Cakkuru (Kencur), Tanaman Obat dan Rempah yang Luput dari Perhatian

oleh -8 kali dilihat
Cakkuru atau kencur-foto/Greeners
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Daeng Mamo, sepupu saya itu datang ke rumah. Ia tinggal di Makassar. Berjualan di pasar Karuwisi. Beragam jenis ia jual, termasuk sayuran dan rempah.

Berselang beberapa menit setelah ia duduk. Ditanyakanlah perihal cakkuru kepada Ayah. Ia tahu, Ayah  pernah menanamnya. Tak banyak.

Harga cakkuru menurutnya cukup menjanjikan, 20 ribu rupiah perkilonya. Tanaman yang terlihat melatah ini, jika dilihat sekilas hanya akan dianggap rumput liar.

Tanaman berimpang ini, di Desa Kindang, Bulukumba belum banyak yang menanamnya. Masih asing. Warga lebih suka menanam tire atau porang. Harganya lebih melangit.

KLIK INI:  “Ramuan di Segitiga Wallacea” dan Tradisi Penyembuhan dari Tumbuhan Liar

Ketika sepupu menyebut nama cakkuru. Iseng saya mencari tahu apa itu cakkuru, jenis tanaman apa, dan manfaatnya seperti apa?

Setelah menelusuri via google, rupanya cakkuru adalah nama lokal dari kencur. Nama ilmiahnya Kaempferiagalanga L. Kata kencur bukanlah sesuatu yang asing di telinga kita.

Ungkapan “masih bau kencur” acap kita dengar. Kata itu untuk menggambarkan seseorang yang masih berusia anak-anak atau orang dewasa yang bersifat anak-anak.

Tanaman cakkuru atau kencur yang ditanam Ayah di bawah pohon kopi, memang tak banyak. Dulu, ketika pertama melihatnya, saya kira tanaman itu hanyalah rumput. Hampir saja saya mencabut. Menetak napasnya.

Untung ada Ayah yang melarang. Jika tidak, cakkuru yang bibitnya dibawa Ibu dari Mallawa, Maros itu, hanya akan tinggal cerita, bahwa ia pernah membawa bibit cakkuru dari Maros lalu ditanam Ayah yang kemudian dicabut oleh anak lelakinya karena mengira hanya rumput.

KLIK INI:  Jintan Putih, Bumbu Dapur yang Kaya Manfaat dan Cara Meraciknya
Ragam manfaat

Jai abboya, napareki pabballe na rempah, (banyak yang cari untuk dijadikan obat dan rempah,” kata sepupu saya itu, Kamis, 13 November 2025 kemarin.

Allemi, kuballi,I (ambil saja (panen) saya beli,” lanjutnya.

Mendengar jika ada harganya, Ayah kemudian berinisiatif ke kebun memanennya. Dan begitu sepupu keluar dari rumah. Ayah juga bersiap ke kebun.

Kenapa harus menunggu sepupu meninggalkan rumah terlebih dahulu, sebab dalam budaya Bugis- Makassar, pantang meninggalkan tamu. Itu tak sopan.

KLIK INI:  Menilik Khasiat Pulasari sebagai Penyembuh Beragam Penyakit

Saat Ayah pergi ke kebun. Saya juga bergeser ke TB (tandabaca). di TB  saya kemudian mencari tahu, apa manfaat cakkuru. Kenapa banyak yang mencarinya

Menurut Rohama dkk (2024) bahwa hasil uji farmakologi, kencur diklasifikasikan sebagai antineoplastik, antioksidan, vasorelaksan,  larvasida,  dan  antibakteri  sehingga  kandungannya dapat  digunakan sebagai obat untuk radang lambung, influenza, masuk angin,sakit kepala, batuk, diare, melancarkan haid, penyakit kulit, luka, dan rematik.

Pemanfaatan kencur baik pada kalangan industri maupun rumah tangga bukan hanya digunakan sebagai obat namun bisa juga sebagai makanan, minuman yang kaya akan manfaat bagi kesehatan (Soleh dan Sandra, 2019)

KLIK INI:  8 Tanaman Pengusir Demam yang Mudah Ditemukan

Sedangkan menurut Kumar (2014), kencur banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus, rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut.

Selain itu kencur juga mempunyai aktivitas antiinflamasi yang diuji pada radang akut (Hasanah, 2011).

Setelah menemukan manfaat cakkuru itu, saya jadi tak terlalu kaget, kenapa sepupu saya mencarinya dan kenapa pula banyak pelanggannya yang mencari tanaman yang diduga kuat berasal dari India itu.

KLIK INI:  Boroco, Tanaman Obat Potensial yang Dibiarkan Tumbuh Liar
Mudah dibudidayakan

Ibu maupun Ayah sangat jarang sekali mengkutui cakkuru yang mereka tanam itu. Tak ada pupuk, hanya mereka mencabuti rumputnya jika telah meninggi.

Saat kemarau, tak ada drama siram menyiram. Tanaman itu tumbuh sangat mandiri. Tak manja. Ia merawat dirinya sendiri.

Saat memanennya, pun tak ribet, seperti memanen kunyit atau jahe saja. Yang sedikit merepotkan hanya saat membersihkannya, memisahkan akarnya yang kecil dari umbinya–seperti membersihkan jahe.

Menariknya, tanaman ini luput dari serangan hama babi. Babi, di kampung saya, Kindang babi adalah hama yang paling meresahkan. Nyaris tak ada tanaman berumbi yang selamat, tapi cakkuru adalah pengecualian.

Jadi, tanaman ini sangat cukup menjanjikan untuk dibudidayakan dan mendapat perhatian.

KLIK INI:  Dianggap Gulma, Rupanya Boborongan Dapat Mengatasi Beragam Penyakit