Klikhijau.com – Mendung menggantung di langit Bulukumba. Lalu menyelimuti hutan kota kabupaten berjuluk Butta Panrita Lopi itu.
Di Teater Arena Hutan Kota, suasana riuh. Keriuhan itu menandai dimulainya Festival 3 Sungai, Sabtu, 28 Juni 2025.
Kegiatan kolabiratif berbagai komunitas/lembaga yang ada di Bulukumba dan di luar Bulukumba ini menyorot tiga sungai besar yang ada di Bulukumba, Sungai Bialo, Balantieng, dan Bijawang. Kegiatan akan berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (28-29 Juni 2025).
Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf dalam sambutannya memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya, terselenggaranya kegiatan Festival 3 Sungai.
Menurutnya, di Kabupaten Bulukumba ada stakeholder dan komunitas yang peduli terhadap sungai di Bulukumba, sebagai bagian dari upaya melestarikan lingkungan alam, demi terwujudnya kondisi kehidupan yang nyaman dan berkelanjutan kepada generasi-generasi yang akan datang.
“Festival 3 Sungai ini tentu sebagai bentuk refleksi dan ajakan bersama untuk lebih peduli terhadap salah satu sumber kehidupan paling vital kita adalah sungai,” katanya.
“Sungai bukan hanya aliran air. Sungai adalah nadi kehidupan masyarakat, sumber air bersih, sarana irigasi pertanian, habitat flora dan fauna serta bagian dari warisan budaya dan sejarah kita,” lanjutnya.
Meski sungai memiliki peran penting, kenyataan yang dihadapi saat ini cukup memprihatinkan. Sungai-sungai banyak yang tercemar, terdegradasi, dan kehilangan fungsinya karena limbah, sampah plastik, serta aktivitas yang tidak ramah lingkungan.
“Oleh karena itu, menjaga dan melestarikan sungai bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban moral dan tanggung jawab bersama. Sungai yang bersih dan lestari berarti menjamin kualitas hidup anak cucu kita di masa depan,” urainya.
Menyentuh aspek edukatif
Andi Utta panggilan akrab Bupati Bulukumba tersebut juga menegaskan bahwa kegiatan Festival Sungai bukan hanya menyuarakan isu pelestarian lingkungan, tetapi juga menyentuh aspek edukatif dan kultural melalui rangkaian kegiatan, workshop, diskusi publik, pameran, hingga lapak buku untuk membangun kesadaran dan literasi ekologi di tengah masyarakat.
“Semoga semangat kolaborasi seperti ini bisa terus tumbuh dan menginspirasi berbagai pihak lainnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan, khususnya ekosistem sungai,” harapnya.
“Lebih penting, saya ingin mengajak seluruh masyarakat Bulukumba-mulai dari anak-anak, pelajar, petani, pelaku usaha, hingga jajaran pemerintah-untuk menjadikan pelestarian sungai sebagai bagian dari gaya hidup dan budaya kita sehari-hari,” tambahnya.
Lebih jauh, Andi Utta juga mengajak masyarakat menjaga lingkungan dari dengan memulai dari hal-hal sederhana: tidak membuang sampah sembarangan, menjaga bantaran sungai, dan mendukung kebijakan hijau.