Seorang Ibu Dapat Menularkan Plastik ke Bayinya yang Belum Lahir, Benarkah?

oleh -73 kali dilihat
Amankah Bagi Wanita Hamil Minum Kopi?
Ilustrasi/foto-id.theasianparent

Klikhijau.com – Ancaman plastik semakin meresahkan. Setelah para peneliti menemukan plastik ukuran mini yang dikenal dengan mikroplastik ada dalam darah manusia. Kini ditemukan pula jika mikro dan nano plastik sangat mungkin menjangkiti janin dalam perut.

Mikroplastik sendiri menurut The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) merupakan partikel yang berdiameter lebih kecil dari 5 mm. Sedangkan partikel nano merupakan material dengan setidaknya dua dimensi antara 1 dan 100 nm.

Persoalannya adalah penggunaan plastik belum juga surut hingga kini. Kita rasanya telah sangat nyaman menggunakannya. Memang  selama 70 tahun terakhir, umat manusia semakin bergantung pada bahan plastik untuk berbagai fungsi.

Tidak mengherankan jika saat ini, diperkirakan 6 miliar ton plastik telah berakhir di lingkungan di mana mereka secara bertahap terdegradasi dan terfragmentasi menjadi partikel berukuran mikrometer dan nanometer.

KLIK INI:  Di Tangan Ilmuwan, Bioplastik Bersalin Wajah jadi Pupuk

Mikroplastik dan nanoplastik (MNP) ini telah didistribusikan secara luas ke seluruh lingkungan dan rantai makanan, dan telah ditemukan di jaringan manusia dan mamalia lainnya.

Ada satu studi menyatakan bahwa MNP yang masuk ke dalam makanan dapat menghalangi usus dan memasuki aliran darah. MNP bahkan telah ditemukan di jaringan tikus dan laboratorium ikan.

Selain itu, keturunan tikus hamil yang diberi makan plastik dalam makanannya mengalami berbagai hasil yang tidak sehat yang mempengaruhi otak, testis, hati, sistem kekebalan, dan metabolisme.

Mengandung partikel plastik

Jaringan plasenta manusia, baik ibu maupun janin, juga terbukti mengandung partikel plastik yang sangat kecil. Namun, belum ada penelitian yang memastikan bahwa MNP dapat diturunkan dari ibu ke anak melalui plasenta.

Dalam penyelidikan baru oleh para ilmuwan Rutgers, tikus hamil diberi makan plastik berskala nano yang ditandai khusus untuk menentukan apakah plastik dapat melewati plasenta dan menembus jaringan bayi yang belum lahir.

Para peneliti berhipotesis bahwa 25 nm carboxylated red fluorescent polystyrene polystyrene sphere (PS25C) akan menjejerkan penghalang usus pada induk tikus dan kemudian juga melewati plasenta ke dalam darah dan jaringan janin.

KLIK INI:  Mengatasi Ancaman Mikroplastik di Laut dengan Robot Ikan

Lima tikus diberi makan cairan yang mengandung bola polistiren 25 nm pada hari ke 19 kebuntingan. Tikus kontrol tidak diberi makan dengan cara ini. Setelah 24 jam, tikus dikorbankan, dan jaringan mereka serta anak-anaknya dicitrakan. Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Nanomaterials, menunjukkan bahwa MNP tidak hanya melewati penghalang usus dan plasenta dalam waktu 24 jam, tetapi juga menembus hati, ginjal, jantung

“Masih banyak yang belum diketahui, tetapi hal ini tentu menjadi perhatian dan penelitian lanjutan,” kata  Philip Demokritou , Ketua Henry Rutgers dan profesor di bidang nanosains dan bioteknologi lingkungan di  Rutgers School of Public Health.

Demokritou juga menambahkan, penggunaan plastik telah meledak sejak tahun 1940-an karena harganya yang murah dan sifatnya yang serbaguna. Dari 9 miliar metrik ton yang diproduksi selama 60 tahun terakhir, 80 persen berakhir di lingkungan, dan hanya 10 persen yang didaur ulang.

“Plastik berbasis minyak bumi tidak dapat terurai secara hayati, tetapi pelapukan dan fotooksidasi memecahnya menjadi fragmen kecil. Fragmen kecil ini, yang disebut mikro-nano-plastik, ditemukan di paru-paru, plasenta, dan darah manusia, sehingga menimbulkan masalah kesehatan manusia. Sebagai peneliti kesehatan masyarakat, kami mencoba menilai risiko kesehatan dari kontaminan yang muncul untuk memberi tahu pembuat kebijakan dan mengembangkan strategi mitigasi. Tujuannya juga untuk meningkatkan penggunaan kembali dan daur ulang plastik dan bahkan menggantinya dengan plastik berbasis biopolimer yang dapat terurai secara hayati. Ini adalah bagian dari tujuan sosial kami yang lebih besar menuju keberlanjutan,” lanjutnya.

KLIK INI:  ‘Pakintaki’, Ini 3 Langkah Jitu Masak Daging Agar Cepat Empuk!

Hasilnya mengkonfirmasi hipotesis para peneliti, bahwa MNP dapat melewati penghalang plasenta dan menembus jaringan keturunan yang belum lahir. Mereka juga menyarankan potensi transfer ibu-janin dari MNP polistiren skala nano.

Para peneliti mengakui bahwa penyelidikan hanya melibatkan MNP polystyrene, dengan satu ukuran spesifik, dan ini tidak mewakili berbagai MNP lingkungan yang terpapar pada hewan dan manusia.

Namun, mereka dapat membuktikan, untuk pertama kalinya, bahwa plastik sebesar ini dapat melewati penghalang plasenta dan memengaruhi jaringan keturunannya.

“Diperkirakan rata-rata manusia menelan dan menghirup sekitar 5 g MNP seminggu, jumlah yang sama dengan massa kartu kredit. Belum ditunjukkan apakah jumlah ini, yang tertelan oleh wanita hamil, akan memiliki efek yang sama pada bayi yang belum lahir, meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa plastik memang mempengaruhi perkembangan embrio manusia,” tutup Demokritou.

KLIK INI:  Kenapa Para ilmuwan Menolak Peternakan Gurita?

Sumber: Earth