Kisah Pertemuan Menakjubkan dengan Katak Hijau yang Mungil

oleh -7 kali dilihat
Katak hijau-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Saya berhenti memetik kopi karena seekor katak berwarna hijau. Ukurannya mungil. Ia melompat di antara rerumputan. Menyembunyikan dirinya.

Awalnya saya abai saja. Di kebun, beragam fauna bisa ditemukan. Tapi, begitu memerhatikan katak itu. Ada ketertarikan dan ketakjuban bertumbuh. Namun, saat ingin menangkapnya. Ia melompat. Sembunyi di antara rerumputan.

Saya mencarinya. Namun, tak mudah menemukannya, sebab warnanya yang hijau menyatu dengan rerumputan yang berwarna sama. Namun, pantang menyerah sebelum mengabadikannya dengan kamera gawai

Setelah mencarinya beberapa saat. Saya berhasil menangkapnya. Itu pertama kalinya saya melihat katak berwarna hijau. Tubuhnya lunak dan halus. Tak begitu seram. Bahkan terkesan lucu menggemaskan.

KLIK INI:  Kenalkan Oreophryne Riyantoi, Katak Jenis Baru Endemik Sulawesi

Waktu telah sore saat itu, di Hari Sabtu, 23 Agustus 2025 lalu. Jam pulang dari kebun telah hampir tiba. Jika bukan karena petikan kopi yang salasala (tanggung) karena hanya tersisa beberapa pohon saja. Bisa saja saya tak bertemu dengan katak hijau itu karena keburu pulang lebih awal.

Barangkali memang benar, selalu ada hal baik di balik satu peristiwa. Seluka apa pun peristiwa itu, semengerikan apa pun itu.

Perihal katak, sebenarnya itu bukan perjumpaan baru bagi saya. Namun, yang sering saya lihat adalah katak yang umum saja. Berwarna hitam dengan kulit yang kasar.

KLIK INI:  Seorang Ibu Dapat Menularkan Plastik ke Bayinya yang Belum Lahir, Benarkah?

Katak sejenis ini di kampung saya namanya Cuppang. Kulitnya yang kasar kerap disematkan pada anak atau orang berkulit kasar.

Jika ada anak atau orang berkulit kasar, nama Cuppang kerap disamakan dengan kulitnya, misalnya bukkuleng Cuppang (berkulit seperti katak). Maksudnya kulitnya kasar seperti katak.

Cuppang, adalah nama yang disematkan pada katak darat. Di kampung saya, ada dua jenis katak, yakni katak darat dan air.

Untuk katak yang dihidup di air, nama lokalnya adalah Bonjeng. Ukurannya besar dan kerap mengagetkan.

KLIK INI:  Ekosistem Air, Ancaman dari Partikel Ban Terkelupas, dari Cara Mengatasinya

Bonjeng memiliki peran sosial di masyarakat yang cukup besar. Sebab menjadi salah satu penanda waktu. Saat mulai bernyanyi, itu tandanya malam akan segera tiba.

Karenanya, warga yang beraktivitas di kebun, saat mendengar Bonjeng mulai bernyanyi, mereka akan bergegas pulang ke rumah agar tak kemalaman.

Katak hijau yang mungil-foto/Ist
Masuk jenis apa?

Lalu bagaimana dengan katak hijau mungil yang saya temukan itu. Ia masuk jenis mana? Apakah Cuppang atau Bonjeng.

Jika melihat dari tempat saya bertemu dengannya, sangat mungkin tergolong ke jenis Bonjeng. Sebab saya dikagetkan di dekat saluran air.

KLIK INI:  Mengenal 3 Cagar Alam dari Tanah Sulawesi Selatan

Hanya saja, saya tak terlalu ingin terjebak ia masuk jenis mana. Saat itu, saya hanya ingin menikmati sensasi pertemuan saya dengannya. Rasanya menakjubkan.

Sepertinya, segala hal yang pertama memang menakjubkan, bukan?.

Pertemuan saya dengan katak hijau mungil itu, setidaknya membawa pelajaran yang bisa saya panen, bahwa di sekeliling kita banyak fauna menarik yang kadang luput dari perhatian.

Jika pun ada yang menarik dan unik, kita cenderung ingin menguasainya, menangkapnya lalu memenjarakannya dalam ruang yang terbatas.

KLIK INI:  Mengulik Peran dan Fakta Katak di Peringatan Hari Katak Sedunia

Padahal jika mereka berada di habitatnya, di alam liar. Kehidupan yang merdeka akan mereka cicipi. Cukuplah kita mengaguminya, bukan mengganggu apalagi merampas kemerdekaannya.

Seperti itu pula yang saya lakukan dengan katak hijau mungil itu, saya menangkapnya bukan untuk merampas kemerdekaannya, saya hanya ingin mengabadikannya dengan memotretnya.

Setelah berhasil mengambil beberapa foto dirinya, saya membiarkannya pergi, melompat di antara rerumputan hijau yang menyatu dengan warnanya yang juga hijau.

Dan semoga ia tetap lestari…

KLIK INI:  Perihal Bekantan dan Kunjungan Wamenhut ke TWA Pulau Bakut