaan akrabnya) selaku Kepala DLH Kabupaten Bondowoso.
Sementara itu, Wakil Bupati Bondowoso, As’ad Yahya Syafi’i, S.E memberikan apresiasi kepada komunitas dan mengajak seluruh pihak untuk bergerak bersama.
”Saya berharap ini tidak berhenti sebagai diskusi, tapi juga dieksekusi tentunya harus berkelanjutan, harus lebih serius, lebih kontinyu, yang sangat penting bagaimana di daerah hulu itu clear. Perlu ada relawan pegiat lingkungan untuk ikut menyampaikan ke masyarakat kalau bisa di seluruh Bondowoso ini sampai tingkat RT, kita gaungkan kembali Bondowoso Berseri dan bebas dari sampah,” tegas Wakil Bupati Bondowoso.
Audiensi ini menghasilkan kesepakatan untuk mengadakan pertemuan lintas dinas, mendorong deklarasi komitmen bersama, dan memulai pembentukan kampung percontohan zero waste. Selain itu, Pemkab saat ini sedang mempersiapkan regulasi PERDUM Pengelolaan Sampah pada 2026 agar pengelolaan sampah selesai di tingkat desa.
Dengan langkah konkret ini, diharapkan kebocoran sampah plastik ke sungai dapat ditekan, kesehatan masyarakat terlindungi, dan Bondowoso dapat menjadi contoh kabupaten yang serius mengelola sampah secara berkelanjutan.